Laba Amman Mineral (AMMN) Merosot 76,94 Persen, Ini Penyebabnya

IDXChannel - PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mencatatkan penurunan laba bersih 76,94% di 2023 lalu. 

Laba perseroan per Desember 2023 tercatat sebesar USD252,14 juta atau Rp3,99 triliun, sedangkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD1,09 miliar.

Adapun penjualan bersih perseroan juga mengalami penurunan sebesar 28,15% menjadi USD2,03 miliar atau Rp32,24 triliun, dari sebelumnya sebesar USD2,83 miliar. 

Secara rinci, penjualan emas tercatat sebesar USD885,45 juta atau Rp14,04 triliun dan penjualan tembaga tercatat sebesar USD1,14 juta atau Rp18,20 triliun.

Penurunan penjualan perseroan sepanjang tahun lalu utamanya disebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi. Hal itu membuat perseroan memproses bijih kadar rendah dari stockpiles, sehingga menghasilkan penjualan tembaga 33% lebih rendah dan emas 35% lebih rendah.

Meski demikian, penurunan penjualan bersih perseroan diimbangi oleh kenaikan rata-rata harga jual tembaga dan emas masing-masing sebesar 6% dan 12%. Adapun, penjualan kuartal IV 2023 merupakan kuartal dengan penjualan yang terkuat selama tahun 2023, dengan peningkatan sebesar 55% dibandingkan kuartal III 2023.

“Pada 2023, kami menghadapi berbagai tantangan, seperti cuaca buruk, perubahan peraturan yang berdampak negatif, dan peningkatan biaya kepatuhan,” kata Presiden Direktur AMMN, Alexander Ramlie dalam keterangan resminya, Rabu (27/3/2024).

Dari sisi produksi, perseroan mencatatkan produksi tembaga sebesar 312 juta pon atau 33% dari tahun 2022 lalu, produksi konsentrat 541.893 metrik ton kering atau turun 32%. Kemudian, produksi emas perseroan tercatat sebesar 463 kilo ons atau turun 37%.

Alexander menyampaikan bahwa 2023 berjalan bukan tanpa kesulitan. Ia mengatakan bahwa dalam proses produksi harus menghadapi kondisi cuaca buruk dan kerumitan operasional akibat curah hujan yang memecahkan rekor, sehingga membatasi produksi. Tantangan lainnya adalah tertundanya izin impor ban (haul truck 793C) sehingga mengakibatkan terhentinya operasional yang tidak direncanakan dari bulan Desember hingga Januari.

“Meskipun kami berhasil mengeringkan dasar lubang tambang dengan lebih cepat, tujuh bulan pertama terjadi akumulasi lumpur yang signifikan akibat tingginya debit air di dasar lubang tambang, yang berdampak pada kualitas, volume, dan stabilitas bijih yang dikirim ke pabrik konsentrator,” ujar Alexander.

Per Desember 2023, total nilai aset AMMN tercatat sebesar USD9,09 miliar atau Rp144,26 triliun, naik dari posisi Desember 2022 yang sebesar USD6,49 miliar. Liabilitas perseroan tercatat sebesar USD4,46 miliar dan ekuitas tercatat sebesar USD4,63 miliar.

(DES)