Note

Harga Minyak Tertekan, Permintaan Lemah Bikin Pasar Khawatir

· Views 33
Harga Minyak Tertekan, Permintaan Lemah Bikin Pasar Khawatir
Harga Minyak Tertekan, Permintaan Lemah Bikin Pasar Khawatir. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) dan Brent masing-masing turun pada perdagangan awal pekan, Senin (26/2/2024).

Harga minyak WTI dan Brent turun menjadi sekitar USD76 per barel dan USD81,4 per barel. WTI dan Brent dalam sepekan sudah terkoreksi masing-masing 1,25 persen dan 2,58 persen.

Baca Juga:
Harga Minyak Tertekan, Permintaan Lemah Bikin Pasar Khawatir Harga Beras Masih Tinggi, Saham HOKI dan NASI Melesat Lagi

Harga minyak turun memperpanjang kerugian dari sesi sebelumnya karena ketidakpastian sisi permintaan melebihi kekhawatiran pasokan. (Lihat grafik di bawah ini.)

 Harga Minyak Tertekan, Permintaan Lemah Bikin Pasar Khawatir

Baca Juga:
Harga Minyak Tertekan, Permintaan Lemah Bikin Pasar Khawatir Kesepakatan Divestasi Saham Vale (INCO) akan Diteken Sore Hari Ini

Para analis menunjukkan kekhawatiran bahwa inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan dapat menunda penurunan suku bunga The Federal Reserve (The Fed), sehingga berpotensi membebani permintaan.

Prospek permintaan di negara importir minyak mentah utama China juga masih sangat tidak menentu meskipun ada upaya kebijakan dari Beijing untuk meningkatkan konsumsi.

Baca Juga:
Harga Minyak Tertekan, Permintaan Lemah Bikin Pasar Khawatir Gembok Saham MMIX dan Waran Seri I MMIX-W Dibuka BEI Hari Ini

Di sisi pasokan, investor memantau dengan cermat perkembangan geopolitik di Timur Tengah ketika kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran melanjutkan serangan mereka terhadap pelayaran Laut Merah.

Meski begitu, para analis mencatat bahwa perang Israel-Hamas tidak mempengaruhi pasokan minyak secara signifikan.

Pekan lalu, Risalah FOMC juga menunjukkan beberapa anggota The Federal Reserve (The Fed) menyarankan bahwa suku bunga mungkin berada pada puncaknya.

Selain itu, pandangan beberapa pejabat menunjukkan beberapa risiko terkait perkembangan inflasi, dan mengisyaratkan kenaikan suku bunga AS yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.

Sehingga fokus pasar minyak kini tertuju pada serangkaian data ekonomi penting minggu ini, serta lebih banyak sinyal dari The Fed mengenai jalur suku bunga di masa depan

Kekhawatiran atas melambatnya permintaan, terutama setelah sinyal hawkish dari The Fed, juga menjadi beban utama pada harga minyak mentah pada minggu lalu. Kondisi ini sempat menyeret harga minyak turun sekitar 3 persen persen pada hari Jumat dan juga menghapus semua kenaikan harga sebelumnya.

Kewaspadaan pasar terhadap lemahnya permintaan bahkan melebihi ancaman berlanjutnya ketidakstabilan geopolitik di Timur Tengah yang dikhawatirkan berdampak pada terganggunya pasokan.

Para investor juga memperkirakan kemungkinan penurunan suku bunga pada Mei dan Juni, seiring dengan banyaknya pejabat The Fed yang memperingatkan bahwa bank tersebut tidak terburu-buru untuk mulai memangkas suku bunga. Komentar dari beberapa pejabat The Fed juga akan disampaikan akhir pekan ini.

Data inflasi dari beberapa negara besar akan dirilis minggu ini, termasuk Jepang, Australia, zona euro, dan Amerika Serikat (AS). Tah hanya data PDB AS yang penting bagi pasar, data PMI China juga tengah ditunggu investor.

Dalam kasus AS, data indeks harga PCE – yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed – akan dirilis pada minggu ini. Data ini juga diperkirakan akan menjadi faktor dalam rencana bank sentral untuk menentukan suku bunga sepanjang 2024 nanti.

Data terbaru PDB AS diperkirakan akan menegaskan kembali bahwa meskipun pertumbuhan ekonomi tetap lebih unggul di banding negara-negara maju, namun masih melambat dibandingkan kuartal sebelumnya.

Namun pertumbuhan diperkirakan masih cukup kuat untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dan lebih lama (higher for longer) di negara ini.

Data indeks manajer pembelian dari China juga akan dirilis akhir pekan ini, dan diperkirakan akan memberikan lebih banyak isyarat mengenai melambatnya pemulihan ekonomi di negara tersebut.

Namun serangkaian langkah stimulus baru-baru ini, serta tanda-tanda peningkatan belanja konsumen, membangkitkan harapan atas pemulihan ekonomi berkelanjutan di negara importir minyak terbesar di dunia tersebut. (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.