Note

Melonjak 3 Persen dalam Sehari, Batu Bara Lanjutkan Reli Kenaikan

· Views 18
Melonjak 3 Persen dalam Sehari, Batu Bara Lanjutkan Reli Kenaikan
Melonjak 3 Persen dalam Sehari, Batu Bara Lanjutkan Reli Kenaikan. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kontrak berjangka (futures) batu bara Newcastle menguat 3,03 persen di level USD136 per ton pada Senin (4/3/2024). Ini menjadi level tertinggi harga batu bara sepanjang 2024.

Pada pekan sebelumnya, harga emas hitam menguat 0,76 persen di level USD132 per ton pada Jumat (1/3/2024).

Baca Juga:
Melonjak 3 Persen dalam Sehari, Batu Bara Lanjutkan Reli Kenaikan Harga Emas Melandai usai Kembali Sentuh All Time High

Melansir laman Trading Economics, harga batu bara mengalami kenaikan 6,67 persen selama sepekan dan menguat 14,29 persen persen secara bulanan.

Sebelumnya, harga batu bara sempat turun menjadi USD115 per ton beberapa waktu lalu dan di level terendah sejak Mei 2021 karena penurunan permintaan. (Lihat grafik di bawah ini.)

Baca Juga:
Melonjak 3 Persen dalam Sehari, Batu Bara Lanjutkan Reli Kenaikan Harga Emas Antam (ANTM) Hari Ini Naik Rp15.000, Cek Selengkapnya

Melonjak 3 Persen dalam Sehari, Batu Bara Lanjutkan Reli Kenaikan

Melansir The Coal Hub, pasar batu bara termal menunjukkan tren bullish selama sepekan terakhir di tengah kenaikan tarif angkutan di pasar internasional dan ekspektasi importir utama dunia untuk datang ke pasar untuk melakukan pengadaan.

Baca Juga:
Melonjak 3 Persen dalam Sehari, Batu Bara Lanjutkan Reli Kenaikan Saham Prajogo Pangestu Tumbang, CUAN Anjlok 5 Persen

Harga batu bara yang dikirim ke Eropa menguat seiring dengan meningkatnya tarif pengangkutan. Namun permintaan batubara terus mengalami penurunan seiring dengan menurunnya konsumsi.

Harga batu bara Afrika Selatan mengalami lonjakan sebesar 1-5 persen untuk berbagai jenis batu bara karena mendapat dukungan dari kenaikan tarif angkutan. Selama minggu ini, permintaan India untuk batu bara juga dilaporkan melambat.

India Berpotensi Jadi Konsumen Batu Bara Terbesar

Data terakhir menunjukkan bahwa impor batu bara termal melalui laut di Asia di laporkan menjadi 77,65 juta metrik ton pada bulan Januari, turun 5 persen dari rekor tertinggi pada bulan Desember.

Meskipun terjadi penurunan impor China dari bulan sebelumnya, impor tersebut masih 34 persen lebih tinggi dibandingkan bulan Januari 2023.

Hal ini dipicu oleh peningkatan permintaan pembangkit listrik tenaga panas karena penurunan produksi pembangkit listrik tenaga air dan keunggulan biaya dibandingkan batu bara dalam negeri.

India juga mengalami penurunan impor selama tiga bulan berturut-turut namun mengalami kenaikan sebesar 27,2 persen dibandingkan Januari 2023. Sementara itu, Jepang dan Korea Selatan menunjukkan permintaan yang kuat terhadap batu bara termal.

Ke depan, India diperkirakan akan mengalami penurunan impor batu bara termal untuk pertama kalinya sejak pandemi ini, didorong oleh peningkatan produksi dalam negeri dan tingginya persediaan. Perkiraan menunjukkan penurunan impor India akan terjadi sebesar 3-6 persen.

India sebelumnya berkomitmen untuk mulai mengurangi konsumsi batu bara untuk mencapai target emisi nol pada tahun 2070. Namun pada dekade mendatang, industri batu bara di India diprediksi akan mengalami peningkatan.

Melansir Reuters, Kamis (29/2), dalam Annual Coaltrans India Conference, proyeksi menunjukkan bahwa permintaan untuk semua jenis batu bara India bisa mencapai 1,5 miliar metrik ton pada tahun 2030.

Sebagai perbandingan, kebutuhan batumbara India selama ini rata-rata sebesar 1,23 miliar ton, terdiri dari produksi dalam negeri sebesar 964 juta ton dan impor sekitar 266 juta ton.

Dengan kata lain, para analis memperkirakan peningkatan permintaan batu bara India hampir 300 juta ton dalam enam tahun ke depan, atau peningkatan sebesar 25 persen.

Jumlah 300 juta ton lebih besar dari total permintaan tahunan Jerman, negara konsumen batu bara terbesar keempat setelah China, India, dan Amerika Serikat.

Optimisme terhadap masa depan batu bara dalam bauran energi India sebagian besar disebabkan oleh perubahan pemikiran pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi.

Pemerintahan Modi justru lebih memprioritaskan keamanan energi dan sumber daya dalam negeri dibandingkan mengurangi emisi karbon guna memitigasi perubahan iklim. (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.