Note

Mega Deal Pertambangan, BHP Berniat Caplok Sang Rival Anglo American

· Views 24
Mega Deal Pertambangan, BHP Berniat Caplok Sang Rival Anglo American
Mega Deal Pertambangan, BHP Berniat Caplok Sang Rival Anglo American. (Foto: BHP)

IDXChannel - Raksasa pertambangan dunia BHP dikabarkan akan mengakuisisi sang pesaing Anglo American dalam skema all-share takeover, yang berpotensi menjadi kesepakatan jumbo (mega deal) industri tersebut dalam beberapa tahun belakangan.

Diwartakan Bloomberg News, Kamis (25/4), Anglo American mengatakan pada Rabu malam, mereka telah menerima proposal merger seluruh saham (all-share merger), setelah Bloomberg melaporkan bahwa BHP sedang mempertimbangkan tawaran potensial.

Baca Juga:
Mega Deal Pertambangan, BHP Berniat Caplok Sang Rival Anglo American Cucu Usaha DOID Teken Kontrak Baru di Tambang Blackwater

BHP, perusahaan pertambangan terbesar di dunia dengan kapitalisasi pasar sebesar AUD229 miliar (USD149 miliar; Rp2.413 triliun), berupaya memanfaatkan pengambilalihan Anglo untuk memperluas portofolio tambang tembaganya, menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

Mengutip Financial Times (FT), Kamis, pendekatan yang dilakukan perusahaan berusia 107 tahun ini dilakukan ketika permintaan tembaga diperkirakan akan melonjak seiring peralihan global dari bahan bakar fosil. Logam ini banyak digunakan dalam proyek energi terbarukan dan kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

Baca Juga:
Mega Deal Pertambangan, BHP Berniat Caplok Sang Rival Anglo American Pengumuman, ESDM Lelang Tiga Tambang Nikel

Anglo memiliki beberapa tambang tembaga yang paling diminati di sektor ini di Peru dan Chile. Namun, sang CEO, Duncan Wanblad, mendapat tekanan yang kuat sejak Desember, ketika perusahaan tersebut mengungkapkan penurunan besar terhadap perkiraan produksinya.

Divisi berlian De Beers dan unit logam platinum terkena dampak harga yang rendah. Saham Anglo yang melantai di Inggris turun lebih dari sepertiga sejak awal tahun lalu, menjadikan kapitalisasi pasarnya sebesar GBP29 miliar.

Baca Juga:
Mega Deal Pertambangan, BHP Berniat Caplok Sang Rival Anglo American Indonesia-Kazakhstan Sepakat Peningkatan Kerja Sama Pertambangan dan Energi

Anglo mengonfirmasi pihaknya telah menerima proposal “yang tidak diminta, tidak mengikat, dan sangat bersyarat” dari BHP untuk kesepakatan seluruh saham dan bahwa dewan sedang meninjaunya.

Perusahaan mengatakan “tidak ada kepastian bahwa penawaran apa pun akan dibuat atau mengenai syarat-syarat penawaran tersebut dapat dibuat”.

Sementara, pihak BHP menolak berkomentar.

Anglo mengatakan BHP mengusulkan, kesepakatan tersebut memerlukan spin-off dari dua unit bisnis Anglo, yakni Anglo American Platinum, divisi platinum yang dikenal sebagai Amplats, dan Kumba Iron Ore. Keduanya tercatat di Afrika Selatan.

Setiap tawaran akuisisi akan bersifat “inter-conditional” pada pemisahan kedua bisnis tersebut, kata Anglo. Usulan tersebut kemungkinan besar akan menimbulkan kontroversi di Afrika Selatan menjelang pemilihan umum negara tersebut pada Mei mendatang.

Menurut catatan Bloomberg, Anglo American telah lama dipandang sebagai target potensial di antara para penambang terbesar dunia, terutama karena perusahaan tersebut memiliki operasi tembaga besar di Amerika Selatan pada saat sebagian besar industri ingin menambah cadangan dan produksi.

Namun, para peminat tidak tertarik dengan struktur dan campuran komoditas yang rumit, dan terutama karena kedekatannya dengan Afrika Selatan.

BHP memproduksi sekitar 1,2 juta ton tembaga pada 2023 berdasarkan perhitungan ekuitas, sedangkan produksi Anglo adalah 826,000 ton. Hal ini akan memberikan produksi gabungan keduanya sekitar 10% bagian dari pasokan tambang global.

BHP sangat bergantung pada produk bijih besi, di samping batu bara, tembaga dan sebagian kecil nikel. Sementara, Anglo American memiliki bisnis yang lebih terdiversifikasi, termasuk tembaga, berlian, platinum hingga batu bara.

Analis Jefferies LLC mengatakan masalah aturan antimonopoli “kemungkinan akan menjadi masalah” dalam kesepakatan tersebut karena pemerintah menganggap tembaga sebagai mineral penting.

Anglo telah menghadapi serangkaian tekanan besar selama setahun terakhir karena harga beberapa produk utamanya anjlok.

Sementara, masalah operasional telah memaksa perusahaan tersebut untuk memangkas target produksinya sehingga menurunkan valuasinya dan membuat perusahaan rentan terhadap calon peminat. (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.