Note

Pasar Makin Tak Pasti, Bursa Asia Merah

· Views 36
Pasar Makin Tak Pasti, Bursa Asia Merah
Pasar Makin Tak Pasti, Bursa Asia Merah. (Foto: Reuters)

IDXChannel - Bursa saham Asia sebagian besar dibuka merah pada perdagangan Selasa (20/2/2024). Penurunan sejumlah indeks Asia ini sebagian dipengaruhi oleh sentimen penurunan suku bunga dan arah Wall Street.

Bursa Hong Kong menghijau setelah sempat mengalami tekanan di awal perdagangan sesi sebelumnya.

Baca Juga:
Pasar Makin Tak Pasti, Bursa Asia Merah Harga Tak Wajar, Saham Pioneerindo Gourmet (PTSP) Masuk Radar UMA BEI

Indeks Nikkei 225 Jepang masih melanjutkan penurunan setelah sempat mencapai rekor kenaikan tertinggi pada sesi pekan lalu.

Sementara bursa Korea Selatan dan China kembali melemah, dikutii bursa Australia.

Baca Juga:
Pasar Makin Tak Pasti, Bursa Asia Merah Prediksi IHSG Hari Ini: Bergerak Fluktuatif, Cek Saham Berpotensi Untung

Bursa China juga merah tersengat sentimen kebijakan People's Bank of China (PBoC) tentang suku bunga terbaru.

Pada pukul 09.15 WIB, indeks CSI 300 China melemah tipis 0,021 persen di level 3.403, diikuti oleh kinerja Shanghai Composite yang turun 0,031 persen. Pasar saham China masih menjadi perhatian investor untuk melihat bagaimana dampak liburan Imlek dapat mendorong perekonomian negeri Tirai Bambu kembali bangkit.

Baca Juga:
Pasar Makin Tak Pasti, Bursa Asia Merah BEI Buka Gembok Saham KARW dan GTRA Hari Ini

Sementara Hang Seng Hong Kong malah menguat tipis 0,19 persen di level 16.185,9. Adapun indeks KOSPI Korea Selatan anjlok paling dalam hingga 1,01 persen persen di level 2.653. Begitu juga indeks Nikkei 225 terkoreksi tipis 0,011 persen di level 38.466. Namun, ini masih menjadi level tertinggi indeks saham Jepang tersebut. Sementara indeks ASX 200 Australia juga melemah 0,3 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)

Dari Tanah Air, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat tipis 0,29 di pekan pasca adanya gelaran pemilihan umum (pemilu) 2024.

IHSG dibuka di level 7.312 pada waktu yang sama. Sebelumnya,  IHSG ditutup turun 0,53 persen di level 7.296 pada sesi awal pekan (19/2).

Dari bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street masih dalam suasana liburan sehingga tutup. Namun Wall Street mengalami penurunan pada penutupan perdagangan jelang akhir pekan, Jumat (16/2/2024) waktu setempat.

Indeks S&P 500 (.SPX) turun 0,48 persen, berakhir pada 5.029,67 poin, sedangkan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 0, 82 persen dan Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 0,37 persen.

Setelah menguat selama lima minggu berturut-turut, ketiga indeks Wall Street mencatatkan penurunan mingguan.

Dalam laporan terbaru Departemen Tenaga Kerja AS , inflasi harga produsen meningkat lebih dari perkiraan pada Januari. Kondisi ini menambah kekhawatiran bahwa inflasi akan meningkat setelah berbulan-bulan mengalami penurunan.

Sementara indeks Nikkei 225 Jepang tertopang saham teknologi terus mendukung pasar. Sementara itu, investor tetap berhati-hati di tengah memudarnya peluang penurunan suku bunga lebih awal secara global.

Sementara S&P/ASX 200 Australia turun disebabkan oleh saham pertambangan dan energi yang memimpin penurunan di tengah melemahnya harga komoditas.

Investor juga dengan hati-hati menunggu risalah pertemuan kebijakan Reserve Bank of Australia terbaru untuk mendapatkan petunjuk mengenai jalur suku bunga domestik. Kerugian di sektor komoditas dipimpin oleh emiten pertambangan seperti BHP Group, Fortescue Metals, Rio Tinto, Pilbara Minerals dan Woodside.

Dari Korea Selatan, Indeks Sentimen Konsumen Gabungan (CCSI) negeri Gingseng naik menjadi 101,9 poin pada Februari 2024 dari 101,6 pada bulan sebelumnya.

Selain itu, People's Bank of China (PBoC) mempertahankan suku bunga pinjaman 1 tahun tetap stabil di 3,45 persen pada penetapan bulan Februari namun memangkas suku bunga 5 tahun, yang menjadi referensi untuk hipotek, sebesar 25bps menjadi 3,95 persen.

Suku Bunga di China rata-rata sebesar 4,31 persen dari tahun 2013 hingga 2024, mencapai rekor tertinggi sepanjang masa sebesar 5,77 persen pada bulan April 2014 dan rekor terendah sebesar 3,45 persen pada bulan Agustus 2023.

Kebijakan ini diambil bank sentral China tersebut di tengah upaya untuk mencegah lebih banyak tekanan pada yuan dan pasar saham, serta krisis properti yang berlarut-larut di negeri tersebut. (ADF)

Disclaimer: The content above represents only the views of the author or guest. It does not represent any views or positions of FOLLOWME and does not mean that FOLLOWME agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the FOLLOWME community, the community does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

FOLLOWME Trading Community Website: https://www.followme.com

If you like, reward to support.
avatar

Hot

No comment on record. Start new comment.