Note

Harga Kakao Dunia Tembus Rp158 Juta per Ton, Produksi Indonesia Malah Loyo

· Views 18
Harga Kakao Dunia Tembus Rp158 Juta per Ton, Produksi Indonesia Malah Loyo
Harga Kakao Dunia Tembus Rp158 Juta per Ton, Produksi Indonesia Malah Loyo. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga kakao berjangka (futures) melonjak ke rekor baru (new all-time high) sebesar USD10.080 per ton pada perdagangan intraday Selasa (26/3/2024). Angka ini setara Rp 158,75 juta per ton jika mengacu pada kurs Rp15.875 per USD.

Pada penutupan perdagangan sesi Rabu (27/3), kakao diperdagangkan dilevel USD9.843 per ton, menguat 2,3 persen. Sebelumnya, harga kakao mencapai USD9.400 per ton, naik 7,94 persen pada perdagangan Senin (25/3).

Baca Juga:
Harga Kakao Dunia Tembus Rp158 Juta per Ton, Produksi Indonesia Malah Loyo Strategi Hershey dan Mondelez di Tengah Krisis Harga Kakao

Kenaikan ini memperpanjang reli harga kakao secara keseluruhan di Maret menjadi sekitar 54,28 persen, seiring buruknya panen di negara-negara penghasil kakao utama yakni Pantai Gading dan Ghana, menyebabkan kekurangan pasokan. (Lihat grafik di bawah ini.)

Harga Kakao Dunia Tembus Rp158 Juta per Ton, Produksi Indonesia Malah Loyo

Baca Juga:
Harga Kakao Dunia Tembus Rp158 Juta per Ton, Produksi Indonesia Malah Loyo Harga Kakao Dunia Tembus USD9 Ribu per Ton, Lebih Mahal daripada Tembaga

Konsumen dapat mulai melihat dampak dari melonjaknya harga kakao ketika dunia menghadapi defisit pasokan terburuk dalam beberapa dekade, dimana para petani di Afrika Barat berjuang melawan cuaca buruk, penyakit, dan pohon-pohon yang tumbang.

Harga kakao untuk pengiriman bulan Mei melonjak ke level tertinggi intraday sepanjang masa di USD10.080 per metrik ton pada hari Selasa sebelum mengakhiri hari dengan turun 0,3 persen menjadi menetap di USD9,622. Harga kakao sepanjang tahun ini sudah naik lebih dari tiga kali lipat atau 129 persen pada tahun 2024.

Baca Juga:
Harga Kakao Dunia Tembus Rp158 Juta per Ton, Produksi Indonesia Malah Loyo Jepang Dukung Industri Kakao Berkelanjutan di Gorontalo

Melansir Trading View, Gov Capital memprediksi harga kakao dalam satu tahun ke depan akan mencapai USD11.809 per ton.

Sementara, Trading Economics memperkirakan harga kakao akan turun menjadi USD9.165 per metrik ton satu tahun dari sekarang.

Sebagai negara agrikultur, Indonesia juga merupakan salah satu penghasil kakao dunia.

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) teranyar, RI memproduksi biji kakao sebanyak 650.612 ton pada 2022. Volume ini turun 5,46 persen dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 688.210 ton.

Melansir data Kementerian Pertanian, produksi kakao di Indonesia selama 2022-2026 diproyeksikan turun sedikit secara rata-rata sebesar minus 0,16 persen per tahun.

Produksi kakao tahun 2022 diprediksi mencapai 706 ribu ton, tahun 2023 turun 1,94 persen menjadi 692 ribu ton.

Lebih lanjut, Kementerian Pertanian memprediksi tahun 2024 produksi kakao naik menjadi 703 ribu ton (1,53 persen), tahun 2025 turun kembali 1,17 persen menjadi 695 ribu ton dan 2026 naik kembali 701 ribu ton atau 0,92 persen.

Lonjakan harga kakao ini juga menjadi sinyal mengkhawatirkan bagi sektor bisnis.

Michele Buck selaku CEO merek coklat terkemuka dunia, Hershey mengatakan bulan lalu bahwa perusahaannya memiliki strategi lindung nilai untuk mengelola volatilitas harga kakao dunia. Mengingat, perusahaan coklat adalah konsumen utama biji kakao dunia.

National Confectioners Association juga mengatakan bahwa industri ini bekerja sama dengan retail kakao untuk mengatur biaya dan menjaga harga coklat tetap terjangkau bagi konsumen.

Paul Joules, analis komoditas di Rabobank mengatakan, meskipun perusahaan-perusahaan coklat besar sudah melakukan lindung nilai (hedging) dengan baik pada tahun lalu dan tidak harus langsung membebankan harga tinggi kepada konsumen, hanya ada sedikit hal yang bisa dilakukan industri ini untuk menyerap biaya.

“Dunia sedang menghadapi defisit pasokan kakao terbesar dalam lebih dari 60 tahun dan konsumen mungkin mulai merasakan dampaknya pada akhir tahun ini atau awal tahun 2025,” kata Joules kepada CNBC International (26/3).

Organisasi Kakao Internasional memperkirakan defisit pasokan kakao akan mencapai sebesar 374 ribu ton untuk musim 2023-24, meningkat 405 persen dari defisit 74 ribu ton pada musim sebelumnya.

“Hal terburuk masih akan terjadi. Harga kakao kemungkinan akan tetap tinggi untuk beberapa waktu karena tidak ada solusi yang mudah untuk mengatasi masalah sistemik yang dihadapi pasar,” imbuh Joules. (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.