Note

Minyak Masih di Level Tertinggi dalam 6 Bulan, Serangan Kilang Rusia Jadi Perhatian Pasar

· Views 23
Minyak Masih di Level Tertinggi dalam 6 Bulan, Serangan Kilang Rusia Jadi Perhatian Pasar
Minyak Masih di Level Tertinggi dalam 6 Bulan, Serangan Kilang Rusia Jadi Perhatian Pasar. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Minyak mentah berjangka (futures) West Texas Intermediate (WTI) dan Brent menetap di kisaran USD 82,47 per barel dan USD 87,18 per barel pada perdagangan Rabu (20/3/2024) usai sempat melesat 2 persen pada Senin (18/3).

Harga minyak WTI naik tipis 0,02 persen dan Brent turun 0,02 persen, menurut data Investing.com.

Baca Juga:
Minyak Masih di Level Tertinggi dalam 6 Bulan, Serangan Kilang Rusia Jadi Perhatian Pasar IHSG Hari Ini Berpeluang Menguat, Simak Saham Auto Raup Untung

Pada hari sebelumnya, harga minyak WTI ditutup menguat 0,35 persen di level USD82,45 per barel dan harga minyak Brent ditutup naik 0,38 persen di level USD87,22 per barel.

Harga minyak sempat naik 2 persen secara harian menjadi USD82,72 per barel pada penutupan Senin dan berada di level tertinggi sejak Oktober. Ini menjadi pekan kenaikan harga minyak sejak minggu sebelumnya.

Baca Juga:
Minyak Masih di Level Tertinggi dalam 6 Bulan, Serangan Kilang Rusia Jadi Perhatian Pasar Muncul Transaksi Jumbo Saham Bank Aladin (BANK) Rp657,4 Miliar di Pasar Nego

Secara mingguan harga minyak WTI dan Brent masing-masing juga sudah meroket 4,11 persen dan 3,83 persen.

Dalam laporan terbaru, persediaan minyak mentah di Amerika Serikat (AS) dilaporkan turun minggu ini sebesar 1,519 juta barel untuk pekan yang berakhir pada 15 Maret, menurut The American Petroleum Institute (API).

Baca Juga:
Minyak Masih di Level Tertinggi dalam 6 Bulan, Serangan Kilang Rusia Jadi Perhatian Pasar Pasar Cenderung Wait and See, Simak Top Picks Saham Pilihan Analis Hari Ini

Sementara para analis memperkirakan peningkatan sebanyak 77.000 barel. API melaporkan kenaikan besar persediaan minyak mentah sebesar 5,521 juta barel pada minggu sebelumnya.

Pada Selasa, Departemen Energi (DoE) AS melaporkan bahwa persediaan Cadangan Minyak Strategis (SPR) naik 0,7 juta barel pada 8 Maret. Persediaan sekarang mencapai 362,3 juta barel.

Selain itu, harga minyak juga didukung oleh lebih rendahnya ekspor minyak mentah dari Irak dan Arab Saudi, serta indikasi kuatnya permintaan dan pertumbuhan ekonomi di China dan Amerika Serikat (AS).

Irak mengumumkan akan mengurangi ekspor minyak mentah menjadi 3,3 juta barel per hari dalam beberapa bulan mendatang sebagai kompensasi atas kelebihan kuota OPEC+ sejak Januari.

Selain itu, ekspor minyak mentah Arab Saudi juga mengalami penurunan selama dua bulan berturut-turut, turun menjadi 6,297 juta barel per hari di bulan Januari (vs 6,31 juta barel per hari di bulan Desember).

Dari sisi permintaan, output pabrik dan penjualan ritel China melampaui ekspektasi pada periode Januari-Februari.

Pekan lalu, IEA juga menaikkan perkiraan permintaan global untuk tahun 2024.

Tak hanya itu, meningkatnya risiko geopolitik terus memicu kekhawatiran pasokan minyak setelah Ukraina meningkatkan serangan drone terhadap kilang minyak Rusia selama seminggu terakhir, sehingga menghentikan 7 persen kapasitas penyulingan Rusia pada kuartal pertama.

Teranyar, Kementerian Energi Rusia telah berjanji untuk mempertahankan infrastruktur minyak dan gasnya dari serangan rudal Ukraina, Reuters melaporkan pada Selasa (19/3).

Artyom Verkhov, Direktur Departemen Pengembangan Industri Gas di Kementerian Energi Rusia mengatakan bahwa sistem pertahanan negara tersebut sudah dalam pengerjaan.

“Kami bekerja sama, termasuk dengan rekan-rekan dari Garda Nasional Rusia, untuk melindungi objek, dan memasang sistem perlindungan seperti Pantsir,” kata Verkhov.

Menurut Bloomberg, Ukraina telah menargetkan kumpulan kilang minyak Rusia yang menyumbang 12 persen dari kapasitas pemrosesan minyak Rusia.

Rusia telah mengatakan pada pertemuan OPEC+ terakhir bahwa mereka berencana untuk membatasi produksi minyak sebesar 350.000 barel per hari pada bulan April, yang mengakibatkan pengurangan ekspor sebesar 121.000 barel per hari.

Untuk Mei, pengurangan produksi minyak mentah Rusia akan meningkat menjadi 400.000 barel per hari, dengan pengurangan ekspor sebesar 71.000 barel per hari.

Karena Rusia tidak mampu mengolah minyak mentah menjadi produk sebanyak yang direncanakan semula, ekspor minyak mentahnya mungkin meningkat, karena negara tersebut mempunyai kapasitas penyimpanan minyak yang terbatas. (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.