Note

Efek Trump Bisa Jadi Katalis Reli Harga Emas

· Views 48
Efek Trump Bisa Jadi Katalis Reli Harga Emas
Efek Trump Bisa Jadi Katalis Reli Harga Emas. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Harga emas terus melambung berada di level tertinggi sepanjang masa. Pada perdagangan jelang akhir pekan, Jumat (8/3) pukul 10.34 WIB, harga emas berada di level USD2.156 per troy ons.

Meski demikian, ini masih menjadi level terkuat emas dalam sepekan terakhir di mana secara mingguan sudah menguat 3,47 persen.

Baca Juga:
Efek Trump Bisa Jadi Katalis Reli Harga Emas Harga Emas Antam (ANTM) Pecah Rekor, Sahamnya Ikut Menyala

Secara bulanan, harga emas sudah menguat 6,49 persen. Sebelumnya, harga emas di pasar spot berada di kisaran USD2.125 per troy ons, pada perdagangan Rabu (5/3/2024). (Lihat grafik di bawah ini.)

Efek Trump Bisa Jadi Katalis Reli Harga Emas

Baca Juga:
Efek Trump Bisa Jadi Katalis Reli Harga Emas Ada Transaksi Nego Rp3,1 Triliun di Saham Bayan (BYAN), Siapa?

Harga emas masih berada dalam tren bullish imbas ekspektasi pasar soal penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).

Di tengah penguatan, Indeks dolar (DXY) bertahan di posisi terendah tujuh minggu di bawah 103, tepatnya 102,8 pada perdagangan yang sama dan diperkirakan turun sekitar 1 persen pada pekan ini.

Baca Juga:
Efek Trump Bisa Jadi Katalis Reli Harga Emas Saham ICTSI Jasa Prima (KARW) Langsung Ngacir Usai Suspensi Dibuka

Kinerja dolar kini terbebani oleh ekspektasi bahwa bank sentral akan beralih ke penurunan suku bunga tahun ini.

Dalam pernyataan di hadapan Senat, Ketua The Fed, Jerome Powell mengatakan bank sentral masih cukup yakin bahwa tingkat inflasi akan mendekati target 2 persen yang akan menjamin dimulainya siklus pelonggaran.

Pernyataan tersebut mengikuti pernyataan sebelumnya bahwa suku bunga kemungkinan akan turun tahun ini jika perlambatan inflasi terus berlanjut.

Sementara itu, data terbaru menunjukkan bahwa klaim pengangguran di AS tumbuh lebih besar dari perkiraan pada minggu lalu. Dengan biaya tenaga kerja naik kurang dari perkiraan pada kuartal keempat dan PHK pada Februari yang merupakan level tertinggi sejak tahun 2009.

Investor kini menantikan laporan pekerjaan Februari yang sangat dinantikan pada hari ini untuk menjadi tambahan wawasan lebih lanjut bagi para investor.

Dalam catatan penelitiannya, Citi mengatakan bahwa ketidakpastian dapat terus memberikan dukungan bagi harga emas.

Selain itu, analis di Berenberg mengatakan potensi kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS akan meningkatkan prospek emas.

Namun, para analis di ING mengatakan kebijakan The Fed tetap menjadi faktor penentu terbesar harga emas dalam beberapa bulan mendatang. Ini berarti harga akan terus berlanjut mengikuti ekspektasi penurunan suku bunga jangka pendek investor.

Namun, beberapa analis mulai mempertanyakan kemungkinan kenaikan lebih lanjut.

“Pasti ada data makro yang mendorong kita ke arah ini dan tindak lanjut ekspektasi kebijakan dari The Fed, namun respons di pasar emas berlipat ganda dari apa yang disarankan oleh model nilai wajar jangka panjang,” kata Michael Hsueh, Analis Strategi FX & Komoditas di Deutsche Bank.

Hsueh menambahkan, pada dasarnya, emas mungkin dinilai terlalu tinggi dalam jangka pendek. Pidato Jerome Powell, yang juga berkontribusi terhadap wacana tersebut, karena ia menegaskan bahwa bank sentral memerlukan lebih banyak waktu dan kepercayaan diri lebih sebelum memangkas suku bunga.

Investor umumnya menganggap emas sebagai tempat yang aman alias instrumen safe-hacen di saat perekonomian sedang tidak menentu.

Namun logam mulia tidak menawarkan imbal hasil investasi, sehingga kurang menarik ketika suku bunga naik dan imbal hasil yang lebih tinggi dapat diperoleh dari investasi obligasi dan aset lainnya.

Namun, investor semakin mengantisipasi penurunan suku bunga oleh bank sentral global selama setahun terakhir seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi.

Antisipasi itu meningkat minggu ini. Hampir 70 persen investor AS kini memperkirakan The Fed akan mulai memangkas suku bunga pada bulan Juni, naik dari 58 persen pada minggu lalu, menurut FedWatch Tool CME Groups.

Inflasi yang di AS moderat juga telah meningkatkan harapan untuk penurunan suku bunga meskipun ada ketidakpastian pemilu. (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.