Pasardana.id - Akuntan Publik meragukan kelangsungan usaha PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (IDX: GMFI) setelah mendapati emiten anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk (IDX: GIAA) ini, mengalami ekuitas negatif atau tekor modal sedalam USD311,16 juta pada tahun 2023.
Selain itu, GMFI mencatatkan kewajiban lancar melampaui aset lancar.
Jelasnya, aset lancar senilai USD246,61 juta, tapi kewajiban jangka pendek mencapai USD279,71 juta.
“Kondisi tersebut mengindikasikan adanya suatu ketidakpastian yang material yang menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan GMFI untuk mempertahankan kelangsungan usaha,” tulis Akuntan Publik, Ade Setiawan Elimin dari KAP Tanudiredja, Wibisina, Rintis & Rekan yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (1/4/2024).
Padahal, Direktur Utama GMFI, Andi Fahrurrozi melaporkan pendapatan mencapai USD373,2 juta pada tahun 2023.
Hasil itu naik 56,7 persen dibanding tahun 2022 yang tercatat sebesar USD238,7 juta.
Penopangnya, pendapatan reparasi dan overhaul meningkat 65,5 persen secara tahunan menjadi USD288,31 juta pada tahun 2023.
Senada, pendapatan perawatan naik 47,7 persen secara tahunan menjadi USD65,275 juta.
Walau beban usaha melonjak 61,9 persen secara tahunan menjadi USD345,5 juta pada tahun 2023.
Tapi laba usaha tetap tumbuh 11,6 persen secara tahunan menjadi USD27,7 juta.
Sedangkan laba usaha melejit 458 persen secara tahunan menjadi USD20,168 juta pada akhir tahun 2023.
Sementara itu, jumlah kewajiban bertambah 5,5 persen secara tahunan menjadi USD761,18 miliar pada akhir tahun 2023.
Hot
No comment on record. Start new comment.