Note

Harga CPO Terus Tergerus Imbas Melimpahnya Pasokan Pasca Idul Fitri

· Views 21
Harga CPO Terus Tergerus Imbas Melimpahnya Pasokan Pasca Idul Fitri
Harga CPO Terus Tergerus Imbas Melimpahnya Pasokan Pasca Idul Fitri. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Kontrak berjangka (futures) minyak sawit mentah (CPO) di Bursa Malaysia turun 3,05 persen hingga penutupan perdagangan Selasa (16/4/2024), usai sempat melesat menyentuh level tertinggi dalam setahun.

Menurut data pasar, futures CPO kini berada di level di bawah MYR4.100 tepatnya pada level MYR4.083 per ton, pada pembukaan perdagangan Rabu (17/4), menguat tipis 0,22 persen pada pukul 08.28 WIB. (Lihat grafik di bawah ini.)

Baca Juga:
Harga CPO Terus Tergerus Imbas Melimpahnya Pasokan Pasca Idul Fitri Pernyataan Anyar Ketua The Fed soal Arah Suku Bunga, Bursa Asia Beragam

 Harga CPO Terus Tergerus Imbas Melimpahnya Pasokan Pasca Idul Fitri

Harga CPO sempat melesat 2,58 persen ke level MYR4.579 per ton, tertinggi harian sejak Maret 2023 atau menyamai level penutupan pada November 2022, berkat kenaikan 4 hari beruntun.

Baca Juga:
Harga CPO Terus Tergerus Imbas Melimpahnya Pasokan Pasca Idul Fitri Pasar Khawatir Permintaan Global Melemah, Harga Minyak Merosot

CPO sebelumnya tersengat momentum bullish di tengah kuatnya minyak nabati saingannya, harga minyak mentah yang menguat, hingga perkiraan permintaan yang lebih kuat menjelang Idul Fitri.

Harga CPO anjlok 7,3 persen secara mingguan seiring dengan berakhirnya pembelian hari raya Idul Fitri.

Baca Juga:
Harga CPO Terus Tergerus Imbas Melimpahnya Pasokan Pasca Idul Fitri Sinyal Penundaan Suku Bunga The Fed, Harga Emas Terkoreksi

Harga minyak sawit telah meningkat MYR353 per ton atau 9,49 persen sejak awal tahun 2024, menurut perdagangan contract for Difference (CFD) yang melacak pasar acuan untuk komoditas ini.

Secara historis, harga CPO mencapai angka tertinggi sepanjang masa yaitu MYR7.268 per ton pada bulan Maret 2022.

Melansir New Straits Times, harga minyak sawit kini diperkirakan akan mulai turun ketika terjadi pemulihan produksi musiman komoditas tersebut.

Hong Leong Investment Bank Bhd (HLIB) mencatat harga CPO rata-rata akan berada di kisaran RM4.062 per ton.

Meski demikian, HLIB mempertahankan asumsi harga CPO untuk 2024 dan 2025 pada MYR4.000 per ton dan MYR3.800 per ton.

“Stok minyak sawit diperkirakan akan melanjutkan tren naik mulai bulan April tahun ini, karena produksi kemungkinan akan tetap dalam tren naik karena faktor musiman. Sementara itu, ekspor diperkirakan akan melemah karena tidak adanya permintaan yang didorong oleh perayaan hari raya dan lemahnya daya saing harga minyak sawit dibandingkan minyak pesaing lainnya,” kata HLIB dalam sebuah catatan.

Menurut Intertek Services, selama Maret 2024, terjadi peningkatan tajam ekspor terutama didorong oleh peningkatan ekspor ke India, Afrika, dan Asia Oseania.

Secara kumulatif, ekspor CPO pada 1Q24 turun sedikit sebesar 1,6 persen YOY menjadi 3,69 juta ton, terutama disebabkan oleh penurunan ekspor ke China.

Intertek Services juga mengindikasikan bahwa pengiriman minyak sawit Malaysia meningkat sebesar 12,7 persen MoM menjadi 431.200 ton selama 10 hari pertama bulan April 2024. Terutama disebabkan oleh peningkatan ekspor ke Asia Oseania, Uni Eropa, dan India.

Senada dengan HLIB, CIMB Securities memperkirakan pasokan minyak sawit akan tetap terbatas pada April karena berkurangnya hari kerja dan berkurangnya tenaga kerja selama liburan Hari Raya.

Selain itu, ekspor CPO juga terbebani tingginya penggunaan minyak sawit untuk keperluan biodiesel di Indonesia. Kondisi ini kemungkinan akan membatasi pasokan ekspor minyak sawit hingga April 2024.

“Kami memproyeksikan stok minyak sawit akan turun sebesar 13 persen MoM pada April 24. Kami berpandangan bahwa stok minyak sawit bisa mencapai titik terendahnya pada April sebelum meningkat pada Mei karena peningkatan musiman pasokan minyak sawit dan persaingan yang ketat dengan produk pengganti minyak nabati lainnya,” tulis CIMB Securities.

CIMB juga mengatakan pada paruh kedua 2024 pasokan minyak sawit mungkin tidak sesuai harapan karena curah hujan yang lebih rendah di beberapa wilayah sejak akhir bulan Januari. Terlebih, merebaknya wabah jamur jelaga dan kutu putih di perkebunan kelapa sawit Sabah bisa mengganggu produksi.

Hal ini dapat menyebabkan penurunan produksi Tandan Buah Segar (TBS) hingga 30 persen di daerah yang terkena dampak.

Laporan tersebut juga mengantisipasi transisi dari El Niño ke La Niña yang bisa mengganggu produksi, dengan peluang terjadinya sebesar 60-80 persen pada paruh kedua 2024.

Selain itu, kekurangan 40.000 pekerja sawit saat ini akan menjadi faktor penting untuk dipantau pada paruh kedua tahun ini.

CIMB mempertahankan perkiraan harga rata-rata CPO untuk 2024 sebesar MYR3.900 per ton. (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.