Harga Emas Tertekan Bullish Dolar Dan Kenaikan Pajak Emas India

Seputarforex - Harga emas ditutup di level rendah tiga pekan pada sesi perdagangan Sabtu (02/Juli) pagi. Penguatan Dolar AS dan ekspektasi kenaikan suku bunga, membuat logam mulia tersebut sepi peminat. Demikian pula dengan pasar emas bullion. Prospek permintaan emas fisik di India diperkirakan anjlok, menyusul kebijakan pemerintah setempat yang menaikkan pajak impor emas.

Di Comex New York, harga emas futures turun 0.3% ke $1,801.5 per ounce. Harga emas spot tergelincir 0.1% ke $1,804.81 per ounce, dengan total penurunan hingga 1.2% dalam sepekan. Saat berita ini diturunkan, XAU/USD diperdagangkan di angka $1,810.10.

Para investor lebih memilih berinvestasi safe haven ke Dolar AS, di tengah perkembangan isu mengenai risiko resesi. Akibatnya, harga emas turun karena harganya menjadi mahal bagi pembeli dengan mata uang selain Dolar AS. "Dolar adalah faktor terbesar yang menekan emas, selain ekspektasi kenaikan suku bunga," kata Chris Gaffney, pakar komoditas dari TIAA Bank.

Kebijakan moneter hawkish yang digaungkan oleh bank sentral negara-negara maju, turut menjadi momok bagi bullish emas di tengah aksi penghematan yang dilakukan oleh pembeli emas retail AS, mengingat ancaman resesi pertumbuhan ekonomi dan kenaikan inflasi. Hal itu membuat pasar dilanda sentimen penghindaran risiko.

Di India, negara konsumen emas terbesar kedua dunia, penjualan emas fisik jeblok setelah pemerintahnya menaikkan bea impor emas sangat tinggi, dari 7.5% menjadi 12.5%. Upaya tersebut terpaksa dilakukan guna menurunkan defisit perdagangan dan mengerek nilai tukar Rupee.

Para dealer emas India berusaha menarik minat pembeli dengan menawarkan diskon besar-besaran pekan ini. Namun, usaha tersebut tampaknya belum menampakkan hasil signifikan. "Kenaikan harga yang tiba-tiba dapat menurunkan permintaan perhiasan bulan ini," kata Prithviraj Kothari, direktur pelaksana RiddiSiddhi Bullions.