Note

Harga Tembaga Menguat ke Level Tertinggi 2 Tahun, Timah dan Nikel Turun

· Views 16
Harga Tembaga Menguat ke Level Tertinggi 2 Tahun, Timah dan Nikel Turun
Harga Tembaga Menguat ke Level Tertinggi 2 Tahun, Timah dan Nikel Turun. (Foto: Reuters)

IDXChannel - Harga tembaga berjangka (futures) menguat 0,69 persen menuju USD9.773 per ton, pada perdagangan Kamis (25/4/2024).

Kinerja tembaga kembali ke level tertinggi dalam hampir dua tahun karena kabar tawaran BHP Australia untuk membeli saham perusahaan tembaga Anglo American.

Baca Juga:
Harga Tembaga Menguat ke Level Tertinggi 2 Tahun, Timah dan Nikel Turun Terkait Subsidi Asing, Perusahaan China Digerebek di Uni Eropa 

Dikabarkan BHP menawar seluruh saham Anglo American senilai hampir USD39 miliar untuk menjadi produsen tembaga terbesar dunia.

Daria Efanova, kepala penelitian di Sucden Financial mengatakan tembaga telah kembali berada di level support USD9.690 per ton. Harga tembaga juga bisa diprediksi tembus USD10.000 per ton.

Baca Juga:
Harga Tembaga Menguat ke Level Tertinggi 2 Tahun, Timah dan Nikel Turun Bursa Asia Bertenaga Jelang Akhir Pekan usai Rilis Data PDB AS

Pekan lalu, harga tembaga juga sempat melonjak ke level tertinggi dalam dua tahun, di kisaran USD10.000 per ton.

Impor tembaga olahan China juga naik 20 persen sepanjang 2024.

Baca Juga:
Harga Tembaga Menguat ke Level Tertinggi 2 Tahun, Timah dan Nikel Turun Harga Emas Turun Hampir 3 Persen Sepekan usai Pengumuman Data PDB AS

Dengan kondisi pasar saat ini, lembaga keuangan Citi memperkirakan harga tembaga akan meroket hingga USD12.000 per ton dalam tiga bulan ke depan.

Harga timah berjangka melemah 0,3 persen di level USD31.836 per ton pada periode yang sama.

Namun demikian, harga timah sempat menguat di atas USD32.000 per ton untuk pertama kalinya sejak Juni 2022, mengikuti lonjakan logam dasar lainnya di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai rendahnya pasokan.

Harga nikel dunia juga turun 0,32 persen di level USD18.945 per ton pada perdagangan yang sama.

Nikel berjangka anjlok di bawah USD19.000, menjauh dari nilai tertinggi dalam 7 bulan pada yang diraih pada 22 April dan mencerminkan pelemahan logam non-ferrous lainnya, karena meredanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah mengurangi daya tariknya sebagai lindung nilai inflasi.

Selain itu, perkiraan permintaan masih lemah, dengan persediaan nikel di gudang LME melebihi 70.000 ton.

Sebelumnya, pada April, AS dan Inggris juga melarang Chicago Mercantile Exchange (CME) dan London Metal Exchange (LME) menerima produksi aluminium, tembaga, dan nikel baru dari Rusia.

Namun, kenaikan harga baru-baru ini menyebabkan penurunan permintaan di China, sementara persediaan yang lebih tinggi mendorong investor untuk melepas beberapa posisi dan mengunci keuntungan.

Di tempat lain, harga tembaga diuntungkan oleh melemahnya dolar seiring melemahnya aktivitas bisnis di Amerika Serikat (AS) pada April.

Namun, data terbaru menunjukkan perekonomian AS hanya tumbuh sebesar 1,6 persen di Triwulan-I 2024, pertumbuhan terendah sejak kontraksi di Triwulan-II 2022, dan di bawah ekspektasi pasar 2,4 persen.

Belanja konsumen dan investasi tetap non-perumahan juga tumbuh lebih lambat. Pada saat yang sama, investasi inventaris swasta turun dan defisit perdagangan yang lebih besar mengurangi pertumbuhan sejak 2022.

Meskipun pertumbuhan PDB AS di Triwulan ke-1 jauh di bawah perkiraan, inflasi konsumen meningkat menjadi 3,4 persen dari 1,8 persen di Triwulan-II 2024.

Kondisi ekonomi AS makin tak pasti dengan klaim pengangguran yang lebih rendah dari perkiraan. Ini bisa memperkuat alasan bagi The Federal Reserve (The Fed) untuk mempertahankan kebijakan suku bunga restriktifnya lebih lama.

Sementara untuk timah, Indonesia selaku ksportir terbesar dunia, Indonesia, memicu gelombang ketatnya pasokan di pasar ekspor timah. Kondisi ini diperparah oleh kekhawatiran akan gangguan perizinan di masa depan pada sisa tahun ini.

Hal ini memperburuk kemunduran produksi sebelumnya, yang utamanya disebabkan oleh gangguan pertambangan di Negara Bagian Wa, Myanmar di tengah perang yang terjadi di negara tersebut.

Upaya China untuk mendapatkan bijih timah dari Kongo juga tak bertahan lama karena kerusuhan bersenjata di negara tersebut juga menghambat aktivitas penambangannya. (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.