Pasardana.id – Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan akhir pekan lalu (28/3), IHSG ditutup melemah 21,28 poin (-0,29%) ke level 7.288,81.
Pelemahan IHSG tersebut tidak lepas dari terus tertekannya nilai tukar Rupiah dan terjadinya net foreign sell sejak 25-28 Maret 2024.
Rupiah terdepresiasi 0,63% terhadap dollar AS menjadi Rp15.873 (JISDOR) pada pekan lalu.
Kemudian, diikuti terjadinya net foreign sell sebesar Rp 2 triliun, khususnya pada saham-saham sektor Infrastruktur.
Sebagai catatan, sepanjang bulan Maret 2024, IHSG mengalami koreksi sebesar 0,37% dengan sektor penekannya, yakni sektor Transportations (-6,79%), Technology (-3,44%), dan Properties (- 3,39%).
Sementara itu, Wall Street akhir pekan lalu ditutup variatif, tercermin dari DJIA (+0,12%), S&P 500 (+0,11%), dan Nasdaq (-0,12%).
Investor cenderung wait & see mencermati laporan pasar tenaga kerja, yang menampilkan data non-farm payrolls dan tingkat pengangguran.
Data penting lainnya termasuk: Pembukaan lapangan kerja JOLTS, PMI Manufaktur dan Jasa ISM, pesanan pabrik, dan data perdagangan luar negeri.
Di saat yang sama, investor terus memantau arah perkembangan kebijakan moneter dari The Fed.
Sebagai catatan, sepanjang bulan Maret 2024, DJIA (+2,08%), S&P 500 (+3,10%), dan Nasdaq (+1,79%).
“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan cenderung tertekan seiring berlanjutnya net foreign sell dan pelemahan nilai tukar Rupiah. Investor hari ini akan mencermati rilis data Inflasi Indonesia (Mar-24),” sebut analis FAC Sekuritas dalam riset Senin (01/4).
Hot
No comment on record. Start new comment.