Note

Inflasi Singapura Meroket ke 4,4 Persen, Rekor Tertinggi Sejak 2008

· Views 73

Jakarta, IDN Times - Inflasi Singapura pada Juni 2022 mencapai level tertinggi sejak November 2008 dengan menyentuh angka 4,4 persen secara year on year (YoY). Meroketnya angka inflasi disebabkan oleh kenaikan harga jasa, bahan pangan pokok, ritel, listrik, hingga gas.

Inflasi inti Singapura sendiri naik signifikan dari 3,6 persen pada bulan Mei lalu. Pemerintah Singapura merilis data inflasi pada Senin (25/7/2022). Terakhir kali Singapura melaporkan inflasi YoY yang lebih tinggi adalah pada November 2008 lalu saat laju inflasi inti menyentuh angka 5,5 persen.

Baca Juga: Inflasi AS Juni 2022 Meroket ke 9,1 Persen, Rekor Tertinggi Sejak 1981

1. Inflasi keseluruhan Singapura naik menjadi 6,7 persen

Inflasi Singapura Meroket ke 4,4 Persen, Rekor Tertinggi Sejak 2008Ilustrasi Bandara Singapura (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Otoritas Moneter Singapura atau Monetary Authority of Singapore (MAS) dan Kementerian Perdagangan dan Industri atau the Ministry of Trade and Industry (MTI) menyatakan  indeks harga konsumen utama atau inflasi keseluruhan Singapura naik menjadi 6,7 persen secara YoY di bulan Juni ini. Angka tersebut melampaui angka 5,6 persen seperti yang dilaporkan di bulan Mei lalu.

Inflasi bahan pangan pokok mencapai angka 5,4 persen pada Juni dibandingkan 4,5 persen pada Mei lalu. Peningkatan sendiri akibat dari kenaikan yang lebih besar pada harga layanan makanan dan makanan tidak dimasak.

2. Sektor ritel hingga listrik jadi penyumbang angka inflasi

Inflasi Singapura Meroket ke 4,4 Persen, Rekor Tertinggi Sejak 2008Ilustrasi Inflasi. IDN Times/Arief Rahmat

Inflasi untuk ritel dan barang-barang lainnya juga meningkat dengan mencapai angka 3,1 persen di bulan Juni dari 1,8 persen di bulan Mei. Peningkatan tersebut dikarenakan biaya obat-obatan dan produk kesehatan naik dan harga pakaian dan alas kaki mencatat kenaikan yang lebih tajam.

"Harga listrik dan gas naik tipis dengan inflasi sebesar 20 persen pada Juni dibandingkan 19,9 persen pada Mei karena harga rata-rata paket listrik yang ditawarkan oleh pengecer Open Electricity Market (OEM) naik lebih cepat," lapor MAS dan MTI.

3. Inflasi sektor jasa sendiri naik menjadi 3,4 persen

Inflasi Singapura Meroket ke 4,4 Persen, Rekor Tertinggi Sejak 2008Ilustrasi Singapura (IDN Times/Sunariyah)
Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

  • Mengenal 6 Metode Pembayaran Cashless Terpopuler di Indonesia
  • Kenali 3 Jenis Utama Pengeluaran, Penting biar Keuangan Lebih Teratur!
  • Pengadilan AS Minta Elon Musk & Twitter Ikuti Sidang pada Oktober

Sementara itu, inflasi sektor jasa sendiri naik menjadi 3,4 persen dari 2,6 persen di bulan Mei karena laju kenaikan yang lebih cepat dalam biaya liburan dan layanan transportasi, serta tiket pesawat. Inflasi akomodasi naik 0,2 persen menjadi 4,2 persen pada Juni karena kenaikan yang lebih besar dalam sewa rumah.

"Inflasi transportasi pribadi melonjak menjadi 21,9 persen dari 18,5 persen pada Mei di tengah kenaikan harga mobil dan biaya bensin," tulis MAS dan MTI.

4. Inflasi inti diproyeksikan meningkat ke puncak 4 sampai 4,5 persen pada kuartal ketiga

Inflasi Singapura Meroket ke 4,4 Persen, Rekor Tertinggi Sejak 2008Ilustrasi Singapura (IDN Times/Fitang Budhi Adhitia)

MAS menyatakan dalam laporan tahunannya awal bulan ini bahwa inflasi inti diproyeksikan meningkat ke 4 sampai 4,5 persen pada kuartal ketiga, sebelum mereda menjelang akhir tahun ini di sekitar 3,5 sampai 4 persen.

"Ini (inflasi) jauh lebih tinggi daripada yang biasa terjadi di Singapura," kata direktur pelaksana MAS, Ravi Menon.

Baca Juga: Inflasi Inggris 9,4 Persen, Cetak Rekor Tertinggi selama 40 Tahun

5. Pengetatan kebijakan moneter dalam sembilan bulan terakhir jadi langkah tekan inflasi

Inflasi Singapura Meroket ke 4,4 Persen, Rekor Tertinggi Sejak 2008Komoditi pangan, cabai merah (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Dengan angka inflasi yang meningkat, MAS diperkirakan akan memperketat kebijakan moneter dalam sembilan bulan terakhir. Untuk periode tahun secara keseluruhan, inflasi inti diproyeksikan rata-rata antara 3 persen dan 4 persen, sementara inflasi utama diperkirakan antara 5 persen dan 6 persen.

"Kami mencatat bahwa secara global, gesekan rantai pasokan telah sedikit mereda dan beberapa kenaikan harga komoditas telah merata. Namun demikian, inflasi global kemungkinan akan tetap tinggi karena pasar komoditas utama terus menghadapi kendala pasokan dan pasar tenaga kerja di banyak ekonomi utama tetap ketat," ujar MAS dan MTI. 

Selain itu, pemulihan permintaan domestik di beberapa ekonomi regional karena pembatasan COVID-19 dilonggarkan juga dapat meningkatkan inflasi.

"Oleh karena itu, tekanan kenaikan pada harga impor Singapura diperkirakan akan terus berlanjut," jelas MAS dan MTI. 

Baca Artikel Selengkapnya

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.