Note

Harga Minyak Terkoreksi di Tengah Tren Naik

· Views 32
Harga Minyak Terkoreksi di Tengah Tren Naik
Harga Minyak Terkoreksi di Tengah Tren Naik. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Minyak mentah berjangka (futures) West Texas Intermediate (WTI) dan Brent masing-masing melanjutkan penurunan harga pada Selasa (5/3/2024).

Hal tersebut di tengah kekhawatiran permintaan yang terus-menerus menutupi pengurangan pasokan yang diumumkan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya pada Minggu (3/3).

Baca Juga:
Harga Minyak Terkoreksi di Tengah Tren Naik Harga Emas Melandai usai Kembali Sentuh All Time High

Harga minyak WTI dan Brent masing-masing melemah 0,32 persen dan 0,14 persen pada pukul 10.43 WIB di level USD78,48 per barel dan USD 82,68 per barel.

Meski demikian, melansir Trading Economics, WTI dan Brent mengalami penguatan masing-masing 6,98 persen dan 5,64 persen dalam sebulan setelah mengalami reli pada pekan lalu.

Baca Juga:
Harga Minyak Terkoreksi di Tengah Tren Naik Batu Bara Tren Naik, Saham PTBA hingga BUMI Kembali Hijau

Sebelumnya, harga minyak mengalami penguatan hingga 2 persen pada penutupan perdagangan Jumat (1/3) waktu Amerika Serikat (AS). (Lihat grafik di bawah ini.)

Harga Minyak Terkoreksi di Tengah Tren NaikHarga Minyak Terkoreksi di Tengah Tren Naik

Baca Juga:
Harga Minyak Terkoreksi di Tengah Tren Naik Melonjak 3 Persen dalam Sehari, Batu Bara Lanjutkan Reli Kenaikan

Harga minyak sempat menguat tersengat sentimen OPEC dan sekutunya akan memperpanjang pengurangan produksi sukarela hingga akhir Juni 2024.

Arab Saudi selaku pemimpin de facto OPEC, mengatakan pihaknya akan memperpanjang pengurangan produksi sukarela sebesar 1 juta barel per hari hingga akhir kuartal kedua (2Q2024), sementara Rusia akan memangkas produksi dan pasokan ekspornya sebesar 471.000 barel per hari.

Irak dan UEA juga akan terus mengurangi produksi masing-masing sebesar 220.000 barel per hari dan 163.000 barel per hari hingga akhir Juni.

Sebelumnya, OPEC+ telah mengurangi produksi minyak secara sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari pada 1Q24.

Dalam kesepakatan terbaru untuk 2Q24, Rusia dan Irak mengurangi jumlah pemangkasan produksi mereka masing-masing menjadi 471.000 dan 220.000 barel per hari. Sebagai perbandingan, pada 1Q24, Rusia dan Irak memangkas produksi masing-masing sebanyak 500.000 dan 223.000 barel per hari.

Selain Rusia dan Irak, anggota OPEC+ lain tidak mengubah jumlah pemangkasan produksi sukarela mereka, dengan Arab Saudi tetap menjadi anggota dengan pemangkasan produksi terbesar mencapai 1 juta barel per hari.

Sementara langkah kebijakan ekonomi dari salah satu negara konsumen minyak terbesar yakni China masih terus membebani pasar.

Investor kini tengah mencermati pertemuan tahunan para pembuat kebijakan China yang menetapkan target pertumbuhan PDB sekitar 5 persen untuk tahun 2024, tidak berubah dari tahun lalu, di tengah berlanjutnya hambatan dari sektor properti, lemahnya permintaan, dan lesunya ekspor.

Sementara itu, aktivitas sektor swasta di Hong Kong juga mengalami penyusutan terbesar dalam empat bulan pada bulan Februari, karena penurunan lebih lanjut dalam pesanan baru.

Kembali ke China, data perdagangan untuk bulan Januari-Februari akan dirilis minggu ini, dengan meningkatnya kekhawatiran bahwa libur selama seminggu selama Festival Musim Semi dapat mendistorsi angka ekspor dan impor.

Sementara data PMI Caixin General Service China melambat selama 2 bulan berturut-turut menjadi 52,5 pada Februari 2024 dari 52,7 pada bulan Januari.

Ini adalah ekspansi aktivitas jasa selama 14 bulan berturut-turut, namun merupakan laju paling lambat sejak November lalu di tengah peningkatan yang lemah dalam pekerjaan baru secara keseluruhan.

Pertumbuhan pesanan baru hanya mengalami sedikit perubahan dan tetap lebih lambat dibandingkan rata-rata 2023. Namun, pesanan ekspor mengalami peningkatan terbesar dalam delapan bulan di tengah laporan peningkatan permintaan di pasar eksternal.

Jumlah lapangan kerja di China juga turun untuk pertama kalinya dalam tiga bulan, di tengah tingkat pemutusan hubungan kerja di level tercepat dalam satu tahun terakhir karena lemahnya kondisi permintaan.

Sementara itu, jumlah bisnis yang beredar turun untuk pertama kalinya sejak Juli 2022. Di sisi biaya, harga input naik karena kenaikan biaya bahan baku dan bahan bakar. Sementara itu, harga output naik ke tingkat tercepat sejak Mei 2023 karena perusahaan-perusahaan di China berupaya membebankan biaya tambahan kepada pelanggan. (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.