Tanpa Hitung Goodwill Non-cash, Rugi GOTO Berkurang 60% di 2023

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatatkan pemulihan kinerja yang cukup positif sepanjang tahun lalu seiring dengan peningkatan pendapatan bersih, penurunan beban keuangan, dan rugi operasional yang terus berkurang. GOTO mengalami kenaikan rugi bersih entitas dibanding tahun lalu.

Hal ini mengacu pada data laporan keuangan 2023 GOTO di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dipublikasikan hari ini. Pangkal utama kenaikan rugi bersih ini lantaran perusahaan menghitung adanya kerugian penurunan nilai aset goodwill sebesar Rp 78,77 triliun di tahun 2023 yang sifatnya non-cash dan tidak berulang, memicu kenaikan rugi bersih tersebut.

Goodwill merupakan selisih yang muncul atas pembelian Tokopedia dalam bentuk saham yang dilakukan saat Gojek merger dengan Tokopedia pada Mei 2021 lalu. Dengan demikian, rugi penurunan nilai aset itu masih ada di 2023, sampai Tokopedia resmi tidak terkonsolidasi dalam laporan keuangan GoTo di 2024.

Namun, jika ditelusuri lebih lanjut, rugi GoTo sebetulnya dari kegiatan bisnis hanya sebesar Rp 11,75 triliun, dipangkas hingga 60,04% dari tahun 2022 yakni rugi sebesar Rp 29,40 triliun. Hal ini dihitung dengan mengecualikan penurunan nilai goodwill pembelian Tokopedia.

Sementara itu, rugi operasional (rugi usaha) di tahun 2023 juga mampu diturunkan 66,11% menjadi rugi Rp 10,28 triliun, dari tahun sebelumnya rugi usaha sebesar Rp 30,33 triliun.

Direktur Utama Grup GoTo Patrick Walujo mengungkapkan perseroan telah meletakkan landasan operasional yang kuat dengan tercapainya Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) yang disesuaikan positif pada 4Q2023 dan terjalinnya kemitraan strategis dengan TikTok pada bisnis e-commerce yang akan berdampak luas kepada bisnis-bisnis Financial Technology dan On-Demand Services.

Patrick mengatakan fokus Perseroan ke depannya adalah untuk memperkuat landasan ini agar dapat mendorong pertumbuhan yang lebih cepat dan profitabel.

"Kami akan melakukannya dengan berpegang teguh pada misi kami untuk memperkaya pengalaman konsumen serta membuat produk dan layanan kami dapat menjangkau basis konsumen secara lebih luas," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (19/3/2024).

Pendapatan Melesat 30%

Dalam laporan kinerja itu, perseroan juga mampu membukukan pendapatan bersih sepanjang tahun lalu sebesar Rp 14,79 triliun, atau tumbuh 30,28% dibandingkan dengan pendapatan tahun sebelumnya Rp 11,35 triliun. Peningkatan ini sejalan dengan penurunan total beban operasional hingga 40% atau Rp 16 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.

Penurunan juga terjadi di beban penjualan dan pemasaran yang sangat signifikan, hingga 54,35% menjadi Rp 6,43 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 14,09 triliun.

Direktur Keuangan Grup GoTo Jacky Lo, berpendapat perusahaan mampu mencatatkan peningkatan profitabilitas pada kuartal keempat di setiap segmen bisnis.

"Unit bisnis ODS mencatatkan EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal tersebut, sementara itu unit bisnis fintech terus berekspansi dengan tetap mempertahankan perbaikan EBITDA yang disesuaikan secara year-on-year dan quarter-on-quarter," jelasnya.

Selain itu, bisnis e-commerce lewat Tokopedia juga mencapai EBITDA yang disesuaikan positif untuk kuartal tersebut meski berada di tengah kompetisi ketat.

Pada akhir Januari 2024, GoTo juga mengumumkan penyelesaian transaksi investasi TikTok di Tokopedia untuk pengembangan bisnis e-commerce. TikTok akan memegang pengendalian atas Tokopedia dengan menginvestasikan lebih dari US$ 1,5 miliar tanpa menyebabkan dilusi lebih lanjut pada kepemilikan GoTo di Tokopedia.