Saham PYFA Terbang Tersengat Rights Issue Jumbo, IRRA-KAEF Cs Tertular

IDXChannel – Saham emiten farmasi PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) melambung tinggi pada perdagangan Jumat (5/4/2024) di tengah rencana aksi korporasi jumbo perseroan. Saham sejenis lainnya ikut melesat.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.56 WIB, saham PYFA terbang 21,56 persen secara harian ke Rp1.015 per saham, dengan nilai transaksi Rp3 miliar dan volume perdagangan 3 juta saham.

Baca Juga:

Kabar Anyar dari BREN, Saham Prajogo Pangestu Pesta Lagi

Alhasil, dalam sebulan saham ini meroket 35,33 persen.

Kabar teranyar, menurut prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada Kamis (4/4), PYFA akan menambah modal melalui Perseroan akan melakukan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) I atau rights issue dengan menerbitkan 10.701.600.000 saham baru atau setara dengan 95,24 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.

Baca Juga:

Minyak Naik Terus, Saham Medco (MEDC) Reli 5 Hari Beruntun

Harga pelaksanaan rights issue Rp100 per saham, menghasilkan dana sebesar Rp1.070.160.000.000 (Rp1,07 triliun).

Dana rights issue, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi seluruhnya akan digunakan untuk setoran modal ke Anak Perseroan, yaitu Pyfa Australia Pty. Ltd. (PAPL), yang kemudian akan digunakan untuk melakukan ekspansi dan investasi usaha, yaitu melalui rencana pengambilalihan perusahaan yaitu Probiotec Limited.

Baca Juga:

Keluar Pemantauan Khusus, Saham CGAS Langsung Terbang Tinggi

Probiotec adalah suatu perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum Negara Australia.

Probiotec bergerak dalam bidang usaha farmasi dan pengemasan atas berbagai produk farmasi yang membutuhkan resep ataupun dapat dijual bebas (OTC), obat pelengkap, produk kesehatan konsumen, dan barang konsumsi cepat saji di Australia serta bidang usaha lainnya yang berkaitan.

Setiap pemegang 1 saham berhak atas 20 HMETD, yang dapat digunakan untuk membeli saham baru pada harga tersebut.

Rejuve Global Investment Pte. Ltd (RGI), sebagai pemegang saham utama PYFA, akan menggunakan haknya, yakni sebanyak 3,33 miliar saham. Sisa saham yang tidak diambil akan dibeli oleh Pembeli Siaga.

PYFA baru saja memeroleh tanggal efektif rights issue dari otoritas, yakni pada Rabu (3/4) lalu.

Jadwal pelaksanaan rights issue berlangsung selama 25 April – 2 Mei 2024.

Selain itu, PYFA juga menerbitkan 178.360.000 Waran Seri I. Setiap 60 saham baru akan mendapatkan 1 Waran Seri I. Pelaksanaan Waran Seri I dapat dilakukan setelah 6 bulan sejak pendaftaran dan berlaku hingga 24 April 2029.

Apabila pemegang saham tidak membeli saham dalam PMHMETD I sesuai dengan HMETD yang menjadi haknya, maka akan terjadi dilusi kepemilikan yang signifikan, yaitu sebesar 95,24 persen setelah HMETD dilaksanakan, dan maksimum 95,31 persen setelah pelaksanaan HMETD dan Waran Seri I secara penuh.

Antusiasme pasar atas saham PYFA turut mengerek saham emiten kesehatan lainnya, terutama farmasi.

Saham PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) melompat 9,00 persen. Kemudian, saham farmasi BUMN PT Kimia Farma Tbk (KAEF) melesat 7,60 persen, PT Phapros Tbk (PEHA) naik 2,94 persen.

Selanjutnya, saham SIDO tumbuh 1,52 persen, DVLA (1,33 persen), OMED (0,51 persen).

Saham pengelola rumah sakit (RS) HEAL menguat 2,11 persen dan BMHS 3,05 persen. Tidak ketinggalan, saham pelayanan penunjang kesehatan DGNS terapresiasi 3,25 persen. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.