Bank Banten Kikis Defisit Sebesar 0,89 Persen Jadi Rp2,87 Triliun pada Tahun Lalu

Pasardana.id – PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (IDX: BEKS) atau Bank Banten meraih laba bersih sebesar Rp26,591 miliar pada tahun 2023, atau membaik dibanding tahun 2022 yang tercatat rugi bersih sedalam Rp239,28 miliar.

Meski demikian, hasil itu hanya dapat memangkas saldo rugi atau defisit 0,89 persen secara tahunan menjadi Rp2,87 triliun pada tahun 2023.

Direktur Utama BEKS, Muhammad Busthami menjelaskan, perseroan telah berhasil melakukan program efisiensi biaya melalui negosiasi ulang terhadap biaya kerjasama dengan penyedia jasa pihak ketiga, efektivitas kegiatan operasional dan usaha serta melakukan pemantauan dan pengendalian biaya operasional dan umum lainnya.

Dari program efisiensi biaya tersebut, biaya operasional lainnya di tahun 2022 yang tercatat sebesar Rp538,67 miliar turun menjadi Rp260,59 miliar di tahun 2023, sehingga terdapat penghematan yang signifikan sebesar Rp278,08 miliar.

Dengan demikian, rasio BOPO Bank juga mengalami perbaikan sebesar 60,79 persen, dimana di tahun 2022, BOPO yang tercatat sebesar 155,94 persen menjadi 95,19 persen di tahun 2023.

“Growth Acceleration yang menjadi tekad Bank Banten di tahun 2023 tercermin dalam pencapaian kinerja,” tulis dia dalam laporan tahunan 2023 yang diunggah, Selasa (20/2/2024).

Ia merinci, pendapatan bunga tahun 2023 tercatat sebesar Rp452,76 miliar.

Beban bunga tahun 2023 sebesar Rp256,48 miliar, turun sebesar Rp41,99 miliar atau 14,53 persen dibandingkan dengan tahun 2022.

Alhasil, pendapatan bunga bersih tahun 2023 tercatat sebesar Rp196,27 miliar, meningkat 25,57 persen atau sebesar Rp39,97 miliar dibandingkan tahun 2022.

Adapun asal pendapatan bunga tersebut datang dari penyalurkan kredit sebesar Rp3,7 triliun.

Sesuai dengan strategi penataan ulang, target pasar Bank Banten lebih banyak menyalurkan kredit konsumsi dibanding kredit investasi atau kredit modal kerja.

Penyaluran kredit konsumer ini berkontribusi sebesar 84,56 persen dari total penyaluran kredit Bank pada tahun 2023 yang mencapai Rp3,7 triliun, sedangkan penyaluran kredit komersial untuk posisi tahun 2023 sebesar Rp256,68 miliar atau sebesar 6,92 persen dari total penyaluran kredit Bank.

Peningkatan kredit diikuti dengan penataan portofolio kredit dan penerapan manajemen risiko yang semakin baik.

Hal ini tercermin dari turunnya NPL Bank Banten di tahun 2023.

NPL Gross dan NPL Net masing-masing sebesar 9,36 persen dan 1,09 persen di tahun 2023.

Sementara pada tahun 2022, NPL Gross dan NPL Net masing-masing sebesar 9,45 persen dan 1,39 persen.

“Penurunan NPL gross dan NPL net itu membuktikan bahwa Bank Banten menyalurkan kredit sesuai dengan prinsip kehati-hatian,” tulis dia.

Pada sisi lain, lanjut dia, Bank Banten menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp3,7 triliun pada tahun 2023, turun sebesar 10,25 persen dari tahun 2022 yang tercatat sebesar Rp4.165 triliun.

Penurunan DPK merupakan bentuk strategi bank dalam penekanan dana mahal, Bank terus berupaya meningkatkan rasio dana murah dalam struktur pendanaan untuk mengurangi biaya dana dan optimalisasi Net Interest Income (NII).

“Keberhasilan Bank dalam melakukan efisiensi dan optimalisasi Net Interest Income (NII), sehingga di tahun 2023 telah mencatatkan laba bersih sebesar Rp26,59 miliar,” papar dia.

Di sisi lain, permodalan Bank Banten mengalami penguatan, tercermin dari rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) yang meningkat.

Pada tahun 2023, KPMM dengan memperhitungkan risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional tercatat sebesar 44,72 persen, naik dari tahun 2022 yang tercatat sebesar 43,38 persen.