Note

Harga Minyak Naik tipis usai Aksi Profit Taking

· Views 31
Harga Minyak Naik tipis usai Aksi Profit Taking
Harga Minyak Naik tipis usai Aksi Profit Taking. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Minyak mentah berjangka (futures) West Texas Intermediate (WTI) dan Brent menguat di kisaran USD 81,69 per barel dan USD 86,43 per barel pada Kamis (21/3/2024) usai ditutup anjlok 2 persen pada Rabu (18/3).

Harga minyak WTI naik 0,52 persen dan Brent turun 0,58 persen, menurut data Trading Economics.

Baca Juga:
Harga Minyak Naik tipis usai Aksi Profit Taking Isyarat The Fed Pangkas Suku Bunga Tiga Kali, Harga Emas Sentuh Rekor Tertinggi Lagi

Sebelumnya, harga minyak mentah berjangka WTI turun sekitar 2 persen menjadi USD81 per barel pada Rabu, menjauh dari level tertinggi empat bulan yang dicapai pada hari Selasa, karena investor mengambil keuntungan (profit taking) menyusul kenaikan harga minyak yang kuat.

Penguatan dolar juga menekan harga minyak, karena membuat minyak lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang lain, sehingga menurunkan permintaan.

Baca Juga:
Harga Minyak Naik tipis usai Aksi Profit Taking Rencana Buyback Saham, GOTO Siapkan USD200 Juta

Sementara, data EIA menunjukkan persediaan minyak mentah di Amerika Serikat (AS) secara tak terduga turun sebesar 1,95 juta, terbesar dalam dua bulan, karena kilang terus meningkatkan aktivitasnya.

Di sisi lain, serangan pesawat tak berawak Ukraina baru-baru ini terhadap kilang Rusia menimbulkan kekhawatiran mengenai pasokan.

Baca Juga:
Harga Minyak Naik tipis usai Aksi Profit Taking Listing Bulan Depan, Saham Dunia Virtual (AREA) Masuk Efek Syariah

Menurut analis energi StoneX Alex Hodes, serangan Ukraina baru-baru ini terhadap kilang Rusia berpotensi mengurangi 350 ribu barel per hari pasokan minyak global dan meningkatkan harga minyak mentah AS sebesar USD3 per barel.

Analis di J.P. Morgan memperkirakan bahwa 900 ribu barel kapasitas kilang Rusia telah offline setelah serangan tersebut, menambah premi risiko sebesar USD4 per barel pada harga minyak.

Irak juga mengumumkan rencana untuk mengurangi ekspor minyak mentahnya menjadi 3,3 juta barel per hari dalam beberapa bulan mendatang untuk memenuhi kuota OPEC+, sementara Arab Saudi mengalami penurunan ekspor minyak mentah bulanan kedua berturut-turut.

Selain itu, pasar juga tengah mencerna keputusan bank sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) yang resmi menahan suku bunga acuan di level 5,25 persen - 5,5 persen.

Keputusan diambil dalam pertemuan terakhir rapat dewan yang berlangsung selama dua hari.

Kebijakan ini menandai level suku bunga Fed Rate tak berubah sejak Juli 2023. Otoritas tertinggi perbankan AS itu berupaya memastikan apakah level bunga pinjaman saat ini sudah untuk menahan kenaikan harga alias inflasi.

Untuk saat ini, perekonomian di AS secara mengejutkan masih bertahan dengan baik, meskipun berada di fase suku bunga tinggi, sehingga hal ini mengurangi tekanan terhadap The Fed untuk segera mengambil tindakan.

Sebelumnya, minyak mentah berjangka telah menguat mendekati level tertingginya dalam lima bulan di tengah kekhawatiran pengetatan pasokan yang mendorong kenaikan harga dalam beberapa hari terakhir. Harga minyak mentah baru turun pada sesi kemarin dan mengurangi sebagian dari kenaikan karena sinyal suku bunga dari The Fed.

Hal yang juga diramal akan mendukung harga minyak mentah adalah permintaan yang lebih kuat dari perkiraan.

Analis komoditas di Standard Chartered mencatat bahwa pasar energi memulai tahun baru dengan pandangan yang terlalu pesimistis terhadap permintaan minyak.

Menyusul rilis laporan Joint Organisations Data Initiative (JODI) terbaru pada Senin (18/3), StanChart memperkirakan permintaan minyak di bulan Januari mencapai 100,24 juta barel per hari (mb/d), yang berarti peningkatan sebesar 2,67 mb/d secara year on year.

StanChart juga memperkirakan bahwa pasar minyak akan terus mengalami keterbatasan pasokan hampir sepanjang tahun ini.

Para analis melihat pertumbuhan terbatas pada produksi minyak mentah AS, dengan pasokan AS kemungkinan tidak akan meningkat secara signifikan dibandingkan level tertinggi sepanjang masa pada November 2023 sebesar 13,319 juta barel per hari. (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.