Indeks Saham Jepang Pecah Rekor Tertinggi saat Negaranya Resesi, Kok Bisa?

Indeks saham Nikkei 2205, mencetak rekor sepanjang masa di tengah perekonomian Jepang yang dikabarkan sedang resesi. Ada sejumlah hal yang jadi penyebabnya.

Meroketnya indeks saham Nikkei 225 terjadi pada Kamis (22/2). Indeks ini sempat mencapai angka 39.029 pada perdagangan sore. Ini melampaui rekor level intraday sebelumnya sebesar 38.957,44 yang sempat dicapai pada 29 Desember 1989 silam.

Indeks itu kini berada di jalur yang tepat untuk mencapai rekor penutupan tertinggi sepanjang masa di angka 38.915,87 yang sempat tercapai 34 tahun yang lalu.

Melesatnya valuasi Nikei disebut terjadi karena sejumlah saham perusahaan chip Jepang laku keras. Pada Rabu (21/2), Nvidia diketahui membukukan pendapatan yang kuat, keuntungan kuartalan Nvidia naik 769% dari tahun lalu. Hal ini mendorong lonjakan saham Nvidia dalam perdagangan saham aftermarket alias purnajual.

Di sisi lain, saham produsen semikonduktor, Screen Holdings melonjak 9,8%. Screen Holdings adalah salah satu saham berkinerja terbaik Nikkei. Sementara harga saham Advantest, yang memasok peralatan pengujian untuk industri chip, melonjak 5,8%. Adapun saham Tokyo Electron, yang menjual peralatan produksi elektronik dan semikonduktor, menguat 4,6%.

Pasar ekuitas Jepang mengalami tahun yang luar biasa pada 2023. Kenaikan indeks Nikkei di angka 28% menjadikannya sebagai salah satu pasar dengan kinerja terbaik di Asia. Sepanjang tahun ini, indeks Nikkei tercatat telah melonjak 17%.

"Meskipun (reli) ini sebagian didukung oleh arus masuk asing yang membeli saham-saham besar, hal ini terutama didorong oleh faktor fundamental," ucap Spesial di T Row Price, Daniel Hurley, dikutip dari CNN, Kamis (22/2/2024).

Hurley kemudian mengungkap, bahwa pelemahan mata uang yen juga menjadi salah satu faktor utama yang mendorong kenaikan pasar saham.

Yen telah melemah lebih dari 6% terhadap dolar AS sepanjang 2034. Pelemahan terjadi setelah valuasi yen turun sekitar 8% terhadap greenback pada 2023.

Melemahnya yen pun menguntungkan eksportir Jepang dan membuat saham perusahaan-perusahaan negara tersebut lebih murah bagi investor asing.

Hurley lantas mengatakan perusahaan-perusahaan teknologi Jepang memiliki prospek yang cerah seiring dengan melonjaknya permintaan kecerdasan puntaru atau artificial intellegence (AI). Agar Jepang dapat mempertahan reli tersebut, Hurley berpesan 'Negeri Matahari Terbit' harus mendalami berbagai hal.

"Jepang harus memperdalam reformasi tata kelola perusahaan, yang akan semakin meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham," tegasnya.

Pemerintah Jepang sendiri diketahui menerapkan reformasi tata kelola perusahaan sejak 2013. Regulasi itu diteken agar dunia usaha Jepang lebih akuntabel kepada emegang sahamnya, serta mendorong pertumbuhan berkelanjutan.