Note

Kabar Komoditas: Harga Batu Bara, Minyak, Emas hingga CPO dalam Tren Bullish

· Views 17
Kabar Komoditas: Harga Batu Bara, Minyak, Emas hingga CPO dalam Tren Bullish
Kabar Komoditas: Harga Batu Bara, Minyak, Emas hingga CPO dalam Tren Bullish. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Sejumlah komoditas utama dunia, minyak mentah, batu bara, emas, hingga crude palm oil (CPO), masih menunjukkan tren bullish sepanjang pekan ini.

Minyak mentah berjangka (futures) West Texas Intermediate (WTI) dan Brent menetap di kisaran USD81,25 per barel dan USD85,36 per barel pada perdagangan Jumat (15/3/2024).

Baca Juga:
Kabar Komoditas: Harga Batu Bara, Minyak, Emas hingga CPO dalam Tren Bullish Harga Timah Melonjak, Saham NIKL dan TINS Melaju Kencang

Angka ini masih menjadi yang tertinggi sejak 2 November, didorong oleh pandangan yang lebih bullish dari Badan Energi Internasional (IEA) serta tanda-tanda kuatnya permintaan AS dan meningkatnya risiko geopolitik.

IEA meningkatkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak mentah pada tahun 2024 menjadi 1,3 juta barel per hari dari 1,2 juta barel per hari, dan merevisi perkiraannya menjadi sedikit defisit pada tahun ini, bukan surplus.

Baca Juga:
Kabar Komoditas: Harga Batu Bara, Minyak, Emas hingga CPO dalam Tren Bullish Tren IHSG Jelang Akhir Pekan Berubah? Cek Saham Pilihan Analis Berikut Ini

Menurut data IEA, stok minyak mentah AS turun 1,536 juta barel pada pekan lalu, bertentangan dengan ekspektasi kenaikan 1,338 juta barel.

Selain itu, data API menunjukkan penurunan persediaan sebesar 5,5 juta barel selama seminggu, menandai penurunan pertama dalam tujuh minggu.

Baca Juga:
Kabar Komoditas: Harga Batu Bara, Minyak, Emas hingga CPO dalam Tren Bullish IHSG Berpotensi Konsolidasi, Enam Saham Ini Layak Dicermati

Harga minyak mendapat dukungan tambahan setelah serangan drone Ukraina terhadap kilang Rusia, yang mengakibatkan kebakaran di kilang terbesar Rosneft.

Pada saat yang sama, ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan keputusan OPEC+ untuk memperpanjang pengurangan pasokan semakin memperkuat harga minyak.

Komoditas energi fosil lainnya, batu bara berjangka Newcastle masih berada di kisaran USD131 per ton pada Kamis (14/3) dan menjadi level tertinggi dalam lebih dari satu bulan.

Data terakhir menunjukkan bahwa impor batu bara termal melalui laut di Asia turun menjadi 77,65 juta metrik ton pada bulan Januari, turun 5 persen dari rekor tertinggi pada bulan Desember.

Meskipun terjadi penurunan impor China dari bulan sebelumnya, impor tersebut masih 34 persen lebih tinggi dibandingkan bulan Januari 2023.

Hal ini dipicu oleh peningkatan permintaan pembangkit listrik tenaga panas karena penurunan produksi pembangkit listrik tenaga air dan keunggulan biaya dibandingkan batu bara dalam negeri.

India juga mengalami penurunan impor selama tiga bulan berturut-turut namun mengalami kenaikan sebesar 27,2 persen dibandingkan Januari 2023.

Sementara itu, Jepang dan Korea Selatan menunjukkan permintaan yang kuat terhadap batu bara termal.

Ke depan, India diperkirakan akan mengalami penurunan impor batu bara termal untuk pertama kalinya sejak pandemi ini, didorong oleh peningkatan produksi dalam negeri dan tingginya persediaan. Perkiraan menunjukkan penurunan impor sebesar 3-6 persen.

Sementara itu, instrumen safe-haven emas berada di sekitar USD2.1602 per troy ons pada perdagangan, perlahan turun dari level tertinggi.

Emas sempat mengalami penurunan pasca rilis data inflasi produsen Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi dari perkiraan dan klaim pengangguran awal yang lebih rendah. Ini membuat investor menyesuaikan kembali pertaruhan mereka terhadap penurunan suku bunga The Fed.

Indeks Harga Produsen AS naik sebesar 0,6 persen secara bulanan (mom) di bulan Februari 2024, kenaikan terbesar sejak bulan Agustus lalu dan dua kali lipat ekspektasi.

Sementara itu, jumlah orang yang mengklaim tunjangan pengangguran turun menjadi 209 ribu dalam seminggu dibandingkan dengan proyeksi sebesar 218 ribu.

Di sisi lain, pertumbuhan penjualan ritel mengecewakan dan mencapai 0,6 persen di bulan Februari.

Pasar kini memperhitungkan peluang penurunan suku bunga sebesar 59 persen pada bulan Juni dibandingkan peluang 61 persen yang terlihat sebelumnya.

Komoditas agrikultural, yakni minyak sawit berjangka Malaysia alias CPO, diperdagangkan di level MYR4.303 per ton pada perdagangan Kamis (14/3). Pada perdagangan pagi ini, CPO turun di level MYR4.275 per ton.

Harga CPO masih berada pada level tertinggi dalam hampir delapan bulan di tengah menguatnya harga minyak nabati saingannya dan kenaikan harga minyak mentah.

Sementara itu, perkiraan kuatnya permintaan meningkat, terutama selama bulan puasa Ramadhan dan hari raya Idul Fitri pada pertengahan April.

Secara terpisah, data baru dari regulator industri menunjukkan stok minyak sawit pada akhir Februari turun ke level terendah sejak Juli 2023 sementara produksi mencapai titik terendah dalam 10 bulan karena cuaca buruk dan kurangnya pekerja.

Berdasarkan data surveyor kargo, pengiriman produk minyak sawit Malaysia untuk 1-10 Maret tumbuh sebesar 6,8 persen menjadi 382.640 ton, menurut Intertek Testing Services.

Sementara itu, AmSpec Agri Malaysia mengatakan pengiriman naik 6,2 persen menjadi 325.543 ton selama periode tersebut.

Hal yang perlu diwaspadai adalah penurunan impor minyak sawit India dari pembeli utama pada bulan Februari yang merosot ke level terendah dalam 9 bulan. (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.