Note

Menanti Tuah Saham Consumer Goods & Peritel selama Ramadan

· Views 9
Menanti Tuah Saham Consumer Goods & Peritel selama Ramadan
Menanti Tuah Saham Consumer Goods & Peritel selama Ramadan. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Saham-saham emiten peritel dan barang konsumsi (consumer goods) kerap masuk ke dalam radar investor di tengah bulan suci Ramadan. Apakah sektor tersebut masih menarik kali ini?

Bila dilihat, sejumlah saham peritel masih kurang bergairah selama pekan pertama bulan Ramadan. Saham peritel PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) dan anak usahanya PT Map Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA), misalnya, terkoreksi 0,98 persen dan 1,86 persen dalam sepekan.

Baca Juga:
Menanti Tuah Saham Consumer Goods & Peritel selama Ramadan Minyak Naik 2 Persen, Saham RAJA hingga AKRA Menghijau

Kemudian, saham peritel lainnya PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) turun 3,66 persen dalam sepekan, bersama dengan anak usaha peritel handphone PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Sinar Eka Selaras Tbk (ERAL) yang amblas 6,79 persen.

Kabar baiknya, sejumlah nama lainnya membukukan kinerja yang cukup positif selama awal Ramadan ini, macam PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) yang tumbuh 1,82 persen dalam seminggu dan ERAA 2,40 persen. (Lihat tabel di bawah ini.)

Baca Juga:
Menanti Tuah Saham Consumer Goods & Peritel selama Ramadan Harga Timah Rekor, Saham NIKL dan TINS Beda Arah

Menanti Tuah Saham Consumer Goods & Peritel selama Ramadan

Di sisi lain, saham emiten consumer goods, kendati belum menunjukkan taji yang berarti, masih memiliki catatan yang lebih baik tinimbang peritel.

Baca Juga:
Menanti Tuah Saham Consumer Goods & Peritel selama Ramadan Harga Saham Fluktuatif, TINS-SSIA Diawasi BEI 

Sebut saja, saham PT Mayora Indah Tbk (MYOR) yang melonjak 8,97 persen dalam sepekan atau produsen mi instan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) yang terapresiasi 2,78 persen dalam periode yang sama. (Lihat tabel di bawah ini.)

Menanti Tuah Saham Consumer Goods & Peritel selama Ramadan

Menurut pengamatan Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta, sejumlah saham barang konsumsi—ICBP, INDF, MYOR, hingga peritel MAPI—terapresiasi di awal Ramadan, kendati sempat mengalami aksi ambil untung (profit taking).

“Wajar saja mengalami profit taking. Tapi, [sejumlah saham] mengalami ada sejumlah yang mengalami technical rebound. Biasanya orang di pasar melakukan buy on dip atau buy on weakness,” jelas Nafan kepada IDXChannel.com, Selasa (19/3/2024).

Menurut hematnya, saham consumer goods menarik untuk dicermati, misalnya untuk metode swing trading.

Ada Tekanan, Peluang Masih Tampak

Pandangan lainnya berasal dari pengamat pasar modal Michael Yeoh.

Michael menjelaskan, kondisi kali ini sedikit berbeda untuk peritel lantaran adanya kenaikan bahan pangan yang menekan daya beli masyarakat, terutama di kalangan menengah ke bawah.

Mengutip Michael, hal ini terlihat dari porsi rasio pendapatan dibandingkan konsumsi yang lebih kecil dibandingkan pendapatan terhadap cicilan.

Di samping itu, jelas pria yang kerap memberikan edukasi pasar modal di media sosial tersebut, inflasi bahan pangan juga tidak seimbang dengan kenaikan gaji.

Pengamatan Michael menemukan, kenaikan gaji pegawai negeri sipil (PNS) dan pensiunan memang cukup signifikan, yakni 8% - 12%, tetapi hal tersebut dibarengi kenaikan beras yang mencapai 30% dan rokok sebesar 12%.

Untuk menekan inflasi bahan pangan akibat lonjakan harga beras, kata Michael, pemerintah memang telah berusaha menstabilkan harga pasar.

Hal tersebut terlihat dari kuota impor beras yang naik dari 3 juta ke 5 juta sepanjang 2024.

Sejurus dengan itu, Michael memproyeksi, semestinya dalam waktu dekat persediaan beras akan mencapai surplus akibat peningkatan impor.

Lebih lanjut, Michael memberikan rincian mengenai bobot makanan & minuman (F&B) di perhitungan inflasi Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencapai 28%.

Dengan asumsi rata-rata F&B sekitar 25%, jelasnya, artinya ada potensi tambahan inflasi 3% kalau tanpa intervensi pemerintah dan hal tersebut tak pelak lagi akan mengakibatkan pelemahan daya beli.

“Namun sektor retailer bisa sedikit terbantu dari deretan bansos (short term buffer). Tapi ini lebih ke consumer cyclical dan non-cyclical dibandingkan retail," beber Michael saat dihubungi IDXChannel.com, Selasa (19/3).

Michael menyebut, saham sektor ritel tetap berfokus pada high-segment macam MAPI dan MAPA atau yang musiman (seasonal) seperti ERAA dan ERAL.

Sementara, Founder WH Project William Hartanto mengatakan, saham sektor peritel dan consumer goods tidak begitu direspons pasar lantaran saat ini fokus pasar ada pada saham-saham tambang.

“Dari sektor ini yang menarik untuk diperhatikan ada JPFA dan CPIN, di mana ada sentimen tambahan juga yaitu kenaikan harga daging ayam,” jelas William kepada IDXChannel.com, Selasa (19/3).

Sementara, untuk consumer goods, William merekomendasikan beli untuk saham CLEO. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.