Note

Bursa Asia Loyo, Pasar Cermati Data PMI China dan Arah The Fed

· Views 15
Bursa Asia Loyo, Pasar Cermati Data PMI China dan Arah The Fed
Bursa Asia Loyo, Pasar Cermati Data PMI China dan Arah The Fed. (Foto: Reuters)

IDXChannel - Bursa saham Asia dibuka melemah pada Senin (26/2/2024), dipengaruhi oleh pernyataan hawkish pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) pekan lalu.

Tak hanya itu, sejumlah data ekonomi di Jepang dan China juga jadi perhatian investor pekan ini. 
 
Bursa Hong Kong melanjutkan tekanan di awal pekan diikuti bursa China. Indeks Nikkei 225 Jepang masih melanjutkan kenaikan walau tipis, dan mencapai rekor kenaikan tertinggi baru di awal pekan.
 
Sementara bursa Korea Selatan dikutii bursa Australia juga melemah.
 
Bursa China sebelumnya sempat optimis tersengat sentimen kebijakan People's Bank of China (PBoC) yang memangkas suku bunga di awal 2024.
 
Pada pukul 09.14 WIB, indeks CSI 300 China di bursa Shanghai melemah 0,52 persen di level 3.471, diikuti oleh kinerja Shanghai Composite yang turun 0,44 persen. Pasar saham China masih menjadi perhatian investor karena sejumlah langkah stimulus pemerintah. (Lihat grafik di bawah ini.)

Baca Juga:
Bursa Asia Loyo, Pasar Cermati Data PMI China dan Arah The Fed Fintech Julo Dirumorkan Tengah Pertimbangkan IPO, Kapan?

Bursa Asia Loyo, Pasar Cermati Data PMI China dan Arah The Fed

 
Sementara Hang Seng Hong Kong jeblok 0,55 persen di level 16.633. Adapun indeks KOSPI Korea Selatan melanjutkan penurunan 0,8 persen di level 2.646.

Baca Juga:
Bursa Asia Loyo, Pasar Cermati Data PMI China dan Arah The Fed Kesepakatan Divestasi Saham Vale (INCO) akan Diteken Sore Hari Ini

Kontras, indeks Nikkei 225 naik 0,65 persen di level 39.352. Level ini masih menjadi level tertinggi indeks saham Jepang tersebut. Sementara indeks ASX 200 Australia juga bertenaga tipis 0,02 persen. 

Dari Tanah Air, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga dibuka melemah 0,45 persen.
 
IHSG dibuka di level 7.262 pada waktu yang sama. Pada pekan lalu,  IHSG ditutup turun 0,61 persen di level 7.295 pada Jumat (23/2).
 
Dari bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street bergerak beragam pada penutupan perdagangan jelang akhir pekan, Jumat (23/2) waktu setempat.
 
Mengutip Reuters, indeks S&P 500 (.SPX) naik 1,77 poin atau 0,03 persen ke level 5.088,8 poin, sedangkan Nasdaq Composite (.IXIC) kehilangan 44,80 poin atau 0,28 persen menjadi 15.996,82. Rata-rata Industri Dow Jones (.DJI) naik 62,42 poin atau 0,16 persen menjadi 39.131,53.

Baca Juga:
Bursa Asia Loyo, Pasar Cermati Data PMI China dan Arah The Fed Gembok Saham MMIX dan Waran Seri I MMIX-W Dibuka BEI Hari Ini

 
Indeks Nikkei 225 mengukuhkan kenaikan tertinggi sepanjang masa baru (new all time hight) dalam perdagangan pasca-liburan pada hari ini. Kinerja Nikkei 225 mengikuti reli global sejumlah saham teknologi karena laporan pendapatan Nvidia yang kuat yang meningkatkan sentimen pasar. 

Investor juga mengesampingkan pernyataan hawkish dari pejabat The Fed yang terus menolak ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal. 

Pasar menantikan data inflasi Jepang pada hari Selasa, serta produksi industri, penjualan ritel dan angka pengangguran pada minggu ini, untuk memandu prospek kebijakan ekonomi dan moneter. 

Kenaikan sejumlah saham terlihat dari indeks kelas berat seperti SoftBank Group (0,3 persen), Advantest (0,7 persen), Mitsubishi UFJ (1,1 persen), Renesas Electronics (1,5 persen) dan Shin-Etsu Chemical (2,4 persen).

Sementara bursa Hong Kong dan China melanjutkan penurunan. Kondisi ini memperpanjang pelemahan dari sesi sebelumnya dan turun dari level puncak tujuh minggu yang dicapai minggu lalu. 

Bursa Hong Kong dan China melemah di tengah mundurnya kontrak berjangka AS menjelang data PCE bulanan, yang merupakan ukuran data inflasi favorit The Fed yang akan dirilis akhir minggu ini. 

Investor juga tengah menanti pembacaan PMI bulan Februari untuk sektor manufaktur dan jasa China selama beberapa hari ke depan. 

Pada Januari, pemulihan ekonomi di China daratan juga dilaporkan masih rapuh, dengan Beijing berjuang untuk menahan risiko deflasi, krisis properti yang sedang berlangsung, dan penjualan besar-besaran saham China. (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.