Heboh Petisi Tolak Aturan Papan Full Auction, BEI Buka Suara

Seorang investor meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menghapus peraturan Papan Full Auction. Alasannya, Papan Full Auction tidak memiliki bid offer sehingga seperti judi.

Investor itu pun menggalang dukungan dengan membuat petisi di change.org. Sebanyak 3.252 orang menandatangani petisi tersebut.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Bursa Efek Indonesia (BEI) Irvan Susandy merespons penolakan tersebut. Menurut Irvan papan pemantauan khusus (full periodic call auction) merupakan pengembangan lanjutan dari hybrid call auction.

Irvan mengatakan kehadiran papan tersebut untuk memberikan perlindungan kepada investor.

"Saham-saham yang masuk dalam Papan Pemantauan Khusus merupakan saham-saham yang terkena kriteria fundamental ataupun likuiditas sebagaimana Peraturan Nomor I-X tentang Penempatan Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas pada Papan Pemantauan Khusus," kata Irvan kepada media, Selasa (26/3/2024).

Irfan menjelaskan dengan metode perdagangan tersebut, pembentukan harga diharapkan menjadi lebih adil (fair) karena memperhitungkan seluruh order yang ada di orderbook. Sehingga, memberikan proteksi kepada investor atas potensi aggressive order yang masuk di pasar.

"Meskipun batas minimum harga yang diberlakukan untuk saham papan pemantauan khusus ini adalah Rp1, Auto Rejection harian yang kami terapkan bagi saham-saham di papan ini lebih kecil dibandingkan yang lain, yaitu 10%," ungkapnya.

BEI berharap saham-saham tersebut dapat lebih aktif diperdagangkan. Informasi harga dapat dilihat melalui Indicative Equilibrium Price (IEP) dan Indicative Equilibrium Volume (IEV).

"Melalui mekanisme ini kami harapkan saham-saham tersebut dapat lebih aktif diperdagangkan sesuai dengan fair pricenya, yang informasinya dapat dilihat melalui IEP & IEV," katanya.

"Investor dapat memperhatikan kolom IEP dan IEV yang tersedia juga di IDX Mobile untuk melakukan input order pada saham Papan Pemantauan Khusus," tutur Irvan.