Note

Kemendag Jamin DMO Turun Tak Bikin Minyak Goreng Langka

· Views 20
Kemendag Jamin DMO Turun Tak Bikin Minyak Goreng Langka
Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto
Jakarta

Kementerian Perdagangan (Kemendag) membantah anggapan bahwa minyak goreng langka di pasar. Menurutnya yang terjadi adalah turunnya realisasi pasok dalam negeri (Domestik Market Obligation/DMO), sehingga produsen bisa mengekspor lebih tinggi.

"Minyak goreng itu bukan langka di pasar, tapi yang terjadi karena adanya penurunan DMO, (sehingga) sampai saat ini hak ekspor masih relatif tinggi," ucap Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Isy Karim dalam agenda Dialog Publik 'Memastikan Ketersediaan dan Keterjangkauan Harga Pangan Jelang dan Pasca Lebaran 2024' di Hotel Grandhika, Melawai, Jakarta Selatan, Rabu (27/3/2024).

Isy menjelaskan, saat ini terdapat 5,9 juta hak ekspor yang dinilai cukup untuk kebutuhan ekspor minyak goreng selama 2,5 bulan ke depan.DMO merupakan kewajiban pelaku usaha untuk memenuhi pasar dalam negeri sebelum bisa mengekspor minyak goreng. Jumlahnya berkisar di angka 300 ribu ton per bulan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"DMO ini kan para pelaku usaha produsen dalam negeri diminta mendistribusikan 300 ribu ton per bulan. Nah, hasil dari itu bisa digunakan sebagai hak ekspor. Kalau pelaku usaha tidak ekspor langsung, hak ekspor kita dialihkan dengan kompensasi tertentu," jelasnya.

Ia menambahkan, jumlah stok minyak goreng di pasar dalam negeri masih mencukupi. "Namun secara keseluruhan stok di pasar, minyak goreng dalam jumlah sangat mencukupi. Masyarakat bisa membuat pilihan kalau DMO turun," katanya.

ADVERTISEMENT

Isy tidak menampik bahwa jumlah minyak goreng yang beredar saat ini turun. Sebab, 60% DMO disalurkan untuk minyak goreng curah dan 40% sisanya bisalurkan untuk minyak goreng kemasan Minyakita.

Penurunan DMO menyebabkan stok minyak goreng curah turun sedikit di pasar, tapi masyarakat dijamin masih bisa mendapatkan minyak goreng. Beberapa opsinya seperti minyak goreng premium dengan harga lebih mahal, serta produk lain dengan harga lebih murah berjenis second brand atau merek alternatif.

"Tapi masyarakat tetap bisa mendapatkan minyak goreng, walaupun premium harganya masih kurang terjangkau. (Tapi ada juga) tersedia dalam bentuk second brand. Contoh, kalau minyak goreng premium itu Tropical dan Bimoli dengan harga yang relatif tinggi, masyarakat masih ada pilihan minyak goreng second brand, seperti merek Rizki dan Fitri. Jadi masing-masing produsen yang memproduksi minyak goreng premium ini juga punya second brand," imbuhnya.

Oleh sebab itu, Isy mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir dengan penurunan DMO, sebab ketersediaan stok minyak goreng saat ini masih cukup di masyarakat.

"Jadi, apabila terjadi penurunan DMO, ini tidak terlalu mengkhawatirkan stok untuk masyarakat. Ketersediaan minyak goreng dalam jumlah yang sangat mencukupi," pungkas Isy.

(ara/ara)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.