Note

Kinerja MTEL Positif, Analis Sebut Strategi Akuisisi Menara Dinilai Tepat

· Views 32
Kinerja MTEL Positif, Analis Sebut Strategi Akuisisi Menara Dinilai Tepat
Kinerja MTEL Positif, Analis Sebut Strategi Akuisisi Menara Dinilai Tepat. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Berdasarkan konsensus sejumlah riset sekuritas pasar modal menilai strategi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel yang gencar ekspansi ke pasar luar Jawa lewat akuisisi menara dinilai mampu mendorong peningkatan kinerja sepanjang 2023 dibandingkan 2022 (year on year/YoY).

Berdasarkan laporan keuangan MTEL 2023 yang dirilis di Keterbukaan Informasi BEI, Mitratel berhasil mencetak laba bersih meningkat 12,6% menjadi Rp 2,01 triliun, YoY dari tahun sebelumnya Rp1,79 triliun. Pencapaian laba tersebut ditopang oleh pendapatan yang juga naik 11,2% menjadi Rp8,59 triliun, dari sebelumnya Rp7,73 triliun.

Baca Juga:
Kinerja MTEL Positif, Analis Sebut Strategi Akuisisi Menara Dinilai Tepat Pangkas Porsi Lagi, Pemerintah Singapura Lepas 4,9 Juta Saham MTEL

Sementara itu, bisnis tower leasing atau penyewaan menara masih menjadi faktor pendorong pertumbuhan utama MTEL. Portofolio ini meraup pendapatan hingga Rp7,14 triliun, atau naik 12% YoY, didorong akuisisi menara, pertambahan menara secara organik, serta kolokasi.

Dua analis Trimegah Sekuritas Indonesia, Sabrina dan Richardson Raymon memandang pendorong kinerja MTEL lantaran strategi akuisisi anorganik yang secara sistematis memperluas portofolio menara dan meningkatkan rasio sewa (tenancy ratio), termasuk di luar Jawa.

Baca Juga:
Kinerja MTEL Positif, Analis Sebut Strategi Akuisisi Menara Dinilai Tepat Corporate Forum: Saksikan Strategi dan Prospek Bisnis MTEL hingga MSIN di YouTube MNC Sekuritas

“Kami yakin MTEL telah menunjukkan kinerja yang baik di 2023, Mitratel proaktif menambah aset tower dan serat optik untuk memperluas jangkauannya, ini bertujuan meningkatkan pendapatan dan menaikkan margin,” tulis keduanya dalam riset, pada Kamis, 7 Maret 2024.

Keduanya menilai, Mitratel diprediksi akan terus mengejar penambahan menara secara anorganik dan semakin perluasan cakupan serat optiknya.

Baca Juga:
Kinerja MTEL Positif, Analis Sebut Strategi Akuisisi Menara Dinilai Tepat 2023, Kinerja Pendapatan MTEL Alami Pertumbuhan

Berdasarkan dokumen Info Memo Mitratel, dengan jumlah total menara sebanyak 38.014 menara yang telah dimiliki, MTEL mempertahankan posisi sebagai pemilik menara terbanyak di Asia Tenggara. Jumlah menara itu naik 7,3% dari tahun sebelumnya 35.418 menara, dengan sebaran mencapai 42% di Jawa dan 58% di luar Jawa.

Sedangkan berdasarkan segmen kolokasi, jumlah tenant juga meningkat signifikan 16,9% menjadi 19.395 tenant dari sebelumnya 16.588 tenant. Maka rasio sewa (tenancy ratio) Mitratel meningkat 0,04 persentase poin (ppt) menjadi 1,51 kali dibandingkan dengan tahun sebelumnya 1,47 kali.

Baca Juga:
Kinerja MTEL Positif, Analis Sebut Strategi Akuisisi Menara Dinilai Tepat Mitratel (MTEL) Catat Laba Rp2,01 Triliun di 2023

Analis juga memprediksi angka rasio sewa ini akan terus meningkat, sejalan agenda besar operator telekomunikasi ke luar Jawa setelah melakukan konsolidasi. Mereka memerlukan infrastruktur menara dan fiber bukan hanya untuk memperluas coverage juga meningkatkan kualitas koneksi internet. 

Tabel. Pertumbuhan Operasional Mitratel (Tenant)

Indikator

2023

2022

%

Tower

38.014

35.418

7,3

Kolokasi

19.395

16.588

16,9

Tenant

57.409

52.006

10,4

Reseller

2.818

2.818

0,0

Tenant, Inc Reseller

60.227

54.824

9,9

Tenancy Ratio (X)

1,51

1,47

0,04 ppt

Fiber (Km)

32.521

16.641

95,4

Sumber: Info Memo Mitratel

Sementara itu, analisis lain dari BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) menilai pencapaian pendapatan dan EBITDA Mitratel yang masing-masing Rp8,59 triliun (+11,2%) dan Rp6,92 triliun (+12,7%) masih selaras dengan proyeksi BRIDS dan konsensus. Secara operasional, MTEL dinilai akan menguat dengan strategi akuisisi menara, peningkatan kolokasi, built to suit, dan penambahan akuisisi fiber optik.

Sekadar informasi, menara build-to-suit ialah pembangunan menara baru berdasarkan order dari operator telekomunikasi, sedangkan kolokasi adalah layanan di mana operator telekomunikasi dapat menyewa dan menempatkan perangkat di menara eksisting yang telah memiliki tenant. Kolokasi memungkinkan berbagai operator untuk berbagi infrastruktur yang sama, sehingga dapat mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi jaringan.

Menurut Riset BRIDS di awal 2024 juga sudah melihat tren ekspansi operator telko ke luar Jawa akan menguntungkan bagi MTEL, karena rasio sewa MTEL (1,5 kali), dibanding pesaingnya yakni PT Tower Bersama Infrasctructure Tbk (TBIG) 1,87 kali dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) 1,81 kali. Maka MTEL berpotensi menghasilkan kolokasi yang tinggi.

“Operator telko selain Telkomsel ekspansi ke luar pulau Jawa, MTEL menawarkan sewa kolokasi dengan lebih banyak pilihan ketimbang pesaingnya,” sebut analis BRI Danareksa, Niko Margaronis.

Rencana MTEL 2024

Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko (Teddy), mengatakan pencapaian 2023 tidak lepas dari ekspansi perseroan dalam menambah portofolio aset, terutama di luar Jawa. Strategi ini sejalan dengan rencana bisnis operator seluler yang tengah ekspansi ke luar Jawa, baik untuk memperluas coverage, pangsa pasar hingga meningkatkan kualitas koneksi internet di pedesaan.

“Portofolio menara dan fiber kami tersebar merata di seluruh Indonesia. Sebanyak 22.237 menara atau 58% dari total, ada di luar pulau Jawa. Kami meyakini bahwa industri ini masih memiliki ruang pertumbuhan, yang didorong oleh kebutuhan operator telekomunikasi untuk berekspansi,” kata Teddy saat Earnings Call Mitratel FY 2023 tanggal 13 Maret 2024 yang lalu.

Pasar menilai bahwa strategi ini akan berpotensi untuk tercapai, mengingat belanja modal (capex) telah disiapkan Mitratel. “Kami akan terus mengintip peluang untuk ekspansi bisnis secara inorganik apabila ada peluang akuisisi yang menarik dan fit dengan strategi Perseroan, termasuk adanya potensi pelepasan aset dari operator telko. Dalam melakukan setiap kegiatan akuisisi, Mitratel selalu mengedepankan aspek governance termasuk dalam hal compliance, dan memastikan terciptanya value creation dari transaksi akuisisi tersebut,” kata Teddy.

Pada akhir 2023, Mitrael memiliki 38.014 menara di Indonesia usai membangun 682 menara baru dan menambah hampir 2.000 menara lewat akuisisi, termasuk pembelian aset menara milik Indosat Ooredoo (Q1-2023) dan menara PT Gametraco Tunggal/Gametraco (Q4-2023).

Mitratel juga memiliki fiber optik yang bertambah 15.880 km hingga total panjang mencapai 32.521 km, naik 95,4%, usai total akuisisi sepanjang 7.000 km.

Analis BRIDS Niko Margaronis pun menyematkan ‘overweight’ untuk sektor menara telko atau potensi naik dibanding sektor lain, dengan rekomendasi beli yakni saham MTEL, dengan target harga Rp 960 per saham.

Sementara itu, analis sekuritas lain, Jonghoon Won dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia, memberikan target harga Rp940 per saham untuk MTEL, dengan menggunakan metode arus kas terdiskon (discounted cash flow/DCF).

(*)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.