Note

Saham Sektor Ini Diprediksi Bakal Cuan Usai Pemilu? Intip Kata Analis

· Views 31
Saham Sektor Ini Diprediksi Bakal Cuan Usai Pemilu? Intip Kata Analis
Saham Sektor Ini Diprediksi Bakal Cuan Usai Pemilu? Intip Kata Analis. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Hasil sementara Pilpres 2024 disambut positif di pasar modal Indonesia yang tercermin dari kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan lalu, sehari setelah libur pemungutan suara 14 Februari. Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, IHSG ditutup naik 1,30% di level 7.303 dengan nilai transaksi Rp 16,64 triliun pada perdagangan Kamis (15/2).

Pada perdagangan akhir pekan, Jumat (16/2), IHSG naik lagi 0,44% di level 7.355 dengan nilai transaksi Rp 16,57 triliun. Dalam riset harian terbarunya, Trimegah Sekuritas Indonesia memprediksi selain efek Pilpres, sentimen lain yang akan menjadi penggerak pasar saham sepekan ini (19-23 Februari) yakni pengumuman data neraca transaksi berjalan (current account) dan pengumuman Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) soal BI Rate (diprediksi ditunda).

Baca Juga:
Saham Sektor Ini Diprediksi Bakal Cuan Usai Pemilu? Intip Kata Analis Telkom (TLKM) Merger Aset Fiber Optik ke InfraCo di 2025, Tak Termasuk Aset MTEL

“Data penting lain yang harus ditunggu adalah survei konsumen dan penjualan ritel karena besarnya dampak pemilu akan membuka peluang adanya kejutan positif,” tulis riset Trimegah.

Lantas dengan hasil sementara Pilpres 2024, akankah berdampak besar ke saham-saham emiten yang beririsan dengan visi misi dan program kerja para paslon tersebut?

Baca Juga:
Saham Sektor Ini Diprediksi Bakal Cuan Usai Pemilu? Intip Kata Analis Saham MTEL Masukk Indeks LQ45

Mengacu kepada debat capres dan cawapres Komisi Pemilihan Umum (KPU), beberapa kali program terkait digitalisasi yang kerap didengungkan, yang akan berkorelasi dengan saham-saham sektor telekomunikasi (telco) dan jasa pendukungnya, termasuk menara telco.

Untuk digitalisasi, salah satu paslon berkomitmen akan melakukan penguatan pendidikan, sains dan teknologi, serta digitalisasi yang berhubungan erat dengan teknologi informasi, internet, dan lainnya. Bahkan Paslon ini akan mengupayakan alokasi dana riset dan inovasi di sektor ini bisa mencapai 1,5-2% dari PDB dalam 5 tahun.

Baca Juga:
Saham Sektor Ini Diprediksi Bakal Cuan Usai Pemilu? Intip Kata Analis Masuk LQ45, Saham MTEL Bakal Diakumulasi dan Berpotensi Terbang

Sektor pendukung telekomunikasi seperti menara telco pun diprediksi mendapatkan keuntungan karena program ini besar kemungkinan akan mengerek peningkatan pembangunan infrastruktur menara telekomunikasi, terutama di daerah yang belum terjangkau sinyal telekomunikasi.

Sebagai informasi, laporan We Are Social mengungkapkan, jumlah pengguna internet di Indonesia sudah menembus 213 juta orang per Januari 2023, atau setara dengan 77% dari total populasi Indonesia yang mencapai 276,4 juta orang. Jumlah pengguna ini naik 5,44% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 202 juta orang.

Berdasarkan data emiten di BEI, setidaknya terdapat 10 emiten menara telco yang bisa menjadi perhatian investor, dengan tiga besar pemain didominasi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel yang disokong BUMN Grup Telkom, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dari grup taipan Djarum, dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) milik Grup Saratoga.

Performa Saham 10 Emiten Menara Telco 3 Bulan Terakhir

Ticker

Emiten

Market Cap (Rp T)

%

MTEL

Dayamitra Telekomunikasi

56

+0,8

TOWR

Sarana Menara Nusantara

45

-8

TBIG

Tower Bersama Infrastructure

43

-3

SUPR

Solusi Tunas Pratama

45

-

IBST

Inti Bangun Sejahtera

6

-14

BALI

Bali Towerindo Sentra

4

+30

CENT

Centratama Telekomunikasi Indonesia

2

-23

GHON

Gihon Telekomunikasi Indonesia

1

+4

GOLD

Visi Telekomunikasi Infrastruktur

0,370

-6

LCKM

LCK Global Kedaton

0,296

+3

Sumber: IDX, diolah

Riset Samuel Sekuritas Indonesia (SSI) per 16 Februari lalu pun merekomendasikan tiga saham emiten menara telco ini sebagai pilihan terbaik bagi investor. Misalnya MTEL, direkomendasikan beli dengan target harga Rp920/saham, naik 38% dari harga saat riset saham ini dilakukan. Adapun konsensus target harga saham MTEL yakni di angka Rp897/saham.

Pada perdagangan Jumat akhir pekan lalu (16/2), saham MTEL ditutup stagnan di Rp665/saham dengan nilai transaksi Rp19,20 miliar dan volume perdagangan 29 juta saham.

Saham Sektor Ini Diprediksi Bakal Cuan Usai Pemilu? Intip Kata Analis

Sementara itu, saham TOWR juga disarankan beli dengan target harga Rp 1.310/saham dan konsensus target harga saham TOWR yakni Rp1.249/saham.

Selanjutnya, saham TBIG direkomendasi hold atau tahan dengan target harga Rp2.040/saham dan konsensus target harga saham TBIG yakni Rp2.367/saham. Pada perdagangan Jumat lalu, saham TOWR ditutup naik 0,57% di Rp880 dan nilai transaksi Rp22 miliar, sedangakn saham TBIG merosot 0,53% di Rp1.885/saham, dengan nilai transaksi Rp10 miliar.

Tahun lalu, Samuel Sekuritas pernah menyematkan label overweight pada saham emiten menara telco, artinya kenaikan saham sektor ini diprediksi melebihi saham sektor lainnya, karena pertumbuhanya dinilai prospektif dalam beberapa tahun ke depan.

Meski terjadi perlambatan jangka pendek akibat dampak konsolidasi operator telco, Samuel Sekuritas optimistis terhadap prospek jangka panjang sektor emiten menara telco yang didukung hadirnya era 5G dan tingginya permintaan jaringan serat optik (fiber optic).

Riset terbaru analis BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis juga memberikan kategori overweight untuk saham-saham emiten menara telco. Menurut Niko, selain tipikal bisnis menara yang strategis, pihaknya memperkirakan pendapatan akan tumbuh 6% secara tahunan (year on year) dan laba bersih juga naik 11% yoy.

Niko menjelaskan, katalis saham sektor ini di antaranya terdorong peningkatan pernintaan bisnis fiber optik di Pulau Jawa dan bisnis penyewaan menara (tenant) di luar Jawa, bisnis yang dijaga dengan peluang akuisisi atas aset-aset yang menghasilkan pendapatan saat ini.

“Konsolidasi operator telco yang sedang berlangsung akan meningkatkan skala dan peluang penetrasi telekomunikasi yang lebih dalam di luar Jawa,” tulis Niko dalam riset 8 Januari 2024.

Dengan pertimbangan itu, BRI Danareksa memberikan target harga saham MTEL di level Rp 960/saham atau 44,36% dari harga penutupan per 16 Februari lalu. “Mitratel adalah pilihan utama kami, mengingat leverage [utang] mereka relatif rendah, keuntungan kolokasi yang lebih tinggi serta keunggulan komparatif mereka di wilayah luar Jawa,” kata Niko. (*)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.