Pasardana.id - PT PP Tbk (IDX: PTPP) melakukan penyajian ulang laporan keuangan tahun 2023 karena terdapat berapa pos yang disaji ulang.
Dalam keterangan resmi emiten karya BUMN itu pada laman Bursa efek Indonesia (BEI), Selasa (9/4/2024), tersurat pendapatan dalam penyajian ulang berkurang Rp1,529 triliun.
Jelasnya, pendapatan tahun 2023 hasil saji ulang sebesar Rp18,464 triliun. Sedangkan sebelumnya, PTPP melaporkan pendapatan sebesar Rp19,993 triliun.
Jika dirunut lebih dalam, PTPP menyajikan ulang pendapatan dari lini usaha properti Rp711,67 miliar.
Adapun sebelumnya disajikan senilai Rp2,241 triliun. Sementara pos lain tetap tidak disajikan ulang.
Seiring dengan itu, harga pokok pendapatan tahun 2023 disajikan ulang senilai Rp16,081 triliun atau berkurang Rp1,529 triliu dari penyajian sebelumnya sebesar Rp17,611 triliun.
Selain itu, pos kerugian penurunan nilai disajikan ulang dengan pembengkakan 127,3 persen sebesar menjadi Rp582,9 miliar.
Berikutnya, beban lain disajikan ulang dengan penyusutan sedalam 44,9 persen menjadi Rp401,6 miliar.
Selanjutnya, pembayaran ke pemasok dan subkontraktor disajikan ulang berkurang Rp1,261 triliun menjadi Rp14,01 triliun.
Terakhir, pembayaran pajak disajikan ulang dengan tambahan Rp1,261 triliun menjadi Rp1,658 triliun.
Dampaknya, Akuntan Publik pemeriksa laporan keuangan PTPP 2023 melakukan penelaahan kembali dengan opini wajar.
Patut dicatat, Akuntan Publik melakukan audit terutama pada pos pengakuan pendapatan pos konstruksi yang menyumbang 80 persen dari total pendapatan PTPP atau sebesar Rp14,682 miliar.
Hal serupa dilakukan Akuntan Publik dalam mengaudit laporan keuangan PTPP tahun 2023 sebelum penyajian ulang.
Langkah penyajian ulang laporan keuangan tahun 2023 juga ditempuh oleh anak usaha PTPP, yakni PT PP Properti Tbk (IDX: PPRO).
Dalam laporan keuangan telah audit PPRO tertanggal 1 Maret 2023, menyajikan penjualan sebesar Rp1,981 triliun.
Tapi dalam laporan keuangan hasil penyajian ulang tertanggal 5 April 2024, penjualan hanya Rp983,55 miliar.
Jika ditelisik, PPRO melaporkan penjualan tanah sebesar Rp1,561 triliun pada tahun 2023. Tapi kemudian disajikan ulang hanya menjual tanah senilai Rp563,57 miliar sepanjang tahun 2023.
Hot
No comment on record. Start new comment.