Note

Harga Nikel Dunia Kembali Melonjak 2 Persen, Timah Anjlok 3 Persen

· Views 16
Harga Nikel Dunia Kembali Melonjak 2 Persen, Timah Anjlok 3 Persen
Harga Nikel Dunia Kembali Melonjak 2 Persen, Timah Anjlok 3 Persen. (Foto: Reuters)

IDXChannel - Sejumlah komoditas logam menunjukkan kenaikan harga dalam beberapa waktu terakhir. Teranyar, harga nikel di London Metal Exchange (LME) kembali melonjak 2,14 persen di level USD19.739 per ton pada Senin (22/4/2024).

Nikel berjangka stabil di atas USD19.000 per ton dan berada di level tertinggi sejak September 2023, didukung oleh pembicaraan pembelian pemerintah China dan kekhawatiran akan berkurangnya pasokan.

Baca Juga:
Harga Nikel Dunia Kembali Melonjak 2 Persen, Timah Anjlok 3 Persen Ekonom Ingatkan Potensi Terjadi Krisis Ekonomi jika Konflik Timur Tengah Semakin Meluas

Beberapa sumber menyebutkan bahwa Badan Cadangan Pangan dan Strategis Nasional China, berencana membeli nikel pig iron, bahan baku utama baja tahan karat.

Pada saat yang sama, logam ini mendapat dorongan dari penurunan produksi karena Indonesia sebagai produsen utama masih meninjau permohonan kuota penambangan dan belum mengeluarkan semua izin, serta AS dan Inggris melarang pengiriman nikel buatan Rusia yang baru ke LME dan CME.

Baca Juga:
Harga Nikel Dunia Kembali Melonjak 2 Persen, Timah Anjlok 3 Persen Bursa Asia Beragam, Pasar Tunggu Sinyal Aktivitas Manufaktur

Namun, prospek permintaan jangka panjang yang buruk menambah tekanan pada komoditas tersebut, karena pertumbuhan ekonomi konsumen utama China belum stabil dan Beijing tidak memberikan stimulus lebih lanjut.

Seiring dengan tren kenaikan nikel, harga timah berjangka turun 3,1 persen menjadi USD34.478. Harga tembaga juga turun 0,47 persen di level USD9.829,5. Adapun harga aluminium naik tipis 0,06 persen di level USD2.670,5

Baca Juga:
Harga Nikel Dunia Kembali Melonjak 2 Persen, Timah Anjlok 3 Persen Rencana Kuasi Reorganisasi, Saham Bumi Resources (BUMI) Terbang 20 Persen

Sementara harga perak turun di bawah USD27,5 per ons, turun dari level tertinggi tiga tahun di USD28,9 pada tanggal 15 April dan mengikuti penurunan emas, seiring dengan surutnya risiko global.

Pekan lalu, Israel melancarkan serangan rudal terhadap Iran, namun Iran membantah adanya serangan, sehingga mengurangi kekhawatiran akan terjadinya perang di seluruh wilayah dan mengurangi permintaan terhadap aset-aset safe haven.

Sementara itu, komentar dari beberapa pejabat The Federal Reserve (The Fed) mengenai kebijakan pembatasan yang berkepanjangan dan data ekonomi AS yang kuat juga memberikan tekanan pada logam.

Suku bunga yang tinggi mengurangi daya tarik beberapa logam metal yang tidak memberikan imbal hasil.

Untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai arah suku bunga The Fed, pasar kini akan mengalihkan fokus mereka ke angka PDB AS dan pembacaan PCE inti yang akan dirilis pada minggu ini.

Sebelumnya, sejumlah komoditas logam menguat mengikuti lonjakan logam dasar lainnya di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai rendahnya pasokan.

Perkembangan ini bertepatan dengan daya tarik permintaan, yang sebagian besar disebabkan oleh pulihnya aktivitas manufaktur China dan Amerika, berdasarkan data PMI terbaru, dan spekulasi bullish jangka panjang untuk logam ini karena kebutuhan untuk memenuhi material produksi kecerdasan buatan (AI).

Melansir lembaga keuangan Citi, komoditas logam menjadi ujung tombak kenaikan sektor komoditas pada kuartal kedua 2024, didorong oleh revaluasi harga emas, perak, dan tembaga yang signifikan.

Menurut ahli strategi Citi, kinerja ini sangat mengesankan mengingat sensitivitas logam mulia dan logam industri terhadap kekuatan dolar AS dan guncangan suku bunga.

“Memang benar, harga saham-saham yang mendasari (underliers) telah melonjak meskipun greenback menguat dan imbal hasil (yield) di seluruh kurva Treasury naik tajam,” kata ahli strategi Citi.

“Kasus dasar kami menunjukkan reli emas, perak, dan tembaga memiliki ruang untuk mendorong 5-10 persen lagi dalam 0-3 bulan ke depan dan mungkin 15-20 persen dalam konteks 6-12 bulan,” tambah mereka.

Ahli strategi Citi juga mengantisipasi potensi penurunan kecil di pasar emas dan perak sebelum akhir kuartal kedua 2024, namun memperkirakan harga akan melonjak pada paruh kedua tahun 2024.

“Dengan emas berpotensi mencapai sekitar USD2.500 per troy ons dan perak USD30-32 per ons,” kata mereka.

Mereka percaya bahwa pangsa kapitalisasi pasar dan bobot indeks logam-logam ini signifikan, menunjukkan bahwa reli dapat meningkatkan imbal hasil dan sentimen komoditas secara luas.

“Reli struktural pada emas Comex dilengkapi dengan momentum bullish, di mana open interest (OI) bursa dan volume perdagangan mengalami kenaikan dan lonjakan yang stabil selama beberapa minggu terakhir yang menunjukkan likuiditas yang kuat dan minat investor yang meningkat,” tim Citi mencatat.

Analis Citi menambahkan, tembaga diperkirakan akan mengikuti jalur teknis yang serupa, meskipun sedikit kurang bullish. (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.