Note

Harga CPO Menggeliat, Saham Produsennya Kurang Bergairah

· Views 28
Harga CPO Menggeliat, Saham Produsennya Kurang Bergairah
Harga CPO Menggeliat, Saham Produsennya Kurang Bergairah. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Saham emiten produsen crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah bergerak beragam pada Selasa (26/3/2024) kendati harga komoditas acuannya menguat.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.08 WIB, saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) menguat 1,12 persen ke Rp905 per saham dan  PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) naik 1,02 persen.

Baca Juga:
Harga CPO Menggeliat, Saham Produsennya Kurang Bergairah Harga Minyak Naik, Intip Gerak Saham MEDC hingga ENRG

Selanjutnya, saham PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) dan PT Smart Tbk (SMAR) tumbuh 0,85 persen dan 0,79 persen.

Berbeda, saham PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) malah merah 0,52 persen, bersama dengan saham CSRA yang turun 0,87 persen, JARR minus 1,20 persen, DSNG (-3,08 persen), JAWA (-6,86 persen), dan PTPS (-9,68 persen).

Baca Juga:
Harga CPO Menggeliat, Saham Produsennya Kurang Bergairah BEI Tetapkan Lima Spesifikasi Kontrak Berjangka Saham, Ini Kelebihannya

Sementara, saham BWPT, AALI, SSMS, TBLA, SGRO, UNSP, hingga ANJT masih stagnan.

Sebelumnya, minyak sawit berjangka Malaysia alias futures CPO menguat 0,64 persen di kisaran MYR4.274 per ton pada Selasa (26/3/2024) imbas rencana revisi kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) Indonesia.

Baca Juga:
Harga CPO Menggeliat, Saham Produsennya Kurang Bergairah Suspensi Saham SONA-LMAX dan Waran Seri I (LMAX-W) Dibuka Hari Ini

Harga CPO sudah menguat MYR553 MYR per ton atau 14,86 persen sejak awal 2024, menurut perdagangan contract for Difference (CFD) yang melacak pasar acuan untuk komoditas ini.

Secara mingguan, harga CPO mengalami kenaikan 1,74 persen dan secara bulanan sudah menguat 8,98 persen, menurut data Trading Economics.

Melansir Bloomberg, Senin (25/3), harga minyak sawit menghentikan penurunan dua harinya di tengah optimisme bahwa ekspor Malaysia akan meningkat pada bulan ini.

Mengutip David Ng, trader senior di IcebergX Sdn di Kuala Lumpur, kenaikan harga CPO disebabkan oleh kuatnya kinerja ekspor Malaysia bulan ini.

“Kami terutama ingin mengetahui berapa banyak kuota yang dialokasikan berdasarkan produksinya,” kata Ng.

Sebagai negara penghasil sawit terbesar, Indonesia juga tengah berpotensi merevisi kebijakan DMO dan bisa menghambat ekspor.

Pasar tengah mengkhawatirkan adanya potensi perubahan kebijakan ini yang berpotensi membatasi pasokan.

Edy Priyono, Deputi Kantor Staf Presiden, membahas kerentanan kebijakan saat ini terhadap fluktuasi permintaan ekspor.

Menurut Edy, perubahan kebijakan DMO yang diusulkan bertujuan untuk memitigasi dampak pasar global dengan memastikan pasokan minyak goreng dalam negeri.

Ng menambahkan, pergeseran kebijakan ini dapat mengarah pada pendekatan pasokan yang lebih didorong oleh domestik, yang berpotensi membatasi ketersediaan ekspor untuk menjaga harga domestik.

Menurut Edy, aturan tersebut saat ini mengizinkan perusahaan untuk mengekspor beberapa produk minyak sawit setelah memasok minyak goreng dalam jumlah tertentu ke dalam negeri. Namun, kebijakan tersebut rentan ketika permintaan ekspor melambat.

Dalam hal ini, menurut pemerintah, mengatur DMO dengan output akan membantu mencegah dampak harga minyak sawit dari pasar global.

“Dengan diberlakukannya kebijakan ini, sepertinya pasokan akan lebih banyak didorong oleh domestik dibandingkan berorientasi ekspor, dan hal ini dapat berarti bahwa ketersediaan pasokan dari Indonesia mungkin akan dibatasi di masa mendatang untuk menjaga harga dalam negeri,”imbuh Edy

Di lain pihak, Intertek Testing Services melaporkan pengiriman CPO Malaysia naik 14 persen selama 1-25 Maret dibandingkan bulan sebelumnya, berkat permintaan yang lebih kuat dari Afrika, India, dan Timur Tengah.

Sementara, AmSpec Agri akan merilis data untuk periode yang sama pada Senin malam.

Sebelumnya, harga CPO sempat mencapai level tertinggi dalam lebih dari setahun pada minggu lalu di lebih dari MYR 4.300.

Pasar minyak global juga tengah mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya ketegangan geopolitik menyusul serangan di Rusia dan konflik yang sedang berlangsung.

Minyak mentah Brent dan West Texas Intermediate mengalami peningkatan di tengah ketegangan ini, dengan serangan teroris di Moskow dan serangan drone yang terus berlanjut oleh Ukraina mempengaruhi kemampuan penyulingan minyak mentah Rusia.

Pembatasan produksi OPEC+ dan sanksi AS yang lebih ketat terhadap aliran dana Rusia berkontribusi terhadap dinamika pasar, di samping upaya China untuk memacu pertumbuhan.

Pasar minyak global juga tengah mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya ketegangan geopolitik menyusul serangan di Rusia dan konflik yang sedang berlangsung.

Minyak mentah Brent dan West Texas Intermediate mengalami peningkatan di tengah ketegangan ini, dengan serangan teroris di Moskow dan serangan drone yang terus berlanjut oleh Ukraina mempengaruhi kemampuan penyulingan minyak mentah Rusia.

Pembatasan produksi OPEC+ dan sanksi AS yang lebih ketat terhadap aliran dana Rusia berkontribusi terhadap dinamika pasar, di samping upaya China untuk memacu pertumbuhan. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.