Note

Ambisi RI Punya Industri Pertahanan 50 Besar Dunia

· Views 18
Ambisi RI Punya Industri Pertahanan 50 Besar Dunia
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta

Industri pertahanan Indonesia saat ini sedang fokus untuk mengejar ketertinggalan. Indonesia sedang berupaya untuk membangun industri yang mandiri dan bisa bersaing secara global.

Sejauh ini Kementerian BUMN dan Kementerian Pertahanan telah membuahkan sebuah holding industri pertahanan yang diisi berbagai BUMN namanya DEFEND ID. Holding itu dipimpin PT LEN Industri, dan beranggotakan PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT PAL, hingga PT Dahana.

Direktur utama DEFEND ID Bobby Rasyidin mengungkapkan penggabungan yang dilakukan pada perusahaan-perusahaan pelat merah industri pertahanan saat ini memang sudah berbuah manis. Pasalnya, kinerja perusahaan terus meningkat setelah penggabungan dilakukan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena kami sudah bersama-sama dan kekuatan itu ada di sana, kami lebih percaya diri untuk ambil proyek domestik, tentunya stakeholder utamanya Kementerian Pertahanan. Cukup signifikan juga dibandingkan dengan renstra yang lalu," beber Bobby dalam program Blak-blakan detikcom.

Bobby menyebutkan kinerja perusahaan sudah enam kali lipat lebih baik sejak holding industri pertahanan dibentuk. Jumlah proyek yang digarap juga makin besar.

ADVERTISEMENT

"Jumlah programnya itu bahkan pengalinya 10, kalau 2014-2019 cuma 10 program dari Kementerian Pertahanan, sekarang kita kerjakan 100 program," beber Bobby.

Saat ini sudah banyak integrasi yang dilakukan secara korporasi dan bisa memberikan efektivitas yang besar. Misalnya saja untuk biaya teknologi dan pengelolaan sumber daya manusia, yang tadinya dilakukan sendiri-sendiri setiap perusahaan kini sudah menjadi satu dan lebih efektif.

Dari sisi pengembangan sumber daya manusia juga makin baik. Pasalnya, dengan penggabungan 5 BUMN pertahanan, banyak mobilitas karyawan untuk menjajal semua bidang di berbagai perusahaan.

"Termasuk talent mobility, tadinya satu engineer yang stay di sana terus sekarang bisa muter-muter," sebut Bobby.

Menurutnya lewat penggabungan ini, masing-masing perusahaan akan saling mengisi satu sama lain dalam menggarap sebuah proyek. Pasalnya semua BUMN industri pertahanan memiliki spesifikasi masing-masing, misalnya LEN Industri memiliki keahlian sistem operasi, kemudian Pindad, PAL, dan Dirgantara memiliki keahlian membangun platform pertahanan. Terakhir, ada Dahana memiliki keahlian untuk urusan peledak.

"Banyak program atau proyek yang kita lakukan bersama, misalnya modernisasi kapal, tadinya dilakukan hanya PT PAL, sekarang berbarengan. PT PAL platform-nya, LEN sistemnya," kata Bobby mencontohkan.

Masuk 50 Besar Dunia

Bobby mengatakan saat ini pihaknya menargetkan agar industri pertahanan Indonesia bisa masuk menjadi 50 besar dunia. Sebelum holding DEFEND ID terbentuk dan industri pertahanan disentralisasi peringkat Indonesia sangat jeblok yaitu tidak masuk dalam peringkat 100 besar.

Sejauh ini industri pertahanan masih berada di peringkat 76. Tahun ini pihaknya menargetkan industri pertahanan bisa masuk 60 besar, dan pada tahun 2025 masuk ke 50 besar.

"Tahun lalu itu kita di tingkat 76. Diharapkan tahun ini masuk ke peringkat 60-an, dan target kita di tahun 2025 kita ada di top 50," sebut Bobby.

Nah salah satu faktor yang mempengaruhi peringkat Indonesia di jajaran industri pertahanan dunia adalah pengeluaran pertahanan. Idealnya pengeluaran anggaran pertahanan di atas 2% dari total PDB, secara global pengeluaran pertahanan rata-rata 2,3%.

Sedangkan di Indonesia masih sangat jauh dari itu, pengeluaran pertahanan Indonesia 1% dari PDB pun tak sampai. Padahal untuk bisa jadi 50 besar dunia minimal harus memiliki pengeluaran pertahanan hingga 2%.

"Nah kalau bicara hari ini spending kita cuma 0,78% di bawah 0,8% itu jauh di bawah rata-rata dunia. Apalagi dengan tensi geopolitik dunia yang meningkat juga, eskalatif," ungkap Bobby.

(hal/eds)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.