Note

Bursa Asia: Indeks China Turun, Nikkei 225 Jepang Catatkan Rekor Baru

· Views 30
Bursa Asia: Indeks China Turun, Nikkei 225 Jepang Catatkan Rekor Baru
Bursa Asia: Indeks China Turun, Nikkei 225 Jepang Catatkan Rekor Baru. (Foto: Reuters)

IDXChannel - Bursa saham Asia dibuka beragam (mixed) pada perdagangan Jumat (1/3/2024). Data terbaru inflasi inti Amerika Serikat (AS) dan data manufaktur China menjadi sorotan pasar.

Bursa Hong Kong dan China kembali anjlok setelah menguat pada sesi sebelumnya naik. Sejumlah data ekonomi China membebani pasar saham.

Baca Juga:
Bursa Asia: Indeks China Turun, Nikkei 225 Jepang Catatkan Rekor Baru Laba per Saham XL Axiata (EXCL) Turun Jadi Rp98, Ini Penyebabnya

Indeks Nikkei 225 Jepang mencapai rekor kenaikan tertinggi baru jelang akhir pekan diikuti bursa Australia yang juga menguat. Sementara bursa Korea Selatan tutup karena libur.

Pada pukul 09.00 WIB, indeks Hang Seng Hong Kong jeblok 0,53 persen di level 16.424 diikuti indeks Shanghai Composite turun 0,11 persen di level 3.011. Sementara indeks ASX 200 Australia menguat 0,24 persen di level 7.717. (Lihat grafik di bawah ini.)

Baca Juga:
Bursa Asia: Indeks China Turun, Nikkei 225 Jepang Catatkan Rekor Baru Kolaborasi dengan NVIDIA, Saham ISAT All Time High

Bursa Asia: Indeks China Turun, Nikkei 225 Jepang Catatkan Rekor Baru

Indeks Nikkei 225 menguat 1,5 persen di level 39.752 dan menjadi angka tertinggi baru indeks Jepang tersebut (new all time high).

Baca Juga:
Bursa Asia: Indeks China Turun, Nikkei 225 Jepang Catatkan Rekor Baru Pesta Duo Grup Bakrie Usai, Saham ALII dan VKTR Anjlok 18 Persen

Indeks Nikkei 225 melonjak karena melemahnya yen, pendapatan perusahaan yang kuat, dan antusiasme pasar seputar kecerdasan buatan dan produk terkait yang mendorong pasar lebih tinggi.

Saham-saham Jepang juga bertenaga mengikuti kenaikan di Wall Street semalam karena data indeks harga PCE AS terbaru, yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Federal Reserve (The Fed), sesuai dengan ekspektasi.

Sementara itu, investor mencerna data yang menunjukkan tingkat pengangguran Jepang tetap di 2,4 persen pada bulan Januari, seperti yang diperkirakan secara luas.

Saham-saham teknologi memimpin kenaikan, dengan keuntungan dari Tokyo Electron (3 persen), Disco Corp (2.3 persen), SoftBank Group (1,2 persen), Screen Holdings (2,3 persen) dan Advantest (1,5 persen). Indeks kelas berat lainnya juga menguat, termasuk Kawasaki Kisen (1,9 persen), Sony Group (1,4 persen) dan Toyota Motor (0,5 persen).

Dari Tanah Air, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga dibuka menguat 0,03 persen. IHSG dibuka di level 7.329 pada waktu yang sama. Pada perdagangan sebelumnya, IHSG ditutup melemah 0,17 persen di level 7.316 pada Kamis (29/2).

Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Kamis (29/2/2024) waktu setempat. Penguatan kedua indeks itu terjadi setelah pembacaan data inflasi AS.

Mengutip laman Reuters, Jumat (1/3/2024) pagi, Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 47,37 poin, atau 0,12 persen, menjadi 38.996,39, S&P 500 (.SPX) naik 26,51 poin, atau 0,52 persen, ke rekor penutupan tertinggi 5.096,27.

Adapun Nasdaq Composite (.IXIC) naik 144,18 poin, atau 0,90 persen, berakhir pada puncak 16.091,92. Rekor penutupan sebelumnya adalah 16.057,44, dicapai pada November 2021.

Nasdaq mencatatkan rekor penutupan tertinggi untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun terakhir.

PMI Manufaktur NBS resmi China juga dilaporkan turun tipis menjadi 49,1 pada Februari 2024 dari 49,2 pada bulan sebelumnya, sejalan dengan perkiraan pasar. Meskipun demikian, ini merupakan kontraksi aktivitas pabrik selama 5 bulan berturut-turut, di tengah tekanan deflasi, lemahnya permintaan, dan terus melemahnya sektor properti.

Di sisi lain, PMI Non-Manufaktur NBS resmi untuk China meningkat menjadi 51,4 pada Februari 2024 dari 50,7 pada bulan sebelumnya, melebihi perkiraan pasar sebesar 50,8. Ini merupakan peningkatan aktivitas jasa selama 14 bulan berturut-turut dan laju terkuat sejak September lalu, didorong oleh kuatnya aktivitas selama perayaan Tahun Baru Imlek.

Dari Jepang, PMI Manufaktur au Jibun Bank Jepang berada di 47,2 pada bulan Februari 2024, tidak direvisi dari angka awal, setelah angka akhir di angka 48,0 pada bulan Januari.

Penurunan ini merupakan penurunan aktivitas pabrik selama sembilan bulan berturut-turut, yang menunjukkan penurunan paling tajam sejak Agustus 2020 karena output dan pesanan baru mengalami kontraksi terbesar dalam satu tahun sementara permintaan luar negeri menyusut paling tajam dalam 11 bulan. (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.