Saham BUKA Rebound usai Tembus All Time Low, Sesaat atau Sinyal Reversal?

IDXChannel – Saham emiten e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) memantul ke atas (rebound) pada lanjutan perdagangan Rabu (6/3/2024) usai menyentuh level terendah sepanjang masa (all-time low/ATL) pada Selasa (5/3).

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham BUKA ditutup melonjak 7,89 persen ke level Rp164 per saham. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp74,38 miliar dan volume perdagangan 456,52 juta saham.

Baca Juga:

BEI: Free Float Bisa Tingkatkan Likuiditas Saham Emiten

Dengan ini, saham BUKA memutus tren penurunan 4 hari beruntun. Dalam sepekan, saham ini naik 1,86 persen, sedangkan masih anjlok 11,35 persen dalam sebulan.

Pada perdagangan intraday Selasa (5/3), saham BUKA sempat menyentuh level ATL di angka Rp150 per saham sebelum ditutup di Rp152 per saham.

Baca Juga:

THR Lebaran, Ini Jadwal Pembagian Dividen BNI (BBNI) Rp280,49 per Saham

Secara teknikal, dalam chart harian, saham BUKA masih mengalami tren (major trend) penurunan. Hari ini, BUKA membentuk pola candle morning star, yang biasa menjadi salah satu sinyal pembalikan arah (reversal).

Untuk indikator MACD juga mengalami golden cross, yang juga menjadi sinyal pembalikan arah untuk BUKA--setidaknya dalam jangka pendek.

Baca Juga:

Waspadai Pidato Ketua Fed, Saham Komoditas Kembali Bersinar

Level resistance terdekat berkisar di 168 dan 177, sedangkan level support terdekat untuk saham BUKA berada di area 153 dan 150.

Secara umum, investor masih menantikan, seperti emiten e-commerce lainnya, raihan laba bersih BUKA ke depan.

Sementara tidak menggunakan rasio populer price-to earnings ratio (PER) karena BUKA masih merugi, kita bisa menggunakan rasio perbandingan harga saham dengan nilai buku alias price-to book value (PBV) dan rasio harga saham dibandingkan dengan penjualan atawa price-to sales ratio (PSR/PS ratio) untuk melihat valuasi BUKA.

Rasio PS BUKA saat ini berada di angka 3,80 kali, masih terbilang mahal lantaran di atas aturan umum, yakni 1-2 kali. Juga angka tersebut masih di atas rerata industri 0,9 kali.

Sedangkan, apabila menilik nilai buku, BUKA tergolong murah lantaran memiliki PBV di bawah 1 kali, tepatnya 0,66 kali. Kas dan setara kas BUKA juga tebal (cash rich), yakni mencapai Rp19,17 triliun per 30 September 2023, di atas kapitalisasi pasar (market cap) Rp16,91 triliun.

Memang, pasar e-commerce Indonesia yang makin padat, apalagi setelah TikTok melakukan konsolidasi dengan mencaplok sebagian besar saham Tokopedia, menjadi tantangan utama untuk Bukalapak ke depan.

TikTok memiliki pangsa pasar (market share) 5 persen di Tanah Air, mulai membayangi Bukalapak (10 persen) dan juga Lazada (10 persen).

Shopee dan Tokopedia (yang berpotensi menjadi cash cow baru TikTok ke depan) masih menjadi duo raksasa e-commerce di RI, masing-masing menguasai 36 persen dan 35 persen.

Dari sejumlah riset analis teranyar, sejumlah analis masih optimistis terhadap BUKA. Macquaire, misalnya, memberikan rekomendasi beli (buy) dengan target harga Rp300 per saham dalam riset 9 Januari 2024. Nama lainnya, riset BRI Danareksa pada 18 Desember 2023, juga memberi rekomendasi buy BUKA dengan target harga Rp340 per saham.