Note

Jepang Resesi, Pemerintah Pikir-pikir Terbitkan Samurai Bond

· Views 28
Jepang Resesi, Pemerintah Pikir-pikir Terbitkan Samurai Bond
Wakil Menteri Keuangan Suahasil NazaraFoto: Achmad Dwi Afriyadi/detikFinance
Jakarta

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengkaji ulang penerbitan surat utang Samurai Bond di tengah Jepang yang mengalami resesi. Berbagai perkembangan kebutuhan dan kondisi pasar keuangan di Jepang akan terus dicermati.

"Apakah kita akan tetap menerbitkan Samurai Bond? Tentu dalam hal ini kita akan melihat perkembangan kebutuhan dan perkembangan dari perekonomian dan kondisi pasar keuangan di Jepang," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Suminto dalam konferensi pers APBN KiTA, Kamis (22/2/2024).

Samurai Bond merupakan surat utang yang berdenominasi mata uang yen Jepang. Dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan APBN, Kemenkeu memastikan pihaknya akan melihat situasi terkait market maupun perekonomian global dan domestik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sehingga dalam konteks size, timing penerbitan instrumen, demikian juga currency mix-nya kita akan betul-betul menyesuaikan dengan perkembangan. Termasuk tadi apakah dengan perkembangan perekonomian Jepang seperti tadi kita akan menerbitkan Samurai Bond? Tentu kita akan terus mencermati," terang Suminto.

Penerbitan Samurai Bond menjadi salah satu langkah pemerintah dalam mencari alternatif pendanaan. Per Januari 2024, pemerintah sudah menarik utang baru sebesar Rp 107,6 triliun yang salah satunya dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN).

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan pemerintah akan terus memantau kinerja ekonomi Jepang. Mengingat banyaknya kucuran modal asing langsung dari negara tersebut ke Tanah Air.

Perekonomian Jepang tercatat minus 0,8% pada kuartal III-2023 dan minus 0,1% di kuartal IV-2023. Pelemahan diperkirakan akan terus berlanjut sampai 2024 di mana IMF memprediksi ekonomi Negeri Sakura tersebut hanya tumbuh 0,9%.

Tak hanya Jepang, Inggris juga mengalami resesi dan menjadi perhatian pemerintah saat ini. Di kuartal III-2023, ekonomi Inggris tercatat minus 0,1% dan di kuartal IV-2023 minus 0,3%.

"Kita berharap bahwa kontraksi kontraksi di Jepang dan Inggris itu sifatnya temporary, namun tetap kita akan lihat bagaimana situasi di 2024 ini," ucap Suahasil.

(aid/hns)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.