Note

Batu Bara Membara, Saham TOBA hingga ADRO Berpesta

· Views 26
Batu Bara Membara, Saham TOBA hingga ADRO Berpesta
Batu Bara Membara, Saham TOBA hingga ADRO Berpesta. (Foto: Frepik)

IDXChannel – Saham emiten batu bara cenderung menguat pada Senin (4/3/2024) di tengah penguatan harga komoditasnya.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.46 WIB, saham PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) melejit 17,02 persen ke Rp110 per saham.

Baca Juga:
Batu Bara Membara, Saham TOBA hingga ADRO Berpesta Harga Emas Melonjak, Saham BRMS hingga MDKA Turut Menguat

Kemudian, saham PT Atlas Resources Tbk (ARII) melonjak 16,03 persen dan PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) naik 6,35 persen.

Selanjutnya, saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) terapresiasi 2,33 persen dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) terangkat 2,01 persen.

Baca Juga:
Batu Bara Membara, Saham TOBA hingga ADRO Berpesta Suspensi Dibuka BEI, Saham KICI Tumbang

Di bawah ADRO, saham PT United Tractors Tbk (UNTR) menguat 1,37 persen, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) tumbuh 1,34 persen, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) 1,16 persen.

Nama lainnya, saham PT Indika Energy Tbk (INDY) terdongkrak 1,11 persen, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) 1,05 persen, PT ABM Investama Tbk (ABMM) 0,56 persen.

Baca Juga:
Batu Bara Membara, Saham TOBA hingga ADRO Berpesta Gembok Dibuka, Saham CGAS Langsung Melesat Sembilan Persen

Diwartakan sebelumnya, kontrak berjangka (futures) batu bara Newcastle menguat 0,76 persen di level USD132 per ton pada Jumat (1/3).

Sebelumnya, melansir laman Trading Economics, harga batu bara mengalami kenaikan 10,55 persen selama sepekan tembus di atas level USD130 per ton pada penutupan perdagangan Jumat (1/3).

Harga batu bara menguat 13, 79 persen persen secara bulanan, setelah sempat turun menjadi USD115 per ton beberapa waktu lalu dan di level terendah sejak Mei 2021 karena penurunan permintaan. Batu bara berjangka di bursa Newcastle kini melonjak di level tertinggi dalam lebih dari satu bulan.

Data terakhir menunjukkan bahwa impor batu bara termal melalui laut di Asia dilaporkan menjadi 77,65 juta metrik ton pada bulan Januari, turun 5 persen dari rekor tertinggi pada bulan Desember.

Meskipun terjadi penurunan impor China dari bulan sebelumnya, impor tersebut masih 34 persen lebih tinggi dibandingkan bulan Januari 2023.

Hal ini dipicu oleh peningkatan permintaan pembangkit listrik tenaga panas karena penurunan produksi pembangkit listrik tenaga air dan keunggulan biaya dibandingkan batu bara dalam negeri.

India juga mengalami penurunan impor selama tiga bulan berturut-turut namun mengalami kenaikan sebesar 27,2 persen dibandingkan Januari 2023. Sementara itu, Jepang dan Korea Selatan menunjukkan permintaan yang kuat terhadap batu bara termal.

Ke depan, India diperkirakan akan mengalami penurunan impor batu bara termal untuk pertama kalinya sejak pandemi ini, didorong oleh peningkatan produksi dalam negeri dan tingginya persediaan. Perkiraan menunjukkan penurunan impor India akan terjadi sebesar 3-6 persen.

Dalam proyeksi Badan Energi Internasional (IEA), permintaan batu bara diperkirakan akan menurun mulai tahun 2026. Ini adalah pertama kalinya laporan IEA memproyeksikan penurunan permintaan batu bara.

Laporan tersebut memproyeksikan permintaan batu bara secara global akan meningkat sebesar 1,4 persen pada 2024, untuk pertama kalinya melampaui 9,37 miliar ton.

Meski demikian, sebagian besar negara maju diperkirakan akan mengalami penurunan konsumsi tahun ini, termasuk rekor penurunan konsumsi di Amerika Serikat dan Uni Eropa masing-masing sekitar 20 persen.

Pada saat yang sama, permintaan terhadap batu bara di negara-negara berkembang akan terus meningkat, dengan peningkatan sebesar lima persen di China dan peningkatan sebesar delapan persen di India karena lemahnya kontribusi pembangkit listrik tenaga air dan peningkatan permintaan listrik.

Laporan tersebut memperkirakan permintaan batu bara secara global akan turun sebesar 2,3 persen pada tahun 2026, dibandingkan dengan tingkat pada tahun 2023, bahkan jika pemerintah tidak mengumumkan dan menerapkan kebijakan iklim dan energi bersih yang lebih ketat.

Penurunan ketergantungan terhadap batu bara akan didorong oleh perluasan kapasitas energi terbarukan hingga tahun 2026.

“Saat ini, batu bara masih menjadi sumber energi terbesar untuk pembangkit listrik, pembuatan baja, dan produksi semen, sehingga tetap memegang peranan penting dalam perekonomian dunia. Pada saat yang sama, batu bara merupakan sumber terbesar emisi karbon dioksida (CO2) buatan manusia, dan membatasi konsumsi batu bara merupakan hal yang penting untuk memenuhi target iklim internasional,” kata laporan IEA pada akhir 2023 lalu. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.