Note

Habibie Pulihkan Rupiah dari Rp 15.000 Jadi Rp 6.500/US$, Bisakah Terulang?

· Views 12
Habibie Pulihkan Rupiah dari Rp 15.000 Jadi Rp 6.500/US$, Bisakah Terulang?
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta

Presiden Indonesia ke-3 BJ Habibie dikenal sebagai seorang insinyur yang berhasil membuat pesawat terbang dan diakui dunia. Di bidang ekonomi, Habibie mempunyai catatan tersendiri karena mampu mendongkrak nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), dari yang awalnya di kisaran Rp 10 ribu hingga Rp 15.000 per dolar AS menjadi Rp 6.500 di akhir pemerintahannya.

Lantas, apakah hal itu bisa terulang? Sebagaimana diketahui, dolar AS saat ini berada di kisaran Rp 16.200.

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra menilai, sulit bagi rupiah kembali seperti era Habibie. Dia mengatakan, rupiah telah menuju keseimbangan baru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau ini kayaknya nggak mungkin turun sejauh itu. Rupiah sudah bergerak menuju normal baru," katanya kepada detikcom.

Apalagi, kata dia, kala itu dolar bergerak dari angka Rp 2.500-an. Bukan seperti sekarang yang bergerak dari angka Rp 15.000. Dia mengatakan, dolar kala itu bisa jinak karena Habibie mengikuti saran IMF sehingga meningkatkan kepercayaan investor.

ADVERTISEMENT

"Bisa turun karena Habibie akhirnya mengikuti saran IMF dan IMF memberikan kredit untuk meningkatkan likuiditas dan meningkatkan kepercayaan investor," ujarnya.

Senada, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menerangkan, tak bisa disamakan pergerakan rupiah saat ini dengan era Habibie. Dia mengatakan, di era Habibie rupiah dari Rp 2.500 per dolar AS ke Rp 16.000. Artinya, rupiah telah kehilangan nilainya hingga 85%. Sementara, saat ini rupiah melemah dari Rp 15.800 ke Rp 16.200 per dolar AS.

"Tidak bisa disamakan rupiah di zaman Habibie dengan posisi rupiah sekarang. Pelemahan yang terjadi ketika itu dari posisi Rp 2.500 ke Rp 16.000. Rupiah kehilangan nilainya sekitar 85% dalam hitungan bulan. Saat ini Rp melemah dari Rp 15.800 ke Rp 16.200, melemah sekitar 2,5%," terangnya.

Menurutnya, pergerakan mata uang tidak dilihat dari nominalnya, tapi dari persentase perubahan pelemahannya. "Sejauh ini rupiah masih jadi salah satu negara yang pelemahan mata uangnya lebih ringan dibanding misalnya yen (-15%), ringgit Malaysia (-8%), won Korea (8%), thai baht (5,8%) atau China yuan (4,7%)," katanya.

Lihat juga Video 'Cerita Ilham Habibie Saat R80 Dicabut dari Proyek Strategis Nasional':

[Gambas:Video 20detik]



(acd/rrd)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.