6 Strategi Investasi ala Howard Marks, Sang Investor Spesialis Aset Berisiko Tinggi

IDXChannel—Investasi ala Howard Marks menarik untuk diulas. Marks adalah salah satu pendiri Oaktree Capital Management, investor terbesar untuk aset-aset berisiko atau bermasalah (distressed securities) di dunia. 

Distressed securities adalah aset milik perusahaan atau entitas lembaga pemerintahan yang tengah menghadapi kesulitan finansial, hingga yang terancam bangkrut. Investasi pada aset distressed securities berisiko tinggi, dan berpotensi rugi total. 

Baca Juga:

5 Strategi Investasi agar Bisa Meraup Untung, Terutama Saham Undervalued

Sampai dengan Maret 2023, Oaktree Capital Management mengelola dana sekitar USD172 miliar untuk klien-kliennya. Adapun klien perusahaan ini terdiri dari 67 dana pensiun terbesar di AS, 400 korporasi berikut dana pensiunnya, dan lebih dari 300 universitas. 

Sejak didirikan pada 1995, Oaktree Capital menjadi investor aset dan utang bermasalah terbesar di dunia. Pada 2008, Oaktree Capital sukses menghimpun dana hingga USD10,9 miliar dalam produk investasi yang dikhususkan untuk distressed securities.

Baca Juga:

Intip Strategi Investasi Warren Buffet, Si Peramal dari Omaha yang Kaya Raya

Meskipun banyak berinvestasi pada aset-aset bermasalah, pada 2011 Oaktree dilaporkan sukses mencatatkan keuntungan tahunan hingga 19% (setelah biaya-biaya) selama 22 tahun beroperasi. 

Howard Marks sendiri tercatat memiliki harta kekayaan senilai USD2,2 miliar, dan masuk dalam jajaran orang-orang terkaya di dunia versi Forbes. Saat ini, Marks menjabat sebagai Co-Chairman Oaktree Capital Management. 

Baca Juga:

3 Strategi Investasi Peter Lynch: Nilai Portofolio Melejit dalam 13 Tahun, Ini Kriteria Sahamnya

Bagaimana strategis investasi ala Howard Marks yang menarik untuk diikuti? Mengutip Academy Musaffa (13/3), berikut penjelasannya. 

Strategi Investasi ala Howard Marks 

1. Memahami Siklus Pasar 

Setiap investor mesti mengenali arus dan pergerakan sentimen pasar dan pergerakan harga aset. Marks berprinsip kontrarian, ‘ketika semua orang serakah, jadilah waspada, dan sebaliknya.’

Marks berpendapat nyaris mustahil investor mampu memprediksi pasar secara akurat, namun penting bagi investor untuk benar-benar mengetahui di mana posisinya sendiri dalam siklus pasar tersebut untuk membuat keputusan investasi. 

2. Manajemen Risiko adalah Kunci 

Sebagai perusahaan yang banyak berinvestasi pada aset-aset berisiko, Mark mempraktikkan manajemen risiko yang sangat ketat. Dia meyakini kesuksesan investasi yang konsisten datang dari keahlian dari manajemen dan mitigasi risiko. 

Mengutip laman resmi Oaktree, perusahaan tersebut tidak menargetkan kinerja investasi yang unggul. Mereka justru menargetkan kinerja yang unggul dengan risiko yang kurang sepadan. 

Keuntungan di atas rata-rata pada momentum yang baik bukanlah bukti bahwa manajer investasi handal. Sebab dibutuhkan kinerja yang unggul pada momentum yang buruk untuk membuktikan bahwa keuntungan pada masa-masa menguntungkan itu benar-benar didapat dari keahlian. 

Bagi Marks, risiko bukanlah soal potensi rugi semata, namun juga ketidakpastian pada apa pun hasil investasi di masa mendatang. Mengenali perbedaan kedua prinsip ini, dapat mengubah strategi investasi seseorang. 

3. Value Investing 

Gaya investasi Marks banyak dipengaruhi oleh prinsip value investing, yakni investasi pada aset-aset dengan harga di bawah rata-rata nilai intrinsiknya. Alih-alih mengejar saham yang tengah naik daun, ia lebih fokus pada kualitas aset dan potensinya untuk menghasilkan keuntungan dalam jangka panjang. 

Prinsip ini ia gunakan dalam mengelola aset-aset berisiko hingga investasinya menghasilkan keuntungan tahunan yang baik. 

4. Psikologis saat Berinvestasi 

Marks meyakini bahwa menguasai pasar harus dibarengi dengan penguasaan emosi. Sebab dalam investasi, sangat mudah seorang investor untuk terbawa arus euphoria atau kepanikan, sehingga berujung pada keputusan investasi yang salah. 

Dia menekankan pentingnya memahami sudut pandang diri sendiri, terus menerus mencari informasi terkini, dan bertahan pada keputusan yang sudah diambil. Terlalu percaya diri, serakah, dan terlalu takut dapat mengganggu investor paling andal sekalipun. 

5. Analisa Dua Tingkat

Marks juga menyarankan agar investor menerapkan analisa berlapis, tidak hanya terfokus pada lapisan teratas saja. Analisa satu tingkat, umumnya hanya berdasarkan analisa permukaan semata, semata analisa dua tingkat mengulik lebih dalam ihwal potensi-potensi pasar yang mungkin dapat mempengaruhi pergerakan harga aset. 

6. Efisiensi Pasar 

Tidak semua aset dihargai dengan layak oleh pasar. Marks meyakini bahwa ada momentum-momentum langka di mana aset dihargai di bawah kelayakannya, dan berpotensi menghasilkan keuntungan berlipat ganda jika investor masuk di saat yang tepat. 

Marks sangat lihai memilah informasi, tidak semua hal yang tersedia memiliki nilai. Memilah-milah aset di tengah keriuhan pasar untuk fokus pada data-data yang penting sangatlah krusial dalam pengambilan keputusan. 

Bagi Marks, berinvestasi dengan baik bukanlah soal membeli aset yang bagus, namun soal membeli aset dengan baik. 
Itulah beberapa strategi investasi ala Howard Marks yang menarik untuk dipelajari. (NKK)