Pasardana.id - PT Bakrie & Brothers Tbk (IDX: BNBR) mencatatkan laba bersih sebesar Rp53,107 miliar sepanjang tiga bulan pertama tahun 2024, atau turun 23,1 persen dibanding periode sama tahun 2023 yang mencapai Rp69,957 miliar.
Dampaknya, laba bersih per saham dasar diatribusikan kepada pemilik entitas induk ke level Rp1,6 per lembar pada akhir Maret 2024. Sedangkan di akhir Maret 2023 berada di level Rp3,2 per helai.
Hasil laba tersebut hanya mengikis defisit 0,27 persen dibanding akhir tahun 2023 menjadi Rp19,479 triliun pada akhir Maret 2024.
Direktur Utama BNBR, Anindya Novyan Bakrie melaporkan pendapatan bersih Rp854,32 miliar pada kuartal I 2024.
Hasil itu tumbuh 2,2 persen dibanding kuartal I 2023 mencapai Rp835,36 miliar.
Rinciannya, pendapatan dari lini usaha infrastruktur dan manufaktur menciut 0,36 persen secara tahunan menjadi Rp811,49 miliar pada kuartal I 2024.
Senasib, pendapatan jasa pabrikasi dan konstruksi turun 44,9 persen secara tahunan menjadi Rp11,464 miliar.
Tapi, BNBR mulai membukukan pendapatan dari perdagangan, jasa, dan investasi sebesar Rp31,372 miliar pada kuartal I 2024. Pos ini nihil pada kuartal 1 2023.
Menariknya, beban pokok pendapatan dapat ditekan sedalam 4,9 persen secara tahunan menjadi Rp648,99 miliar pada kuartal I 2024.
Alhasil, laba kotor naik 34,8 persen secara tahunan menjadi Rp205,33 miliar.
Tapi laba sebelum pajak penghasilan turun 24,3 persen secara tahunan menjadi Rp76,264 miliar pada akhir Maret 2024.
Salah satu pos penekannya, penghasilan lain-lain anjlok 70,3 persen secara tahunan menjadi Rp19,879 miliar.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan kuartal I 2024 tanpa audit BNBR yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (30/4/2024).
Selain itu, BNBR mengakui memiliki pinjaman yang telah jatuh tempo dan sedang melakukan negosiasi dengan krediturnya untuk menataulang struktur utang.
Hot
No comment on record. Start new comment.