Perkuat Bisnis Jelang IPO, Ghanisa Jajaki Bisnis Rumah Sakit

IDXChannel - Salah satu pelaku industri kecantikan Tanah Air, yaitu Ghanisa Clinic dan Skincare, mengaku tertarik untuk melebarkan usahanya ke bisnis pengelolaan Rumah Sakit (RS).

"Kami sedang menjajaki ke arah sana (bisnis rumah sakit), terutama yang bergerak di industri estetika dan pelayanan kesehatan anti aging," ujar Founder Ghanisa Clinic dan Skincare, Deddy Purnomo, dalam kunjungannya ke PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (5/3/2024).

Baca Juga:

Founder Yakin IPO Ghanisa Semakin Dekat, Ini Pertimbangannya

Menurut Deddy, kunjungan yang dilakukannya ke BEI tak lepas dari komitmen Ghanisa Clinic dan Skincare untuk terus berkembang, dan bahkan nantinya dapat menjadi perusahaan tercatat di BEI.

Langkah melebarkan bisnis ke sektor usaha pengelolaan RS, dikatakan Deddy, juga sebagai bagian dari upaya pihaknya dalam memperkuat kinerja Ghanisa Clinic dan Skincare, sehingga dapat menjadi opsi investasi yang menarik, saat kelak melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering/IPO).

Baca Juga:

Menangi Penghargaan di Bali, Ghanisa Yakin IPO Makin Dekat

Deddy yakin bisnis RS sangat menjanjikan, dengan melihat fenomena masyarakat saat ini yang bahkan tak segan untuk ke luar negeri demi melakukan bedah estetika maupun anti aging.

"Kami mengincar hal tersebut tentunya kami memiliki latar belakang itu di industri kesehatan dan kecantikan," tutur Deddy.

Baca Juga:

Bursa Saham Menghijau Pasca Pemilu, Ghanisa Kebut Target Segera IPO

Tak hanya mengincar bisnis RS, Deddy juga menyebut bahwa pihaknya kini tengah dalam proses pengembangan pabrik maklon kosmetik. Sejauh ini, Ghanisa disebut Deddy telah menjajaki konsep pabrik maklon yang memiliki standarisasi, perlengkapan dan kualitas yang tidak kalah dengan pabrikan yang sudah ada.

"Pendirian pabrik maklon kosmetik ini penting untuk mendukung gerai Ghanisa Clinic dan Skincare yang sudah ada. Ini juga tak lepas dari permintaan produk untuk mendukung clinic maupun skincare yang terus meningkat, baik penjualan offline maupun online," ungkap Deddy.

Deddy menjelaskan, volume pabrik kosmetik yang saat ini tersedia kadang kewalahan dalam memenuhi permintaan pelanggan Ghanisa. Sehingga, dengan membangun pabrik sendiri, diharapkan dapat lebih memastikan layanan yang lebih berkualitas kepada pelanggan.

"Karena dengan pendirian pabrik, suplai dan produksi produk Ghanisa baik kepada clinic maupun brand menjadi terjamin. Sekaligus menjadi investasi ke depan agar teknologi manufaktur yang ada bisa digunakan untuk pengembangan brand lainnya," tegas Deddy. (TSA)