ANALIS MARKET (19/2/2024) : Ada Potensi IHSG Terkoreksi Sedikit ke Area Support 7270-7280

Pasardana.id – Riset harian NH Korindo Sekuritas menyebutkan, S&P 500 ditutup melemah pada perdagangan Jumat (16/2), menghentikan kenaikan beruntun selama lima minggu karena data minggu ini menunjukkan inflasi tetap mengendalikan spekulasi investor pada penurunan suku bunga lebih cepat.

Namun, S&P 500 masih mampu ditutup di atas 5.000 untuk keempat kalinya tahun ini berkat pendapatan perusahaan yang kuat dan melonjaknya antusiasme seputar kecerdasan buatan (AI).

S&P 500 turun 0,5%, Nasdaq Composite yang penuh dengan saham-saham teknologi tergelincir 0,6%, dan indeks blue-chip Dow Jones Industrial Average turun 0,4%.

Sebagian besar saham-saham megacap merosot, dengan Meta Platforms turun 2,2% dan menyeret indeks layanan komunikasi S&P 500 turun 1,56%.

Imbal hasil obligasi mengalami kenaikan akibat indeks harga produsen semakin menguat sehingga mengurangi prospek penurunan suku bunga. Imbal hasil obligasi melonjak, dengan imbal hasil obligasi bertenor 2 tahun naik 8 basis poin menjadi 4,652% karena spekulasi mengenai penurunan suku bunga setelah indeks harga produsen AS naik 0,3% di bulan Januari dari 0,1% di bulan Desember, yang mampu berada di atas ekspektasi para ekonom yang memperkirakan penurunan sebesar 0,1%. Adapun, laporan PPI yang lebih kuat didorong oleh kenaikan 0,5% dalam layanan perdagangan.

Sementara itu, dua pejabat the Fed menyatakan kewaspadaan mereka. Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan bahwa ia membutuhkan lebih banyak bukti bahwa tekanan inflasi mereda, namun terbuka untuk menurunkan suku bunga di beberapa titik dalam beberapa bulan ke depan. Presiden Fed San Francisco Mary Daly mengatakan “masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan” untuk memastikan harga-harga yang stabil, meskipun ada kemajuan yang luar biasa.

Dari sisi komoditas, harga minyak ditutup lebih tinggi pada hari Jumat karena ketegangan geopolitik di Timur Tengah lebih dari sekadar mengimbangi perkiraan dari International Energy Agency untuk memperlambat permintaan. Minyak mentah berjangka Brent ditutup naik 61 sen, atau 0,74% pada USD83,47 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS menetap USD1,16, atau 1,49%, lebih tinggi pada USD79,19 dengan kontrak Maret yang akan berakhir pada hari Selasa. Kontrak April naik 87 sen menjadi USD78,46. Untuk minggu ini, Brent naik lebih dari 1% dan patokan AS naik sekitar 3%. Pada hari Kamis, IEA mengatakan pertumbuhan permintaan minyak global kehilangan momentum dan memangkas proyeksi pertumbuhan tahun 2024. Badan ini memperkirakan pertumbuhan permintaan minyak global akan melambat menjadi 1,22 juta barel per hari (bph) pada 2024, sekitar setengah dari pertumbuhan yang terlihat tahun lalu, sebagian karena perlambatan tajam pada konsumsi China. Sebelumnya, diperkirakan pertumbuhan permintaan tahun 2024 sebesar 1,24 juta barel per hari. OPEC (Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak) memperkirakan bahwa penggunaan minyak akan terus meningkat selama dua dekade mendatang.

IHSG resmi terhenti di area Resistance 7370, selangkah lagi mencapai titik all-time-high 7400 di tengah euphoria pasar saham terkait spekulasi PEMILU PILPRES satu putaran semakin terkonfirmasi. Menilai arus beli asing yang semakin menderas, ada kemungkinan bullish wave ini masih mampu dipertahankan walau terbatas.

Namun apabila sekiranya IHSG perlu pullback sejenak, maka analis NH Korindo Sekuritas menilai Support 7220-7200 masih menopang trend naik ini, dan oleh karenanya bisa gunakan momentum tersebut (jika terjadi) sebagai kesempatan untuk BUY ON WEAKNESS.

“IHSG lanjut rally ke area resistance di 7360-7377. Ada potensi untuk koreksi sedikit ke area support 7270-7280,” sebut analis NH Korindo Sekuritas dalam riset Senin (19/2).