Note

Beban Pinjaman Naik, Korporasi Mulai Adaptasi Suku Bunga Tinggi

· Views 18
Beban Pinjaman Naik, Korporasi Mulai Adaptasi Suku Bunga Tinggi
Beban Pinjaman Naik, Korporasi Mulai Adaptasi Suku Bunga Tinggi (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Penguatan ekonomi global membuat inflasi masih menjadi pekerjaan rumah bagi setiap bank sentral, termasuk di Indonesia. 

Tingkat level suku bunga tinggi semestinya dipertahankan lebih lama demi memastikan target inflasi tercapai.

Terminologi bunga higher for longer dinilai membuat sejumlah korporasi mau tak mau beradaptasi dengan kondisi ini, tak lain sebagai respons atas beban pinjaman yang kian mahal.

“Kami melihat adanya adaptasi strategi bagi korporasi untuk menghadapi kondisi suku bunga yang saat ini,” kata Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Suhindarto, dalam konferensi pers, ditulis Jumat (19/4/2024).

Pada Maret lalu, Bank Indonesia konsisten menahan suku bunga BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 6 persen. Pendekatan stabilitas dipakai oleh lembaga yang dipimpin Gubernur BI Perry Warjiyo tersebut.

Sayangnya, Rupiah terus tergerus hingga menembus level psikologis di atas Rp16.100 terhadap dolar Amerika Serikat. Sementara inflasi IHK mencapai 3,05% secara tahunan (yoy).

Ekspektasi ekonomi yang kuat menjadi sinyal tingkat konsumsi masih tetap tinggi, sehingga membuat ongkos pinjaman tetap tinggi, bahkan lebih.

Di pasar surat utang, Suhindarto menilai situasi ini dapat memunculkan penerbitan surat utang dengan tenor pendek, demi mengantisipasi mahalnya ongkos pendanaan.

“Hingga akhir Maret kemarin mostly surat utang yang diterbitkan oleh korporasi itu bertenor satu tahun gitu ya, jadi kami melihat memang ini strategi perusahaan menghadapi suku bunga saat ini,” terangnya.

Suku bunga tinggi dapat meningkatkan cost-of-fund perusahaan. Suhindarto mengkhawatirkan hal ini dapat berdampak terhadap keuangan korporasi.

Akhirnya hal ini akan berdampak terhadap spread deal obligasi korporasi yang kemudian membuat investor meminta lebih tinggi. “Dari situ biaya untuk penerbitan juga akan meningkat karena kuponnya juga akan mengalami peningkatan,” terangnya.

Melemahnya ekspektasi terhadap penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve juga masih membebani pasar. Sinyal pemangkasan bunga Fed Rate masih diharapkan pasar setidaknya pada akhir tahun ini. 

“Maka saat ini ekspektasinya hanya tinggal 2 kali saja mungkin penurunannya pun baru akan dilakukan di pertengahan semester kedua nanti,” tandasnya.

(DES)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.