Bank Neo Commerce Derita Defisit Sebesar Rp2,3 Triliun Pada Tahun 2023

Pasardana.id - PT Bank Neo Commerce Tbk (IDX: BBYB) menderita defisit atau akumulasi kerugian menahun sedalam Rp2,316 triliun pada tahun 2023, atau menukik 32,7 persen dibanding tahun 2022 yang tercatat sebesar Rp1,745 triliun.

Pemicunya, emiten bank milik Akulaku Sivvr Indonesia ini mengalami rugi bersih tahun berjalan sedalam Rp573,18 miliar.

Angka kerugian itu menyusut 28,1 persen dibanding tahun 2022 yang menyentuh Rp798,05 miliar.

Pjs Direktur Utama BBYB, Aditya Wahyu Windarwo melaporkan, pendapatan bunga bersih mencapai Rp2,902 triliun sepanjang tahun 2023.

Hasil itu melonjak 100,4 persen dibanding tahun 2022 yang tercatat Rp1,448 triliun.

Ditambah dengan pendapatan operasional lainnya yang naik 40 persen secara tahunan menjadi Rp637,28 miliar pada tahun 2023.

Sayangnya, jumlah beban operasional membengkak 53,05 persen secara tahunan menjadi Rp4,114 triliun pada tahun 2023.

Salah satu pemicunya, BBYB mengalami kerugian penurunan nilai aset keuangan dan non keuangan senilai Rp2,762 triliun atau melambung 157,6 persen secara tahunan.

Akibatnya, BBYB menderita rugi operasional Rp574,91 miliar pada tahun 2023. Kerugian itu menyusut 26,8 persen dibanding tahun 2022 yang menembus Rp785 miliar.

Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan tahun 2023 telah audit BBYB yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (5/3/2024).

Sementara itu, kredit yang disalurkan tumbuh 5,2 persen secara tahunan menjadi Rp10,783 triliun pada akhir tahun 2023.

Pada sisi lain, simpanan menyusut  3,58 persen secara tahunan menjadi Rp13,445 triliun pada akhir tahun 2023.

Sehingga, aset turut tergerus 7,7 persen menjadi Rp18,169 triliun pada akhir tahun 2023.