Note

Konflik Iran-Israel Bikin Pasar Komoditas semakin Tak Pasti

· Views 31
Konflik Iran-Israel Bikin Pasar Komoditas semakin Tak Pasti
Konflik Iran-Israel Bikin Pasar Komoditas semakin Tak Pasti. (Foto: Reuters)

IDXChannel - Dunia internasional digegerkan aksi Iran yang menyerang Israel dengan misil baru-baru ini. Kondisi ini kembali membuat para investor menjadi gelisah dan berspekulasi mengenai potensi dampak terhadap komoditas global.

Pada Sabtu (13/4/2024) Iran melepaskan serangan 300 drone udara dan rudal ke arah Israel sebagai tindakan pembalasan.

Baca Juga:
Konflik Iran-Israel Bikin Pasar Komoditas semakin Tak Pasti Menteri ESDM Beberkan Hitung-hitungan Dampak Perang Iran vs Israel ke Harga BBM RI

Meskipun pertahanan Israel, yang didukung oleh Amerika Serikat (AS), Inggris, dan sekutu-sekutunya di Eropa, dilaporkan mampu menetralisir 99 persen ancaman yang ada, insiden tersebut telah memicu kekhawatiran akan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

Setelah serangan itu, Gedung Putih dengan jelas menentang serangan balasan Israel terhadap Iran, yang bertujuan untuk mencegah eskalasi lebih lanjut menjadi perang regional.

Baca Juga:
Konflik Iran-Israel Bikin Pasar Komoditas semakin Tak Pasti Airlangga Sebut Anggaran Subsidi BBM Berpotensi Direvisi Imbas Perang Iran vs Israel

Namun, kabinet perang Israel masih terpecah tentang sikap yang harus diambil menghadapi serangan Iran. Kabinet perang Israel dilaporkan masih bimbang mengenai bagaimana dan kapan harus merespons dan menambah ketidakpastian.

Meskipun pertahanan Israel berhasil melawan serangan Iran, ketegangan geopolitik di Timur Tengah terus berlanjut, sehingga menimbulkan potensi risiko terhadap pasar komoditas global.

Baca Juga:
Konflik Iran-Israel Bikin Pasar Komoditas semakin Tak Pasti Konfilik Israel-Iran Jadi Perhatian Global, Bagaimana Dampak IHSG?

Risiko Naiknya Harga Minyak

Pada Senin pagi (15/4), harga minyak mengalami penurunan 1 persen, dengan minyak West Texas Intermediate (WTI) turun menjadi USD84,80 per barel dan minyak mentah Brent turun menjadi USD89,50 per barel hingga perdagangan sesi pertama.

Reaksi awal ini dipengaruhi oleh sifat serangan Iran, yang digambarkan oleh Goldman Sachs sebagai serangan yang terkomunikasi dengan baik dan relatif terbatas.

Namun, potensi tanggapan Israel terhadap serangan Iran masih sangat tidak pasti dan diperkirakan akan mempengaruhi stabilitas pasokan minyak regional secara signifikan.

Minyak mentah berjangka WTI naik menjadi sekitar USD86 per barel dan minyak mentah Brent bertahan di posisi USD90 per barel hingga perdagangan sesi I Selasa (16/4).

Kenaikan ini membalikkan kerugian dari sesi sebelumnya karena investor menunggu tanggapan Israel terhadap serangan rudal dan drone Iran yang belum pernah terjadi sebelumnya selama akhir pekan.

Menurut Goldman Sachs, produksi minyak mentah Iran telah meningkat menjadi sekitar 3,4 juta barel per hari, menyumbang 3,3 persen dari pasokan global dan menandai peningkatan sekitar 0,6 juta barel per hari selama dua tahun terakhir, dengan mayoritas ekspor ke China.

Sementara Badan Energi Internasional (IEA) mencatat produksi minyak mentah Iran per Maret 2024 mencapai 3,25 juta barel per hari, terbesar ketiga di bawah Arab Saudi dan Irak. (Lihat grafik di bawah ini.)

 Konflik Iran-Israel Bikin Pasar Komoditas semakin Tak Pasti

Meskipun harga minyak saat ini memiliki premi risiko sebesar USD5-10 per barel karena potensi gangguan pasokan, harga minyak rentan terhadap lonjakan sebagai respons terhadap perkembangan geopolitik yang meningkat.

Proyeksi Logam Metal dan Emas

Logam mulia menunjukkan kenaikan moderat di tengah konflik Iran-Israel dan logam industri bersiap menghadapi sanksi Rusia.

Meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan prospek suku bunga juga sangat penting dapat berdampak pada permintaan logam mulia.

Bank sentral juga berpotensi menilai kembali jalur penurunan suku bunga karena risiko geopolitik dan inflasi yang lebih tinggi.

Pada Senin (15/4), melansir Euronews, anggota ECB Lituania Gegiminas Simkus menyatakan bahwa guncangan geopolitik seperti meningkatnya konflik Israel dan Iran dapat membatalkan penurunan suku bunga ECB pada bulan Juni.

Di bidang industri logam, Departemen Keuangan AS dan pemerintah Inggris mengumumkan sanksi baru terhadap aluminium, tembaga, dan nikel Rusia.

Sanksi ini mulai berlaku segera yang mencegah perdagangan logam Rusia di bursa komoditas metal Barat (LME, CME) dan dirancang untuk memperketat tekanan ekonomi terhadap Rusia.

Halaman : 1 2

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.