Note

Harga Emas Kembali Tembus All-Time High di Awal Pekan

· Views 21
Harga Emas Kembali Tembus All-Time High di Awal Pekan
Harga Emas Kembali Tembus All-Time High di Awal Pekan. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga emas di pasar spot kembali menyentuh rekor tertinggi anyar di awal pekan, Senin (1/4/2024).

Emas diperdagangkan di kisaran USD2.259 per troy ons, melonjak 1,19 persen pada pukul 8.27 WIB.

Baca Juga:
Harga Emas Kembali Tembus All-Time High di Awal Pekan Harga Emas Antam (ANTM) Hari Ini Naik Rp5.000, Cek Selengkapnya

Secara mingguan, harga emas sudah naik 3,98 persen dan secara bulanan harga emas meroket 6,75 persen.

Harga emas terakhir diperdagangkan pada level USD2.241 per troy ons pada pekan lalu dan mencapai posisi new all-time high (ATH), naik 2,7 persen dari minggu sebelumnya. (Lihat grafik di bawah ini.)

Baca Juga:
Harga Emas Kembali Tembus All-Time High di Awal Pekan Harga Emas Rekor Lagi, Katalis Positif buat Saham ANTM Cs

Harga Emas Kembali Tembus All-Time High di Awal Pekan

Mengutip Trading Economics, emas bertahan di tengah spekulasi bahwa bank-bank sentral utama akan beralih ke penurunan suku bunga tahun ini, sementara meningkatnya ketegangan geopolitik juga meningkatkan permintaan safe-haven untuk emas batangan.

Baca Juga:
Harga Emas Kembali Tembus All-Time High di Awal Pekan Emak-Emak Borong Emas Jelang Lebaran, Dijual Lagi Usai Hari Raya

Selama pertemuan kebijakan terakhirnya, bank sentral Federal Reserve (The Fed) AS mempertahankan prospek penurunan suku bunga sebanyak tiga kali tahun ini meskipun terdapat data inflasi yang masih ‘panas’.

Pasar bertaruh, The Fed akan memulai penurunan suku bunga pada Juni mendatang.

Di Eropa, Swiss National Bank (SNB) secara mengejutkan melakukan penurunan suku bunga pada pertemuan Maret, sehingga memicu spekulasi bahwa bank sentral besar lainnya juga akan melakukan hal yang sama.

Sementara itu, Bank of Japan (BOJ) mengakhiri kebijakan suku bunga negatifnya, tetapi diperkirakan akan mempertahankan sikap akomodatif untuk beberapa waktu ke depan.

Selain itu, faktor utama yang mempengaruhi harga emas adalah inflasi, meningkatnya permintaan dari bank sentral, de-dolarisasi negara berkembang, situasi mikroekonomi, dan geopolitik.

Kombinasi faktor-faktor ini akan menciptakan kondisi bagi pertumbuhan harga emas pada 2024.

Menurut Kar Yong Ang, analis pasar keuangan, meningkatnya konflik geopolitik menyebabkan nilai emas naik sepanjang 2024.

“Karena peristiwa geopolitik pada tahun 2022, aset dolar menjadi lebih berisiko bagi banyak negara. Bank-bank sentral di negara-negara Selatan, Eropa Timur, dan Timur Tengah telah secara aktif menerapkan kebijakan untuk menambah cadangan devisa pada bagian emas sejak akhir tahun 2022,” ujar Kar Yong Ang, analis pasar keuangan Octa dikutip Yahoo Finance, awal Maret 2024.

Menurut laporan Dewan Emas Dunia (WGC), bank sentral membeli 800 ton emas dalam sembilan bulan pertama tahun 2023, naik 14 persen dibandingkan tahun 2022.

Permintaan yang berlebihan dari bank sentral ini telah meningkatkan nilai emas sebesar 10 persen pada tahun 2023.

“Pembelian emas oleh bank sentral yang akan menjadi pendorong utama pertumbuhan pada 2024. Jika tren ini terus berlanjut dan tingkat cadangan emas bergerak menuju rata-rata 40 persen dari komposisi cadangan emas, itu berarti ada tambahan aset sebesar USD3,2 triliun dan merupakan peningkatan sebesar 25 persen pada tahun 2025, yang setara dengan harga emas USD2.500 per troy ons,” tambahnya.

Emas juga kembali mengalami kenaikan sejak awal konflik Palestina-Israel. Sejak Oktober 2023, emas telah bertambah lebih dari 8 persen.

Selain itu, Ang menambahkan stabilisasi inflasi akan terus mendukung harga emas.

“Pada tahun 2022, inflasi global mencapai tingkat tertinggi dalam beberapa dekade terakhir. Namun, juga merupakan fakta bahwa inflasi mencapai puncaknya pada akhir tahun 2023,” imbuh Ang.

Meski demikian, sebagian besar analis memperkirakan tekanan inflasi akan terus mereda pada tahun 2024.

“Secara tradisional, harga emas berkorelasi negatif dengan tingkat inflasi. Semakin rendah tingkat inflasi, semakin rendah pula tingkat suku bunga obligasi pemerintah. Akibatnya, daya tarik relatif dari aset tanpa bunga seperti emas meningkat,”ujar Ang.

Ang menamahkan, de-dolarisasi negara-negara berkembang juga menjadi faktor yang mengangkat daya tarik emas.

“Investor melihat emas sebagai sarana alternatif untuk membangun tabungan dan perlindungan terhadap inflasi dan risiko mata uang. Permintaan emas meningkat karena Brasil, Rusia, India, dan China mencari cara untuk meningkatkan kemandirian mata uang mereka,” kata Ang.

Pada paruh kedua tahun ini, tren kenaikan emas kemungkinan akan terus berlanjut, dan emas bisa bergerak di kisaran USD2.300 per troy ons. (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.