Makin Efisien, GoTo Pangkas Penggunaan Kas Operasi hingga 96% di Q1-2024

Emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mampu memangkas penggunaan kas operasi untuk operasional dan investasi pada 3 bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year on year).

Berdasarkan data laporan keuangan GOTO per Maret 2024, perseroan mencatat penggunaan kas untuk operasi sebesar Rp 185,31 miliar. Adapun jumlah ini berkurang 90,48% dari kuartal I-2023 sebesar Rp 1,95 triliun.

Sesuai laporan keuangan tersebut, penggunaan kas operasi di antaranya untuk pembayaran kepada pelanggan, pembayaran kepada pemasok (pedagang dan penyedia jasa logistik), pembiayaan yang disalurkan kepada pengguna, pembayaran kepada karyawan, dan pembayaran biaya keuangan.

Dengan adanya tambahan penerimaan dari pelanggan yang mencapai Rp 5,15 triliun maka terhitung arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi GOTO per Maret 2024 sebesar Rp 81,68 miliar. Jumlah ini berkurang hingga 95,77% dari periode Maret 2023 sebesar Rp 1,93 triliun.

Adapun secara umum, GOTO masih memiliki total kas dan setara kas termasuk deposito per Maret 2024 sebesar Rp 23,02 triliun. Dengan total aset sebesar Rp 47,74 triliun, masih terdapat liabilitas Rp 12,57 triliun dan total ekuitas Rp 35,17 triliun.

"Pada kuartal pertama 2024, GoTo mencatatkan pertumbuhan topline kuat. Hal ini tercermin pada pertumbuhan GTV inti Grup sebesar 32% dibandingkan tahun sebelumnya,serta pertumbuhan pendapatan bruto sebesar 18% dibandingkan tahun sebelumnya," ujar Direktur Keuangan Grup GoTo Jacky Lo dalam keterangannya, Senin (29/4/2024).

"Sementara itu, EBITDA yang disesuaikan, tetap sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga kami berada di jalur yang tepat untuk mempertahankan pedoman EBITDA yang disesuaikan untuk tahun buku 2024. Kami akan tetap berinvestasi dengan hati-hati, mempertahankan pengelolaan beban usaha secara disiplin, seiring langkah mempertahankan pertumbuhan bisnis jangka panjang," imbuhnya.

Pendapatan Melesat

Sepanjang kuartal I-2023, GOTO mencatat pendapatan bersih perusahaan naik 22% menjadi Rp 4,08 triliun dari pendapatan bersih kuartal I-2023 sebesar Rp 3,33 triliun.

Adapun pendapatan terbesar berasal dari pos imbalan jasa yang mencapai Rp 1,58 triliun atau 39% terhadap total pendapatan. Selanjutnya, disusul pendapatan dari jasa pengiriman sebesar Rp 1,38 triliun, jasa pinjaman Rp 285 miliar, imbalan iklan Rp264 miliar, imbalan jasa e-commerce (dari Shop Tokopedia) sebesar Rp 110 miliar, dan pendapatan lain lain senilai Rp 458 miliar.

Dengan demikian, perseroan mencatatkan rugi bersih atribusi entitas induk sebesar Rp 861,91 miliar pada kuartal I-2024, turun hingga 78% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang merugi hingga Rp 3,86 triliun. Adapun angka ini merupakan adalah rugi terendah sepanjang sejarah perusahaan yang didirikan sejak Desember 2015.

Sebagai perbandingan, pada kuartal I-2022 rugi atribusi GOTO sebesar Rp 6,47 triliun. Sedangkan rugi pada kuartal I-2021 mencapai Rp 1,81 triliun.

Selain pendapatan yang naik, GOTO juga menekan jumlah biaya dan beban sebesar 32% menjadi Rp 5,02 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 7,38 triliun.

Adapun penurunan beban terbesar berasal dari beban penjualan dan pemasaran, yang bisa diturunkan hingga 56% menjadi Rp 723 miliar dari Rp 1,63 triliun. dan beban pengembangan produk turun 62% menjadi Rp 353 miliar dari Rp 933 miliar.