Note

Rupiah Melemah 2 Persen ke Rp16.174 per USD, Terendah sejak Maret 2020

· Views 30
Rupiah Melemah 2 Persen ke Rp16.174 per USD, Terendah sejak Maret 2020
Rupiah Melemah 2 Persen ke Rp16.174 per USD, Terendah sejak Maret 2020. (Foto: Reuters)

IDXChannel – Nilai tukar rupiah mengalami tekanan hebat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (16/4/2024).

Per pukul 10.08 WIB, rupiah melemah 2,12 persen berada di level Rp16.174 per USD.

Baca Juga:
Rupiah Melemah 2 Persen ke Rp16.174 per USD, Terendah sejak Maret 2020 Iran-Israel Panas, Bursa Asia Merah Padam Mengekor Wall Street

Sebelumnya, rupiah ditutup Rp15.839 per USD pada perdagangan jelang libur Hari Raya Idul Fitri 2024, Jumat (5/4).

Berdasarkan data Trading View, dalam sebulan rupiah sudah melemah 3,75 persen dan secara mingguan sudah anjlok 1,85 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)

Baca Juga:
Rupiah Melemah 2 Persen ke Rp16.174 per USD, Terendah sejak Maret 2020 Konflik Iran-Israel Pecah, Begini Dampaknya ke Pasar Saham

Rupiah Melemah 2 Persen ke Rp16.174 per USD, Terendah sejak Maret 2020

Ini sesuai dengan proyeksi Bloomberg sebelumnya, yang melaporkan pada Senin (15/4), nilai tukar rupiah bersiap melemah hingga menembus level 16.000 per dolar ketika pasar dibuka kembali pada Selasa.

Baca Juga:
Rupiah Melemah 2 Persen ke Rp16.174 per USD, Terendah sejak Maret 2020 Harga Emas Terus Tembus Rekor di Tengah Konflik Iran-Israel

Kondisi ini bisa memberikan tekanan pada bank sentral untuk meningkatkan intervensi.

Mata uang Garuda juga kemungkinan akan mengikuti penurunan non-deliverable forward (NDF) luar negeri, dengan kontrak satu bulan melemah 1,2 persen sejak 5 April menjadi Rp16.101 per USD.

Sebelumnya, perdagangan rupiah di pasar domestik ditutup selama libur Idul Fitri.

Pelemahan rupiah didukung oleh banyak peristiwa yang terjadi secara internasional ketika Indonesia tengah dalam masa liburan. Sehingga kondisi ini meningkatkan risiko pergerakan pasar besar-besaran ketika para investor kembali.

Data ekonomi yang kuat dari Amerika Serikat (AS) juga telah mengurangi pertaruhan terhadap laju penurunan suku bunga The Federal Reserve (The Fed), sehingga melemahkan minat terhadap aset-aset negara berkembang.

Rupiah juga tersengat sentimen konflik Iran-Israel yang tengah memanas di Timur Tengah.

“Pihak berwenang kemungkinan akan memperlancar pergerakan pasar jika USD/IDR menembus di atas level psikologis 16.000,” kata Wei Liang Chang, ahli strategi makro di DBS Bank Ltd. di Singapura.

Menurutnya, penurunan nilai tukar rupiah seharusnya lebih merupakan upaya untuk mengejar pelemahan mata uang regional terhadap dolar AS dibandingkan faktor lokal.

Bank Indonesia (BI) menghadapi tekanan untuk mendukung rupiah di tengah berlanjutnya penguatan dolar dan arus keluar modal asing.

Bank sentral melakukan kejutan kenaikan suku bunga pada Oktober 2023 lalu setelah pelemahan mata uang yang berkepanjangan.

Beberapa pengamat pasar berspekulasi bahwa kenaikan suku bunga mungkin akan kembali dibahas pada pertemuan bank sentral mendatang pada 24 April.

“Jika dolar-rupiah menembus angka 16.000 pada saat pertemuan BI, saya mengharapkan respons dari BI di luar intervensi,” kata Alvin Tan, kepala strategi mata uang Asia di Royal Bank of Canada di Singapura.

Melihat situasi saat ini, BI diharapkan melakukan intervensi di pasar spot, non-deliverable forward domestik, dan pasar obligasi.

Sementara indeks dolar naik untuk sesi kelima berturut-turut menuju 106,4 pada Selasa (16/4), berada pada level tertinggi dalam lima bulan.

Kenaikan ini karena data penjualan ritel AS yang lebih baik dari perkiraan memperkuat spekulasi bahwa The Fed akan menunda dimulainya siklus pelonggaran.

Penjualan ritel meningkat 0,7 persen secara bulanan (MoM) di Maret, sementara penjualan ritel tidak termasuk otomotif melonjak terbesar dalam 14 bulan. Kondisi ini menunjukkan konsumsi yang kuat meskipun kondisi keuangan sedang ketat.

Pasar sekarang melihat The Fed melakukan penurunan suku bunga pertamanya pada bulan September, lebih lambat dari perkiraan sebelumnya pada Juni. (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.