Lagi-Lagi Sentuh All-Time Low, Saham BUKA Sudah Anjlok 83 Persen sejak IPO

IDXChannel – Saham emiten e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) kembali menyentuh level terendah sepanjang masa (all-time low/ATL) pada perdagangan Senin (18/3/2024).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), per pukul 15.41 WIB, saham BUKA merosot 2,73 persen ke posisi Rp143 per saham.

Baca Juga:

Bank OCBC (NISP) Sepakat Tebar Dividen Tunai Rp72 per Saham

Ini menjadi ATL baru untuk BUKA usai sempat menyentuh Rp147 per saham pada perdagangan 15 Maret lalu.

Praktis, saham BUKA mencatatkan penurunan 6 hari beruntun setelah sempat rebound 7,9 persen pada 6 Maret atau tengah pekan lalu.

Baca Juga:

Pemerintah Singapura Rajin Lepas Saham MTEL, BlackRock dan Vanguard Genggam Segini

Saham BUKA tak pelak lagi sudah anjlok 83,2 persen sejak melantai (listing) di bursa pada 6 Agustus 2021.

BUKA melakukan penawaran umum perdana (IPO) di harga Rp850 per saham dengan meraup rekor dana terjumbo Rp21,90 triliun.

Baca Juga:

Juara All England, Jonatan Christie Raih Hadiah Setara Ribuan Lot Saham Blue Chip

Secara teknikal, dalam chart harian, saham BUKA masih mengalami tren (major trend) penurunan.

BUKA menembus level support terdekat di 153 dan 150. Level support selanjutnya untuk BUKA berada di 140 dan 138.

Penurunan ini terjadi seiring investor masih menunggu, seperti emiten e-commerce lainnya, raihan laba bersih BUKA ke depan.

Sementara tidak menggunakan rasio populer price-to earnings ratio (PER) karena BUKA masih merugi, kita bisa menggunakan rasio perbandingan harga saham dengan nilai buku alias price-to book value (PBV) dan rasio harga saham dibandingkan dengan penjualan atawa price-to sales ratio (PSR/PS ratio) untuk melihat valuasi BUKA.

Rasio PS BUKA saat ini berada di angka 3,33 kali, masih terbilang mahal lantaran di atas aturan umum, yakni 1-2 kali. Juga angka tersebut masih di atas rerata industri 0,9 kali.

Sedangkan, apabila melihat nilai buku, BUKA tergolong murah lantaran memiliki PBV di bawah 1 kali, tepatnya 0,58 kali. Kas dan setara kas BUKA juga tebal (cash rich), yakni mencapai Rp19,17 triliun per 30 September 2023, di atas kapitalisasi pasar (market cap) Rp14,85 triliun.

Memang, pasar e-commerce Indonesia yang makin padat, apalagi setelah TikTok melakukan konsolidasi dengan mencaplok sebagian besar saham Tokopedia, menjadi tantangan utama untuk Bukalapak ke depan.

TikTok memiliki pangsa pasar (market share) 5 persen di Tanah Air, mulai membayangi Bukalapak (10 persen) dan juga Lazada (10 persen).

Shopee dan Tokopedia (yang berpotensi menjadi cash cow baru TikTok ke depan) masih menjadi duo raksasa e-commerce di RI, masing-masing menguasai 36 persen dan 35 persen.

Dari sejumlah riset analis teranyar, sejumlah analis masih optimistis terhadap BUKA. Macquaire, misalnya, memberikan rekomendasi beli (buy) dengan target harga Rp300 per saham dalam riset 9 Januari 2024. Nama lainnya, riset BRI Danareksa pada 18 Desember 2023, juga memberi rekomendasi buy BUKA dengan target harga Rp340 per saham. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.