Note

Biang Kerok Harga Emas Ambruk usai Sempat Tembus USD2.400

· Views 50
Biang Kerok Harga Emas Ambruk usai Sempat Tembus USD2.400
Biang Kerok Harga Emas Ambruk usai Sempat Tembus USD2.400. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Harga emas di pasar spot merosot usai sempat menembus rekor di atas level USD2.400 per troy ons, mengalami aksi ambil untung (profit taking) di tengah kekhawatiran Iran yang disebut tengah mempersiapkan serangan balasan terhadap Israel.

Menurut data pasar, harga emas sempat naik 2,5 persen secara harian ke posisi USD2.431,55 per troy ons pada perdagangan intraday Jumat (12/4) sebelum akhirnya ditutup di level USD2.333,93 per troy ons.

Baca Juga:
Biang Kerok Harga Emas Ambruk usai Sempat Tembus USD2.400 Inflasi dan Tensi Geopolitik Bikin Pasar Saham Was-Was

Sentimen yang menopang emas adalah soal kekhawatiran Iran siap membalas serangan yang diduga dilakukan Israel terhadap kedutaan besarnya di Suriah bulan ini yang menewaskan anggota senior militer negara tersebut sehingga meningkatkan kekhawatiran meluasnya perang Timur Tengah.

CBS News melaporkan Jumat (12/4) pagi, Amerika Serikat (AS) mengeluarkan peringatan untuk melakukan perjalanan ke Israel, karena khawatir akan terjadi serangan skala besar terhadap negara tersebut.

Baca Juga:
Biang Kerok Harga Emas Ambruk usai Sempat Tembus USD2.400 Iran Siap Balas Serangan Israel, Minyak Mendidih Lagi

Harga emas sendiri telah naik 9,5 persen selama sebulan terakhir dan mencatatkan serangkaian rekor baru di tengah kekhawatiran geopolitik, bahkan ketika ekspektasi bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) akan segera memangkas suku bunga memudar.

“Emas mungkin masih mendapatkan keuntungan dari beberapa pergerakan risk-off karena pasar saham melemah, dan kami menduga pembelian bank sentral, permintaan emas fisik, dan risiko geopolitik berperan dalam jangka pendek,” kata ahli strategi komoditas RBC Capital Markets, Christopher Louney.

Baca Juga:
Biang Kerok Harga Emas Ambruk usai Sempat Tembus USD2.400 Menebak Arah IHSG April 2024 dan Saham-Saham Potensi Pendulang Cuan

Indeks dolar (DXY) naik 0,72 persen dan mencapai level tertinggi dalam lebih dari lima bulan.

“Kita punya [fokus terhadap] dolar, kekuatan suku bunga AS, itulah yang terjadi di sini,” kata Joseph Trevisani, analis senior di FX Street di New York.

Sementara, imbal hasil (yield) Treasury AS turun. Yield obligasi tenor-2 tahun AS berada di angka 4,877 persen, turun 9,7 basis poin, sedangkan imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun 10,2 basis poin menjadi 4,493 persen.

Optimisme terhadap Emas

Meskipun emas tidak dapat bertahan di atas USD2.400 per troy ons pada Jumat lalu, para analis mencatat, sebagaimana dikutip Kitco, emas masih relatif kuat karena bersiap untuk mencatat rekor penutupan mingguan lainnya.

Rekor baru ini terjadi bahkan ketika pasar mulai menghitung ulang potensi penurunan suku bunga pada Juni setelah inflasi AS Maret lebih tinggi dari perkiraan.

Menurut CME Fed Watch Tool, pasar hanya melihat peluang penurunan suku bunga sebesar 27 persen pada Juni, turun dari perkiraan 50 persen pada minggu lalu dan 68 persen pada bulan lalu.

Namun, para analis mencatat, meskipun The Fed dapat menunda siklus pelonggaran moneternya, kecil kemungkinannya mereka akan menaikkan suku bunga lagi, yang berarti bahwa suku bunga riil masih dapat bergerak lebih rendah. Dus, ini merupakan kondisi positif bagi emas.

Meskipun emas masih mendapat katalis yang baik, beberapa analis mengatakan reli tersebut menjadi terlalu berkepanjangan di tengah sikap serakah (greedy) pelaku pasar.

“Saya pikir momentumnya masih kuat. Tetapi pada saat yang sama, tidaklah benar untuk menjadi serakah, dan mengingat reli luar biasa yang kita lihat pada harga emas, kami pikir adalah bijaksana untuk membukukan keuntungan,” kata Kepala Investasi di Zaye Capital Markets Naeem Aslam, dikutip Kitco, Jumat (12/4).

Direktur dan Mitra Pendiri Metals Focus Philip Newman juga mengatakan mungkin ada baiknya bagi investor untuk mengambil sebagian keuntungannya. Dia mengatakan pasar emas akan mengalami beberapa konsolidasi setelah rentetan rekor yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Kami tidak memperkirakan akan terjadi kemunduran yang signifikan, tetapi menurut kami koreksi jangka pendek masuk akal pada level ini,” imbuhnya.

Sementara, Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank Ole Hansen berpendapat, meskipun momentum harga sangat ekstrem, dia mengamati volatilitas baru-baru ini dan fokus pada tren yang lebih panjang.

Dia mencatat, emas tetap mendapat dukungan yang baik, sebagian karena meningkatnya ketakutan terhadap inflasi dan meningkatnya ketidakpastian mengenai kesehatan ekonomi global. (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.