Note

PHK 600 Karyawan, CEO Apple Malah Jual Saham Senilai Rp260,56 Miliar

· Views 51
PHK 600 Karyawan, CEO Apple Malah Jual Saham Senilai Rp260,56 Miliar
PHK 600 Karyawan, CEO Apple Malah Jual Saham Senilai Rp260,56 Miliar. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Raksasa teknologi berbasis Amerika Serikat (AS) Apple Inc (AAPL) diberitakan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 614 pekerja di California pada Kamis, (4/42024).

Ini menjadi langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) signifikan bagi perusahaan tersebut sejak pandemi Covid-19.

Baca Juga:
PHK 600 Karyawan, CEO Apple Malah Jual Saham Senilai Rp260,56 Miliar Jelang Penerapan One Way, Kendaraan Mengular di Depan GT Kalikangkung

Karyawan Apple yang terkena dampak adalah mereka yang bekerja di delapan fasilitas berbeda di Santa Clara, melansir CNBC Internasional.

Para pekerja secara resmi diberitahu tentang PHK tersebut pada 28 Maret dan perubahan tersebut berlaku efektif pada 27 Mei.

Baca Juga:
PHK 600 Karyawan, CEO Apple Malah Jual Saham Senilai Rp260,56 Miliar Wijaya Karya (WIKA) Ungkap Kabar Terbaru soal Peleburan BUMN Karya

Apple selama ini terkenal sebagai perusahaan yang menahan diri tidak melakukan perampingan seperti yang dilakukan perusahaan teknologi lainnya sepanjang pasca pandemi Covid-19.

Pengajuan tersebut dilakukan beberapa minggu setelah Apple membatalkan proyek jangka panjang untuk membuat mobil listrik tanpa pengemudi dalam sebuah tim yang disebut Special Projects Group.

Baca Juga:
PHK 600 Karyawan, CEO Apple Malah Jual Saham Senilai Rp260,56 Miliar Lalu Lintas Padat, Polda Jateng Akan Berlakukan One Way Lokal

Meskipun pengumuman ini tidak menyebutkan proyek-proyek spesifik yang akan mengurangi karyawan, tidak ada satu pun lokasi dalam pengajuan tersebut yang berada di kantor pusat Apple di Cupertino, AS.

Posisi yang harus dikurangi perusahaan termasuk manajer bengkel mesin, insinyur perangkat keras, dan insinyur desain produk, menurut San Francisco Chronicle.

Meski dalam nuansa PHK karyawan, CEO Apple Tim Cook minggu ini dikabarkan menjual 196.410 lembar saham perusahaan pada Jumat (5/4) yang memiliki nilai total sekitar USD33,2 juta berdasarkan harga jual rata-rata transaksi, menurut pengajuan Komisi Sekuritas dan Bursa AS.

Setelah pajak, Cook berhak memperoleh hampir USD16,4 juta dari penjualan tersebut atau setara Rp260,56 miliar (kurs 15.887 per USD).

Cook menerima seluruh saham yang dia jual minggu ini sebagai penghargaan saham berbasis kinerja.

Seperti eksekutif senior lainnya di Apple, dia memiliki rencana perdagangan yang telah ditentukan sebelumnya untuk menjual saham perusahaan sesuai dengan undang-undang perdagangan orang dalam.

Cook masih memiliki hampir 3,3 juta lembar saham Apple setelah penjualan tersebut, menurut pengajuan tersebut. Ia menjabat sebagai CEO Apple sejak 2011.

Banyak Kabar Negatif, Saham Tergelincir

Kinerja saham raksasa teknologi ini menunjukkan tren penurunan pasca menghadapi tuntutan hukum oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS).

Per Jumat (5/4), saham produsen iPhone tersebut mengalami kenaikan tipis 0,45 persen pada penutupan perdagangan di bursa Wall Street. Secara year to date (YTD) saham AAPL turun 8,65 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)

PHK 600 Karyawan, CEO Apple Malah Jual Saham Senilai Rp260,56 Miliar

Saham AAPL tergelincir tertinggal dari rekan-rekan "Magnificent Seven" di Wall Street.

Informasi saja, saham-saham "Magnificent Seven" adalah saham dengan kinerja terbaik di pasar saham Wall Street Amerika Serikat (AS), yang terdiri dari beberapa perusahaan berkapitalisais pasar jumbo seperti Microsoft Inc (MSFT), AAPL, Nvidia (NVDA), Amazon (AMZN), Alphabet Inc (GOOGL), Meta Platform (META) dan Tesla (TSLA).

Apple kini juga tengah tersangkut skandal hukum di mana Amerika Serikat mengajukan gugatan besar terhadap perusahaan besutan Steve Jobs ini dan menuduh raksasa teknologi itu memonopoli pasar ponsel pintar dan menghancurkan persaingan.

Dalam tuntutan hukumnya, Departemen Kehakiman menuduh perusahaan tersebut menyalahgunakan kendalinya atas toko aplikasi iPhone untuk "mengunci" pelanggan dan pengembang.

Mereka menuduh perusahaan tersebut mengambil langkah ilegal dengan melarang aplikasi yang dianggap sebagai ancaman dan membuat produk pesaingnya menjadi kurang menarik.

Apple juga menyatakan akan melawan gugatan tersebut dan menyangkal klaim tersebut.

Tuntutan setebal 88 halaman tersebut berfokus pada lima area di mana Apple diduga menyalahgunakan kekuasaannya.

Misalnya, AS menuduh Apple menggunakan proses peninjauan aplikasinya untuk menggagalkan pengembangan aplikasi super dan aplikasi streaming. Ini karena khawatir aplikasi tersebut akan memberikan lebih sedikit insentif bagi pelanggan untuk tetap menggunakan iPhone.

Laporan tersebut juga mengatakan bahwa Apple telah mempersulit koneksi iPhone ke jam tangan pintar (smartwatch) yang dibuat oleh pesaingnya dan memblokir bank serta perusahaan keuangan lainnya untuk mengakses teknologi tap-to-pay.

Sehingga memungkinkan Apple memperoleh biaya miliaran dari pemrosesan transaksi Apple Pay.

Dikatakan bahwa tindakan Apple telah menciptakan “stigma sosial” yang membantu raksasa teknologi itu mempertahankan cengkeramannya di pasar.

AAPL sebelumnya juga didenda hampir USD2 miliar oleh regulator antimonopoli Uni Eropa atas aturan aplikasi seputar streaming music.

Saham AAPL juga semakin tertekan setelah catatan penelitian dari Counterpoint mengklaim penjualan iPhone di China turun 24 persen dari tahun ke tahun dalam beberapa minggu pertama tahun 2024. Ini merupakan awal tahun yang buruk bagi raksasa teknologi tersebut.

China yang merupakan salah satu pasar terbesar Apple, juga sempat mengalami penurunan penjualan ponsel pintar secara keseluruhan sebesar 7 persen pada periode yang sama.

Laporannya juga mengatakan pangsa Apple di pasar ponsel pintar China turun menjadi 15,7 persen dari 19 persen pada tahun lalu, menempatkannya di posisi keempat setelah turun dari posisi nomor dua.

Sementara itu, Huawei naik ke posisi kedua karena pangsa pasarnya tumbuh menjadi 16,5 persen dari 9,4 persen pada tahun sebelumnya.

Apple mulai menawarkan diskon di situs resminya di China bulan lalu sebelum mensubsidi model iPhone tertentu melalui toko andalannya di platform pasar Alibaba, Tmall, minggu lalu.

Perlambatan permintaan di China dapat mempengaruhi pendapatan Apple yang telah mengecewakan investor ketika perusahaan tersebut merilis pendapatannya bulan lalu.

Perusahaan besutan Steve Jobs ini mengatakan penjualan di China mencapai USD20,82 miliar (£16,4 miliar) dalam tiga bulan terakhir tahun 2023, turun dari USD23,9 miliar pada tahun sebelumnya. (*)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.