Iran Siap Balas Serangan Israel, Minyak Mendidih Lagi

IDXChannel – Kontrak berjangka (futures) minyak mentah dunia menguat ke level tertinggi sejak Oktober 2023 menyusul kabar Iran bersiap membalas dugaan serangan pesawat tempur Israel terhadap kedutaan produsen OPEC terbesar ketiga tersebut di Damaskus.

Pada Jumat (12/4/2024), minyak jenis Brent sempat menguat ke atas USD92 per barel, sebelum ditutup naik 0,79 persen di USD90,45 per barel. Minyak Brent sudah melesat 19 persen selama 2024 seiring perang yang menambah risiko ke pasar.

Baca Juga:

Harga Emas Antam (ANTM) Hari Ini Anjlok Rp14 Ribu, Segini Rinciannya

Sementara, minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) sempat ke atas USD87 per barel, sebelum ditutup menguat 0,75 persen secara harian ke USD85,66 per barel pada Jumat.

Diwartakan Financial Times, Jumat, Iran telah memberi isyarat kepada sekutu dan negara-negara Barat bahwa mereka akan membalas dugaan serangan udara Israel di konsulatnya di Damaskus dengan cara yang “dikalibrasi” untuk mencegah konflik regional, menurut para pejabat yang mendapat penjelasan tentang perundingan tersebut.

Baca Juga:

Iran Bersumpah Balas Serangan Israel terhadap Kedutaannya di Suriah

Teheran kemungkinan tidak akan menargetkan fasilitas diplomatik Israel di wilayah tersebut, kata seorang pejabat yang memberikan penjelasan mengenai pembicaraan antara Iran dan Oman, negara Teluk yang sering memfasilitasi diplomasi jalur belakang antara Teheran dan Washington.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan di Washington pada Jumat, ia memperkirakan serangan Iran terhadap Israel “lebih cepat”, dan bahwa nasihatnya kepada Teheran adalah “jangan [menyerang]”.

Baca Juga:

Indonesia Kecam Serangan Rudal Israel terhadap Kedutaan Iran di Suriah

“Kami menumpukan pada pertahanan Israel, kami akan mendukung Israel, kami akan membantu membela Israel dan Iran tidak akan berhasil,” tambah Biden.

Serangan udara pada 1 April terhadap kompleks diplomatik Iran di Suriah, yang tidak diklaim secara terbuka oleh Israel, telah secara dramatis meningkatkan ketegangan dengan Israel, dan mengancam akan mengubah perang bayangan (shadow war) yang sudah berlangsung lama antara musuh-musuh regional tersebut menjadi konfrontasi langsung.

“Fokus utama pasar adalah apakah Iran akan membalas terhadap Israel,” kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates, seraya menekankan soal ketakutan akan gangguan pasokan terkait dengan peristiwa di Timur Tengah, dikutip Reuters, Sabtu (13/4).

Masalah rantai pasokan masih membawa risiko terbesar karena Iran terus mempertahankan ancamannya untuk menutup Terusan Suez, kata Tim Snyder, ekonom di Matador Economics.

Sementara, Badan Energi Internasional (IEA) memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak dunia pada 2024 menjadi 1,2 juta barel per hari (bph).

Berbeda, OPEC pada Kamis mengatakan permintaan minyak dunia akan meningkat sebesar 2,25 juta barel per hari (bph) pada 2024.

“Untuk saat ini, pasar sebagian besar berada pada kelompok pertumbuhan permintaan OPEC sebesar 2,2 juta barel per hari dibandingkan dengan perkiraan IEA yang turun sebesar 1,2 juta barel per hari,” kata Ole Hansen dari Saxo Bank.

Kenaikan minyak pada Jumat menghapus kerugian pada sesi perdagangan sebelumnya, yang didominasi oleh sentimen soal inflasi AS yang membandel sehingga mengurangi harapan penurunan suku bunga oleh bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) pada awal Juni.

Secara sederhana, suku bunga yang lebih tinggi dapat melemahkan pertumbuhan ekonomi dan menekan permintaan minyak. (ADF)